Semilir angin terasa sejuk membelai wajah, keheningan menjelma sedari tadi. Tak ada satupun tanda-tanda dua insan ini akan memulai pembicaraan.
Laki-laki itu mengalihkan pandangan, menatap gadis di sampingnya sangat lekat seolah kali ini adalah terakhir kalinya mereka bertemu.
"Will you hug me?" Gadis itu masih bergeming dengan pandangan kosong ke depan, hingga beberapa saat kemudian menganggukan kepala secara kaku.
Rengkuhan ini sangat erat, menciptakan perasaan nyaman yang seharusnya mereka tepis jauh-jauh sebelum perasaan yang selama ini di kubur dalam kembali muncul dan menimbulkan masalah. Gadis itu mengakui bahwa sekarang ia merasa terlindungi. "Apapun yang bakalan terjadi gue tetap cinta sama lo. I'm promise."
Srettt.
Dorr!
Sempat menegang beberapa saat karena mendengar sebuah tembakan, lengannya lebih erat merengkuh laki-laki di depannya ini. Lambat laun tubuh yang berada di dekapannya serasa kehilangan keseimbangan membuatnya sedikit terhuyung.
Mata bulat itu mengerjap tak percaya saat ada darah yang mulai merembes keluar dari kepala lelaki ini.
Darah itu mengalir deras, bau amis yang mengenai baju sang gadis masih tak ia hiraukan. Kelopak mata lelaki itu mengerjap semakin pelan seperti terasa berat untuk terbuka.
"GISYA!"
byurrr.
"Aww!""Ck, dasar ceroboh."
Gisya meringis pelan saat Alfa mengoleskan salep pada tangannya. Kejadian tumpahnya segelas kopi di cafe tadi membuat ia segera di bawa Alfa ke taman yang tak jauh dari sana.
"Mikirin apa tadi?" Gisya mengalihkan pandangan dari iris hitam pekat itu. Alfa yang melihat Gisya hanya diam ikut mengalihkan pandangannya.
"Gue mau balikin ini."
Alfa masih bergeming saat Gisya memberikan amplop berisi cek. "Gue gak tahu apa yang ada di pikiran lo, selama ini gue belum ngasih tahu siapa yang udah bunuh ayah lo."
"Yang jelas, Bukan ayah gue orangnya. Lo tahu om Farhan? Ayahnya si Kiki. Itu orang yang udah bunuh ayah lo." Alfa masih diam, memandang lurus ke depan seolah di sampingnya tak ada siapa-siapa.
"Tolong jawab jujur pertanyaan gue kali ini. Apa lo yang mau nabrak gue malam hari tepat di depan minimarket dekat rumah gue?"
Alfa mengalihkan pandangan, menatap gadis di sampingnya ini dengan lekat. Gisya menunggu dengan jantung yang berdebar keras. Tak terasa kedua tangannya pun saling meremas ketakutan.
"Will you hug me?" Mulutnya tak dapat ia kontrol, kata-kata itu lebih mirip seperti bisikan. Tapi melihat gadis di depannya ini menegakkan badan dan berdiri menjauh, ia sadar bahwa bisikannya sampai pada telinga gadis itu.
"JANGAN MENDEKAT!"Gisya berteriak histeris saat Alfa ikut terbangun dari duduknya. Ia semakin melangkah mundur, air matanya sudah mengalir tak dapat di bendung lagi. "Mulai saat ini jangan deketin gue dan jangan cari gue lagi!" bisik Gisya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Power Of Stalker
Misteri / Thriller[SELESAI️️] Cover by: @chrystalstories Berawal dari pertemuan yang tidak sengaja ketika Gisya terlambat datang ke sekolah. Ia bertemu dengan Alfa, kakak kelas yang tampan menurut Assyila. Padahal menurut Gisya, Alfa itu biasa saja. "Gimana, lo mau...