Captain, I Love You! [HIATUS!]

chapter 7

kelak, menyesalmu adalah bukti keberhasilanku berdamai dari luka.
yang membuatku semakin terbiasa
tanpa adalagi hal-hal tentang—kita.

***

(Anggap aja itu undangannya)

****

The wedding
Minggu, 15 April 2016

Muhammad Naufal Rifaldi S.
Dan
Nella fahrizza khaula.

Kanesa menoleh menatap Naufal meminta penjelasan.

"Maaf Kanesa, aku dijodohin oleh ayah dengan Nella anaknya temen ayahku. Sebenarnya aku sendiri juga menolak tapi ayah mengancam ku" Naufal menghela nafas berat.

"Jadi, lo datang ke sini cuma bilang nyesel dan ngasih ini?" Tanya Kanesa tak menyangka.

"Sumpah yah gue ngga habis pikir kenapa ada cowok kaya lo, yang bisanya cuma nyakitin perasaan gue" Kanesa menyeka air matanya kasar, berharap air mata itu tidak menetes lagi.

"Nes bukan itu mak-----"

"Udah deh lo pulang aja dan gue ngga akan pernah mau ketemu sama lo lagi" sentak Kanesa dengan suara bergetar menahan tangis.

Kanesa bangkit dari duduknya tanpa sepatah katapun Kanesa berlalu meninggalkan Naufal.

Sedangkan Naufal tidak bisa menahan Kanesa, dirinya hanya bisa menatap punggung Kanesa yang semakin menjauh.

Kanesa masuk kedalam kamar, menghempaskan tubuhnya dengan posisi tengkurap dan kepalanya ia benamkan dibawah bantal agar tangisnya tak terdengar oleh siapa pun.

Pintu terbuka, Riana masuk kedalam kamar Kanesa. Ia mendekati putrinya yang sedang menangis.

"Kanesa, heyy liat bunda sayang" Riana menarik tangan Kanesa agar menghadapnya.

Kanesa menggelengkan kepalanya.

Riana menghela nafas, "bunda tau apa yang kamu rasain sekarang, tapi bunda gamau kamu berlarut larut dalam kesedihan begini"

"Dan bunda tau kamu belum sepenuhnya ngelupain Naufal, obat yang paling mujarab untuk melupakan seseorang itu yah mencoba untuk membuka hati lagi" Riana mengelus punggung sang putri.

"Coba deh sini liat bunda" Riana kembali menarik tangan Kanesa.

Mau tak mau Kanesa pun bangun, ia hanya menunduk tak berani menatap bundanya.