11 | Igniting

297 36 16
                                    

"Bae Joohyun, makan siang?"

Belum selesai menekan tombol submit laporan periodiknya pekan ini, salah satu kolega Joohyun mengajaknya istirahat bersama. Ditatapnya pria itu dan berkata, "Kau bisa duluan, Jihoo-ssi."

Pria itu, Moon Jihoo, mengeluarkan desahan menyayangkan. "Oh, ayolah, Joohyun. Ini sudah minggu ketigamu bekerja, dan menunda laporan untuk 30 menit bukan sebuah tindakan kriminal."

Joohyun hanya menggelengkan kepalanya sejemang, lalu kembali memeriksa substansi laporannya sebelum benar-benar mengunggahnya di badan e-mail dan mengirimnya. Dia memeriksa layar ponselnya yang tergeletak di atas meja, hampir pukul dua siang dan Joohyun meregangkan badan.

"Kau masih di sini, Jihoo-ssi? Kau mungkin bisa menunggu, tetapi porsi makanan tersedia di kafetaria tidak," ucapnya pada Jihoo yang masih setia berdiri di depan kubikel Joohyun; dua tangannya menumpu pipi.

"Aku akan ke kafetaria kalau kau ikut denganku. Memangnya tidak lapar?"

Persisten. Sepertinya Joohyun tidak akan berhasil meminta Jihoo meninggalkannya hanya dengan jawaban sederhana. Matanya kembali menatap layar ponsel, dalam hati menghitung sampai lima meski Jihoo terlihat bingung karena dia tak kunjung mendapatkan jawaban.

"...4...5..."

Drrtt!

"Halo." Joohyun lekas menerima telepon yang masuk. Ditatapnya Jihoo dengan isyarat meminta ruang pribadi untuk berbicara dengan si penelepon. Jihoo dengan wajah murungnya hanya mengangguk dan berakhir menyerah, beranjak ke kafetaria kantor di lantai 1G seorang diri. Merasa koleganya itu tidak akan kembali ke sini, Joohyun akhirnya berkata, "Maaf, Junmyeon-ssi. Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku. Kau sudah di area parkir?"

Junmyeon yang berada di seberang telepon menjawab dengan nada bersemangat. "Aku baru akan berjalan memasuki elevator 2B. Bertemu langsung di kafetaria?"

"Baiklah. Bertemu langsung di kafetaria." Joohyun mengulang ucapan Junmyeon sebagai konfirmasi. Setelahnya, dia sempatkan untuk ke restroom dan bercermin; merapikan sedikit rambut tergerainya, retouching wajahnya, dan merapikan blouse sebelum menarik napas dan keluar menuju kafetaria.

Ini idenya sendiri mengajak kekasihnya makan siang bersama di kantornya.

🍃

🍃

"So, you haven't told anyone here about us yet?" Junmyeon bertanya ketika beberapa tatap mata di kafetaria tertuju pada dirinya dan Joohyun.

"Would do only if they asked me first. Aku tidak mungkin mengumbar secara tiba-tiba kalau kekasihku adalah Kim Junmyeon, CFO Aeri Techno yang namanya kerap muncul di Weekly Tokyo Keizai," balas Joohyun yang disambut suara batuk dari Junmyeon sendiri. "Ada yang salah dengan alasanku?" sambung Joohyun dengan rasa khawatir melihat pria di hadapannya tersedak.

Junmyeon mengeluarkan sapu tangan di jasnya, lalu membersihkan sisi bibirnya sebelum Joohyun menyodorkan air minum. "Bukan. Bukan alasanmu yang mengagetkanku. It's just... the way you addressed me as 'kekasih'. You caught me off guard there, Miss Bae."

Bukan jawaban datar seperti biasa, tetapi tawa menyusul ucapan Junmyeon setelahnya. Joohyun merasa geli. Itu lucu, melihat bagaimana status baru mereka masih terasa asing bagi Junmyeon meski dirinya adalah orang yang mengangkat usulan ini pertama kali satu bulan lalu di Kamuikotan.

EVERGREENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang