Holla mantemannn, aim back nihh. Nunggungnya kelamaan ya? Kek nunggu kepastian doi? Ehh ... maaf kalo bener:v
Kalo ada typo, dikomen yaa. Dan kalo ada kesalahan kata atau penempatan kata yang salah, koreksi ya manteman.
Dahlah, gak mau banyak bacot dan cincong, cussss lanjot baca!
"Kamu pikir aku jera dengan rasa sakit? Tentu saja tidak. Sebab sejak dulu, kamu sudah seringkali menorehkan sakit pada diriku. Everything not okay, but i'm okay."
Malam ini, entah kenapa Anita terlihat begitu cantik dan anggun di mata Nandan. Nandan tidak bisa membohongi diri lagi untuk tidak memuji istrinya itu. Terlebih, ini kali pertamanya Nanda melihat dandanan Anita se-wow ini.
Malam ini, Anita mengenakan dress selutut dengan warna lilac. Ukurannya yang sangat pas di tubuh mungil Anita membuatnya semakin berkilau. Rambut coklatnya di gerai dengan ujung bergelombang. Yang semakin membuatnya anggun, yaitu high heels yang senada dengan dress yang dikenakannya.
Nandan masih setia memperhatikan penampilan Anita dari atas hingga bawah; dari rambut sampai ujung kaki. Tapi si empu yang duperhatikan nampak biasa-biasa saja; tidak gugup sedikit pun ditatap seintens itu oleh Nandan.
Nandan masih memperhatikan Anita
Sedangkan orang yang diperhatikan nampak biasa-biasa saja.'What's wrong with Anita? Biasanya kalo gue tatap kayak gini pasti salting, sekarang kok nampak biasa aja? Apa dia masih marah banget sama gue? Ya ... gue tahu gue emang bodoh banget,' batin Nandan seraya menggaruk tengkuk merasa kikuk dan canggung dengan situasi mereka saat ini.
"Udah?" tanya Nanda akhirnya membuka pembicaraan setelah acara tatapan intens nya.
Anita menganggukkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan yang Nandan lontarkan.
Entah perasaannya atau bagaimana, tapi sejak kejadian pagi tadi di kafe perasaannya mulai terasa biasa saja meski Nandan bersikap manis. Apa ini yang dinamakan titik jenuh? Anita bertanya-tanya hak itu sejak tadi pada dirinya sendiri.
Yah, Anita mulai sadar bahwa perasaannya pada Nandan mulai memudar dan mungkin saja sebentar lagi akan terkubur dalam-dalam. Anita berharap itu benar-benar terjadi. Anita cukup lelah dengan semuanya.
Sadar atau tidak sadar, Nandan menarik lembut pergelangn tangan Anita untuk membawanya sampai hingga ke depan mobil.
Nandan membukakan Anita pintu saat Anita sudah bersiap untuk membuka pintunya. Anita sedikit terperangah karena perlakuan Nandan yang benar-benar aneh menurutnya.
Jika biasanya Anita akan meminta Nandan membukakan pintu mobil untuknya, dan selalu berakhir penolakan dari Nandan. Tapi kali ini berbeda, Nandan melakukannya tanpa diminta.
Dengan rasa terkejutnya, Anita menduduki jok samping kemudi. Dia mencoba merasakan apakah jantungnya berdegup kencang, nyatanya tidak.
Harusnya Anita bahagia, harusnya sekarang Anita merasakan wajahnya memanas akibat perlakuan manis Nandan. Tapi kenapa semua malah berbalik? Anita bingung akan dirinya.
Suara pintu mobil ditutuo dengan cukup keras membuyarkan lamunan Anita. Dia menatap ke arah samping, di mana Nandan berada.
"Kamu aneh, Nandan."
___
Sesampainya di lokasi tempat pesta digelar. Nandan memarkirkan mobil Brionya dengan rapih berjejer dengan mobil-mobil para konglomrat lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesabaran Seorang Istri (Proses Revisi)
RomanceCinta? Menurutmu definisi cinta itu seperti apa? Kalau menurutku, cinta itu ... kamu.