19. Tak Lagi Sama

803 126 17
                                    

Follow akun wattpad & instagram Delaa_rossa ya!

Happy reading :)

〰️〰️〰️

"Bang—"

Mobil sport berwarna hitam itu hanya melewatinya. Tak ada sapaan seperti biasa yang Gisya dapatkan ketika berjumpa dengan Bayu.

Ia menghela napas, mungkin benar, Bayu memang perlu waktu untuk membiasakan diri tanpa Syila. Bagaimanapun juga Syila pergi karena menyelamatkan dirinya.

"Gisya?"

Sebelum Gisya pergi, suara dari rumah sebelah membuat ia menengok, ada Mama Syila yang sedang melambaikan tangan padanya.

"Kenapa, Tante?" tanyanya sambil mencium tangan Mama Syila.

"Tante tadi buat salad buah, kata Syila kamu suka bawa bekal ke sekolah, ya? Ini, sekarang kamu bawa ya."

Gisya menatap nanar bekal itu, kali ini ia kembali mengingat Syila. "Sudah, jangan melamun. Nanti kesiangan lagi loh."

Gisya mengangguk, kembali mencium tangan Mama Syila sambil mengucapkan terima kasih. "Syil, ini makanan kesukaan lo. Kalo gue makan lo gak bakalan ngamuk, 'kan?" gumam Gisya sambil tersenyum getir. Dalam perjalanan  menggunakan taksi ia hanya diam. Omongannya tadi biasanya akan disambut oleh pekikkan keras dan cubitan maut oleh Syila.

"Neng, sudah sampai." Gisya mengerjapkan mata saat mendengar interupsi suara supir taksi itu.


Ih liat si pembunuh baru datang.

Gue gak nyangka dia diam-diam tapi menghanyutkan.

Girls ayo cabut. Ngeri diem di sini mulu, ada pembunuh.


Sambutan pertama kali yang ia rasakan saat melewati gerbang adalah tatapan sinis penuh kebencian dari berbagai penjuru sekolah. Ia banyak mendengar kata 'pembunuh' pagi ini.

Sebelum beranjak masuk ke kelas, ada Gilang yang sedang berdiri di samping pintu kelasnya sambil menatap ia dengan pandangan yang berbeda.

"Lagi ngapain, Lang?"

Gilang hanya berdecih malas lalu menilik penampilan Gisya. "Jadi, ini cewek yang udah bunuh pacar gue."

"Maksud lo apa?"

"Gak usah pura-pura, semua orang yang ada di sekolah ini juga udah tau kalo lo yang udah bunuh Assyila, pacar gue," katanya penuh penekanan.

"Kata siapa? Emangnya lo ada di tempat kejadian? Jangan suka memfitnah orang seenaknya dong. Sekarang lo ikut gue." Gisya membawa Gilang ke depan laboratorium kimia, hanya tempat ini yang paling jarang di lalui oleh semua murid.

"Lo jangan nuduh gue sembarangan. Gue juga korban di sini. Syila yang udah nyelamatin gu—"

"Mana ada maling yang mau ngaku," kata Gilang seolah meremehkan ucapan Gisya.

"GUE BUKAN PEMBUNUH!" jerit Gisya. "Dan gue tau siapa yang udah bunuh pacar lo!"

"Oh, ya? Kalo gitu, bawa orang itu ke depan makam Syila, secepatnya," balas Gilang sambil tersenyum sinis dan pergi meninggalkan Gisya.

The Power Of StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang