7 | Deferment

1.2K 272 52
                                    

Asahikawa, tempat hangat kedua setelah rumah orangtuanya di Seoul. Disebabkan keputusan mendadak Joohyun, Junmyeon harus menahan kantuk hingga pukul empat dini hari agar tidak ketinggalan penerbangan yang dipesankan Joohyun pukul lima pagi. Alasannya agar mereka cepat bertemu. Bae Joohyunㅡdia benar-benar membuat Junmyeon gemas karena tingkahnya.

Ibu Joohyun mengomel saat Junmyeon tiba di Asahikawa tanpa pemberitahuan. Beberapa kali Joohyun harus menerima cubitan kecil, begitu juga Junmyeon yang menerima jatah sama. Nyonya Bae tidak suka calon menantunya datang mendadak. Dia tidak bisa bersiap untuk sekadar memasakkan makanan enak untuk Junmyeon. Sangat pengertian.

"Kau sebaiknya tidur dulu, Nak. Ibu sudah menyiapkan selimut hangat untukmu." Nyonya Bae mendorong pelan punggung Junmyeon untuk naik ke lantai dua, tetapi menahan Joohyun tetap tinggal, membiarkan Junmyeon beristirahat karena tidak tidur sejak malam. Yang benar saja, salju turun lebat dan Junmyeon melakukan perjalanan tanpa persiapan matang? Nyonya Bae pastikan dia akan menghukum Joohyun setelah ini.

Junmyeon memandang Joohyun yang tertunduk. Dia benar-benar ingin tertawa dan menggoda wanita itu. Namun, untuk sekarang tidur menjadi prioritas. Junmyeon meninggalkan Joohyun tanpa ada pelukan seperti yang sudah dia rencanakan. Dia akan tidur lelap, mengumpulkan tenaga, dan setelah itu menagih penebusan rindunya kepada Joohyun.

Well, itu terdengar menggelikan. Terlalu kasmaran.

"Sekarang jelaskan kepada Ibu, Rene-chan."

Seperginya Junmyeon ke kamar, pengadilan di rumah keluarga Bae dibuka. Sang ibu sudah siap meminta penjelasan kepada putrinya.

"Junmyeon dan aku melakukan panggilan video malam tadi. Lalu kami memutuskan untuk bertemu." Joohyun menjelaskan, tetapi sang ibu tidak sepenuhnya percaya.

"Ibu tidak bisa menyalahkan perasaan rindu kalian satu sama lain," tandas Nyonya Bae, tidak habis pikir dengan tingkah dua anak ini. "Tapi tetap saja, kalian terlalu ekstrem. Apa nanti kalau misalnya Junmyeon sedang berada di Eropa, lalu tiba-tiba kau berkata rindu, dia akan ke Jepang saat itu juga?"

"Ibu terlalu berlebihan." Joohyun merengut, tetapi dalam hati tersenyum geli. Oh, itu tentu saja bisa terjadi bila Junmyeon mau dianggap tidak profesional dikarenakan kabur di tengah-tengah jadwal kerjanya.

Tapi sama saja, berarti hari ini Junmyeon-ssi terpaksa mengosongkan jadwalnya di Aeri Techno. Joohyun memandang pintu kamar di lantai dua saat menyadari hal tersebut. Ah, dia tidak memikirkannya. Junmyeon mungkin tidak bisa menolak ajakan Joohyun untuk mengunjunginya di Asahikawa, tetapi pria itu baru saja menunda pekerjaannya secara mendadak.

"Aku bodoh sekali!" lirih Joohyun menyandarkan tubuhnya pada dinding. Matanya dipicingkan kuat hingga hidungnya mengerut.

Sang ibu mendesah pelan, lalu berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan siang. "Kalau seperti ini terus, Ibu tidak akan mengizinkanmu pulang ke Asahikawa seorang diri setelah kalian menikah nanti. Junmyeon bisa saja membeli helikopter pribadi agar bisa mengunjungimu setiap saat kalau kau sedang merindukannya."

"Ibu!" teriak Joohyun kesal dan segera menyusul ke dapur. Setelah Junmyeon bangun nanti, dia akan meminta maaf karena bertindak ceroboh tanpa dipikirkan terlebih dahulu.

🍃

🍃

Kepulan hangat teh yang diseduh sudah lenyap. Mangkuk berisi sup kentang dan daging juga sama. Nyonya Bae membereskan meja makan sendiri, memaksa Joohyun dan Junmyeon untuk menghabiskan waktu berdua.

EVERGREENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang