9 | Epitome

1.3K 241 66
                                    

Kebisingan khas dari Shibuya yang sibuk.

Joohyun di balkon, menghirup dalam udara pagi sembari jari-jarinya mengetuk gelas kaca yang sudah tandas dari seduhan susu vanila. Tokyo tidak pernah tidur, bahkan paginya saja sudah sebising ini. Namun, suasana yang Joohyun rasakan justru begitu damai. Klakson mobil, riuh rendah suara kerumunan karyawan yang pergi bekerja, dan bunyi humidifier yang mengeluarkan uap untuk melembabkan serta menyaring udara di ruangan.

"Selamat pagi, Nona Bae."

Ditambah sapaan hangat dari Kim Junmyeon. Benar-benar pagi yang sempurna.

"Selamat pagi, Junmyeon-ssi." Joohyun berbalik dan berjalan menghampiri Junmyeon yang baru saja duduk di ruang makan. "Bukankah aneh rasanya saling menyapa seperti ini? Kita seperti housemate di asrama kampus. Tinggal di dalam gedung yang sama, lalu saling menyapa saat akan membuat sarapan di dapur umum."

"Kau membuat imajinasi pagi idealku hancur dalam seketika, Joohyun." Junmyeon tertawa, ada sedikit gerutuan karena candaan tersebut. Tangannya mengambil gelas dan mulai menyeduh kopi. "Apa sapaan pagiku sangat formal untuk ukuran seorang kekasih? Kalau seperti itu, bagaimana dengan good morning, bae?"

Tidak ada rona tersipu akan godaan. Malah Joohyun menggelengkan kepala dengan cepat. "Itu tidak lebih baik. Calling me bae as a petname instead of Bae as my surname is giving tingles. Aku tidak tahu dari mana kau belajar bersikap romantis dengan cara old fashioned seperti itu. Jangan bilang dari mantan kekasihmu? Payah sekali."

Gelak renyah kembali memenuhi apartemen. Bae Joohyun mengawali hari dengan lelucon remeh. Bunyi mesin kopi yang mengucurkan cairan hitam pekat memberikan aspek lebih untuk pagi mereka. Junmyeon membawa gelasnya ke meja makan, lalu mengoles roti dengan selai kacang sambil sesekali melirik Joohyun yang berkutat pada ponselnya.

"Hari ini wawancara pekerjaanmu, bukan?" Junmyeon bertanya sebelum menggigit ujung roti tawarnya.

Joohyun mengangguk setelah meletakkan ponsel ke atas meja. "Pukul sembilan nanti. Mereka memintaku datang ke ruang temu Shangri-La Hotel."

Selanjutnya Kim Junmyeon hanya bergumam ketika Joohyun pamit untuk kembali ke kamar. Masih dengan mengunyah sisa roti tawarnya, pria itu memerhatikan Joohyun hingga menghilang di balik pintu.

Junmyeon meneguk kopi terakhirnya, menebak jika Joohyun akan bersiap. Dia pun berdiri, membereskan gelas, dan berniat mengantar Joohyun. Meski jadwal Junmyeon hari ini hanya berjumpa kolega pukul satu siang nanti, tetapi tak apa keluar sepagi ini hanya untuk mengantar Joohyun. Hal yang lumrah. Kegiatan rutin tambahan bagi Kim Junmyeon, sebagai kekasih seorang Bae Joohyun.

🍃

🍃

"Makan siang bersama?" Junmyeon melepaskan sabuk pengamannya bertepatan saat Joohyun melakukan hal yang sama. "Aku bisa berangkat ke Shinagawa setelah makan siang denganmu."

Joohyun yang sedang bercermin, sejenak menggeleng kecil. "Itu bukan ide yang bagus, Junmyeon-ssi. Kolegamu pasti akan lebih senang kalau kalian makan siang bersama. Lebih baik datang di awal daripada terlambat, bukan? Aku akan menghabiskan coffee break bersama Solar dan Haruna."

"Sepertinya Nona Bae ini sangat senang memiliki teman di Tokyo." Junmyeon menimpali, tersenyum tipis menatap Joohyun yang sedang merapikan pakaiannya. "Hubungi aku saat sudah selesai. Akan kujemput. Kalau kita tidak bisa makan siang bersama, maka tidak ada alasan untuk menolak makan malam bersamaku."

EVERGREENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang