Ini nomor supir kantor. Ibumu bilang, di Sapporo saja kau masih suka tersesat. Untuk itu Tuan Yamato siap mengantarmu ke mana pun. Kalau tersesat, hubungi aku segera. Have a great day, Miss Bae.
"Bagaimana mau menghubungi kalau kami saja belum bertukar nomor?"
Joohyun tersenyum saat catatan kecil dari Junmyeon menyambutnya di pintu kamar tidur tamu. Pembicaraan mereka tadi malam baru berakhir pukul tiga pagi, itu pun karena Joohyun jatuh tertidur. Melihat lelap dan damainya Joohyun, Junmyeon tidak tega membangunkannya dan memilih langsung ke kantor.
Joohyun belum memutuskan ingin ke mana, jadi dia hanya mandi, bersiap, dan memeriksa dapur. Sudah ada dua lapis roti isi di atas meja, juga catatan kecil lainnya. Junmyeon menuliskan pesan bahwa sebaiknya Joohyun menyeduh susu bubuk daripada meminum susu kotak di dalam kulkas. Musim dingin, Joohyun harus mengawali hari dengan sesuatu yang hangat. Dan hanya dengan catatan kecil Junmyeon saja, Joohyun sudah merasa hangat. Bahkan terlalu hangat.
Mengambil syal musim dingin dan mantel panjang, Joohyun keluar dari apartemen Junmyeon. Lagi, di pintu depan terdapat catatan kecil. Joohyun tidak bisa menahan tawa saat di sana tertulis nomor ponsel Junmyeon dengan kalimat, Aku tahu kau pasti berpikir "nomorku saja tidak punya, bagaimana mau menelepon seandainya aku tersesat".
"He's always acting weirdly sweet." Joohyun segera menyimpan nomor Junmyeon di ponselnya. Setelah memberitahu Tuan Yamato, Joohyun menunggu di lobi apartemen hingga pria paruh baya tersebut muncul di pintu. Joohyun langsung tahu dalam sekali lihat. Saat tadi dia mengirim pesan, Tuan Yamato mengirim foto dirinya agar Joohyun bisa mengenali wajahnya.
"Ingin berkeliling Tokyo, Nona Bae?" tanya Tuan Yamato di kala Joohyun sudah menempatkan diri pada kursi penumpang.
Salju lumayan lebat dan memenuhi jalan. Sepertinya hari ini Joohyun tidak berkeinginan untuk berkeliling Tokyo. Jadi, dia meminta Tuan Yamato membawanya ke suatu tempat. "Aku ingin menyapa Kim Junmyeon di kantornya dan makan siang bersama."
🍃
•
🍃
Aeri Techno adalah anak perusahaan E-Tech Group dari Seoul. Bergerak di bidang distributor produk premium industri otomotif. Aeri Techno baru berkancah di dunia bisnis selama enam tahun. Di bawah pengawasan E-Tech Group, Aeri Techno dipimpin oleh Byun Baekhyun. Untuk itu, Junmyeon bisa menjadi salah satu penanam saham, memiliki sekian persen andil untuk permodalan. Dirinya dan Baekhyun secara teknis membangun Aeri Techno bersama, dengan bantuan pengawasan orangtua Baekhyun.
Tidak sulit bagi Joohyun mengatur jadwal temu dengan Junmyeon. Sebagai Chief Financial Officer, Junmyeon lebih sering berada di kantor. Merancang strategi pendanaan, pengelolaan, sampai mengawasi laporan keuangan perusahaan. Junmyeon hanya melakukan perjalanan bisnis ketika menemani Baekhyun menemui investor dalam rangka diskusi perihal penanaman modal dan persentase pembagian keuntungan.
Joohyun berencana menunggu di kafetaria setelah memberitahu sekretaris Junmyeon untuk menyampaikan pesan. Namun, saat masuk ke elevator, Joohyun berjumpa dua orang karyawan dengam ID card Divisi HR. Pembicaraan dua wanita itu membuat Joohyun urung menekan tombol lantai tiga.
"Menikah satu bulan lagi?" Wanita dengan rambut cokelat berkata sambil menutup mulutnya. "Katamu Pak Junmyeon hanya mengenalnya lewat perantara, bahkan belum pernah bertemu sama sekali. Apa mereka dijodohkan?"
Wanita lainnya dengan poni menjawab. "Aihara-san bilang calon istri Pak Junmyeon mengirim proposal. She lived in Washington for 10 years. A feminist and independent, they said. Kariernya sudah gemilang sejak usia muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERGREEN
FanfictionSeries: Red Velvet #1 Junmyeon dan Joohyun terlibat dalam eksistensi dunia yang berisik. Dari Seoul hingga Tokyo, Sapporo di Hokkaido, sampai rumah kecil di Asahikawa. Hanya butuh dua tahun Junmyeon meyakinkan diri, lalu menyimpan sisanya untuk hari...