Perubahan

5.5K 160 7
                                    

Hallo readersku, maaf ya baru bisa up lagi, soalnya lagi sibuk-sibuknya sekarang, buat kalian yang masih setia dan sabar nungguin kelanjutan ceritaku, tengkyu very much👍💜

Gamau banyak basa basi lagi, ntar ceritanya jadi nggak menarik lagi, kayak aku di mata dia. Xixixi.

Happy reading💜


Sudah 2 minggu Anita pergi dari rumah, akhirnya Anita memilih untuk kembali.

Dan hari ini adalah hari ke 7 Anita di rumah Nandan. Memang benar, sikap dan perlakuan Nandan berubah, sangat berubah, tapi itu tidak membuat kepercayaan Risa bisa kembali dengan begitu cepatnya.

Anita baru saja memasuki kamarnya, dan mendapati Nandan yang tengah menatap layar persegi yang ada di depannya.

"Hai ... lagi ngapain?" tanya Anita.

"Lo tahu sendirilah gue lagi ngapain. Hehe ..." jawab Nandan cengengesan.

"Oh ... oke, silakan dilanjutin." Ucap Anita yang kemudia bergegas keluar, tapi ditahan oleh Nandan.

"Hey ... Anita." Panggil Nandan.

Kemudian Anita berbalik menghadap ke arah Nandan.

"Kenapa, Al?" tanya Anita.

"Boleh peluk, nggak?" tanya Nandan lirih.

"Tentu saja boleh." Jawab Anita kemudian mendekati Nandan.

Anita kemudian mendekatkan dirinya ke arah Nandan, memeluk Nandan dengan erat, rasanya Anita tidak bisa marah pada Nandan meskipun disakiti berulang kali oleh Nandan.

"Tumben minta dipeluk, kenapa?" tanya Anita.

"Nggak apa-apa kok, Sayang." Jawab Nandan.

Ucapan 'sayang' yang baru saja keluar dari mulut Nandan mampu membuat Anita bungkam, pipinya memerah, jantungnya berdetak tak seperti biasanya, karena itu adalah kali pertama Nandan memanggilnya dengan embel-embel 'sayang.'

"Hey ... Sayang." Panggil Nandan karena tak mendengar suara Anita.

"Eh ... iya, Al?" tanya Anita.

"Kenapa? Kok diem? Gue ada lakuin salah lagi, kah?" tanya Nandan.

"Eh ... nggak kok, lagi mikirin sesuatu aja tadi, sedikit, sedikit banget." Jawab Anita.

Nandan melepas pelukannya pada Anita, kemudian menatap lekat mata iris mata hitam kecoklat-coklatan milik Anita.

"Kenapa?" tanya Anita.

"Sino duduk dulu, gue mau nanya sesuatu." Titah Nandan seraya menepuk-nepuk tempat kosong di sampingnya.

Anita manut, mengambil tempat duduk di samping Nandan kemudian menatap balik ke arah Nandan.

"Ada apa?" tanya Anita.

"Seminggu yang lalu, lo kabur ke mana?" tanya Nandan pelan.

"Penting?" tanya balik Anita.

"Sangat penting." Jawab Nandan.

"Oke, waktu itu, aku pulang ke rumah Mama, aku pikir kamu bakalan cari aku, tapi ternyata nggak. Aku terlalu geer, aku terlali berharap sama kamu, terlalu berharap kamu bisa cinta sama aku, aku terlalu berharap kamu akan cariin aku, tapi nyatanya nihil, kamu bahkan nggak mencoba untuk mencariku." Jawab Anita mengalihkan padangannya ke lain arah, menghindari kontak mata dengan Nandan.

"Gue pernah cari lo ke rumah lo, tapi gue dilarang sama Andra, bahkan dia ngusir gue, dia nggak ngasi gue buat ketemu sama elo. Gue sering mencoba buat cariin elo ke sana, tapi nggak ada yang ngizinin gue buat nemuin elo, jadi pada akahirnya gue menyerah untuk mencari elo, gue emang yakin kalau elo emang ada di rumah lo, tapi izin yang nggak gue dapetin, Ta." Jelas Nandan seraya menatap lekat ke arah Anita yang ketika itu tengah menatapnya balik.

Kesabaran Seorang Istri (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang