Sakura Flat

5K 509 51
                                    

Sakura berjalan lemas menuju rumah sakit.  Ia baru saja dari kantor hokage, menyatakan kesanggupannya dalam misi. Yang berarti sama halnya menyetujui pernikahannya didepan Kakashi. Clan Hyuuga lah yang akan mengurus segalanya.

Sakura menghela nafasnya, saat melihat seorang wanita bersama wanita yang lebih tua darinya, sepertinya, itu ibunya. Sakura menjadi teringat akan kedua orang tuanya yang telah meninggal. Mereka meninggal saat perang dunia shinobi. Sakura memang bukan dari keluarga shinobi. Namun kedua orang tuanya turut berjasa dalam perang dunia lalu. Orang tuanya membantu membiayai dan mengolah makanan untuk para shinobi, mereka juga membantu pembangunan setelah perang. Namun akhirnya ayahnya meninggal karena sakit jantung karena kelelahan,  dan ibunya meninggal karena kekurangan gizi. Sakura merasa sangat bersalah. Ia merupakan iryo nin,  namun untuk kedua orangtuanya saja, ia belum bisa menjaga kesehatan mereka.

Dia mengingat detik terakhir waktunya dengan ibunya. Ia ingin menyuapi ibunya,  namun ibunya menolak keras. Dengan alasan,  lebih baik dirinya saja yang makan. Ibunya tidak peduli terhadap dirinya sendiri, ia lebih mementingkan orang lain makan terlebih dahulu. Waktu perang pun,  ia menyuruh shinobi yang kelaparan untuk makan sesukanya,  sampai sampai terkadang ibu Sakura tidak makan. Mengingat hal itu,  Sakura menitikan air matanya.

"tidak ada ibu, tidak ada ayah." bisik Sakura pada dirinya sendiri. Ia baru menyadari dirinya adalah sendiri sekarang.  Tanpa sanak-saudara. Ia terlalu terlena, sampai ia melupakan statusnya sebagai yatim piatu kini. Entah harus disyukuri atau tidak, setidaknya ia tidak terus bersedih selama ini.

✈✈✈✈

Hari sudah malam.  Sakura berjalan pulang menuju flatnya, ia baru saja pulang dari rumah sakit. Namun sebelumnya ia mampir ke makam orangtuanya.

Ia melihat sekitar 4 orang berada didepan pintu flatnya. Mereka semua bermata lavender. Sakura paham dan menghampiri mereka.

"Konbawa" salam Sakura sambil berojigi kepada keempat orang tersebut. Terdapat ayah Hinata a. k. a paman Neji,  Neji,  Hinata, dan lelaki bermata lavender lainnya,  yang Sakura tidak kenali.

"Ada apa kemari? " tanya Sakura. Sebenarnya ia tidak tau harus berbicara apa.

"kami ingin membicarakan pernikahanmu dengan Neji. Boleh kami masuk? " tanya tuan Hiashi. Sakura agak tersentak mendengar ucapan Hiashi, ia membuka pintu flatnya dan membiarkan mereka masuk.

Untung saja dewi fortuna sedang berada di pihaknya. Flatnya hari ini bersih, dan lemari nya penuh berisi makanan sehat. Kemarin ia stress dan merapihkan flatnya, ia sangat bosan kemarin.

Sakura menyuguhkan minum,  beserta cemilan sehat miliknya. Ia tidak mau dipandang sebagai gadis berantakan, dan tidak sehat.

Hiashi sedari tadi menatap flat Sakura,  yang menurutnya kecil namun cukup bersih. Ia sedikit takjub dengan susunan buku yang cukup banyak,  dan tertata rapih. 'lolos seleksi 1' batin Hiashi

"aku dengar anda telah menyetujui misi yang kami berikan. Jadi apa maksud anda menyetujuinya?" tanya Hiashi.

Sakura awalnya mengerutkan keningnya.

'Maksud ku menerima misi ini?  MAKSUDKU?  Dia yang kasih misi,  di terima malah nanya. BANGSATT. EMANG LU PIKIR GW MAU NIKAH AMA KEPONAKAN LU APA' didalam hati Sakura ia mengumpat berkali kali. Pertanyaan aneh Hiashi sedikit memancing emosinya. Namun ia berusaha memunculkan senyumnya,  senatural,  dan secantik mungkin.

"Hiashi-sama aku tidak mengerti apa maksud anda bertanya. Tapi alasan saya menerima misi ini,  karena saya adalah seorang iryo-nin dan seorang shinobi." ucap Sakura dengan berani

"kau tau kan resikonya?" tanya Hiashi

"aku tau, aku tidak masalah" ujar Sakura.

"kau tau bukan,  pernikahan itu bukan main main?" tanya Hiashi

'gw juga tau kalee,  tapi lu nya aja kasih misi gabisa ditolak, tapi kalau diterima harus nikahh.'.sakura membatin kembali. Ingin rasanya ia mengusir lelaki dihadapannya. Ia berada diuji. Ia menatap Neji meminta bantuan.

"anoo Hiashi-sama. Sejujurnya aku menyukai Neji-kun sejak lama, dan melihat hal ini. Ini merupakan salh satu kesempatan ku mungkin.  Aku juga akan berusaha membuat Neji suka padaku" ujar Sakura agak geli mendengar ucapannya sendiri, sedangkan Neji sedang menahan tawa di belakang Hiashi. Hinata menatap Sakura iba dengan pertanyaan pertanyaan dari ayahnya.

Pria yang tampak memiliki umur lebih muda dari Hiashi itu menatap Sakura. Sepertunya lelaki itu merupakan menasehat Hiashi. "aku pernah mendengar bahwa kau menyukai pemuda Uchiha itu,  dan menunggunya sampai sekarang" ujar pria yang menurut Sakura adalah penasehat Hiashi

"maafkan terlebih dahulu rumor yang terlalu berlebihan itu Hyuuga-san. Aku memang sempat menyukai Sasuke,  tapi aku tidak sedang menunggunya" ujar Sakura. Sakura berucap dengan penuh yakin,  dan mengaminkan. Ia tidak sedang menunggu Sasuke,  dia tidak sedang menunggu Sasuke,  Sakura sedang tidak menunggu siapapun.

Hiashi pamit setelah pembicaraan panjang lebar. Sakura merasa amsuk perangkap. Hiashi yang memintanya melakukan sesuatu, tapi ia sendiri yang bertanya untuk apa ia menerimanya. Aneh bukan?  Ia tidak habis pikir.

"ojii-san, Futaru-san,dan Hime duluan saja. Ada yang ingin kubicarakan dengan Sakura" ucap Neji. Mereka pun pergi terlebih dahulu.

"apa apaan itu tadi?  Apa semua Hyuuga itu aneh?" ucap Sakura membatin.

"kau tau,  semua yang kuucapkan tadi mengarang. Jadi kau jangan kepedeaan, aku tidak menyukai mu dari dulu" ralat Sakura, ia tidak mau pria itu salah paham.

"jadi artinya kau masih menunggu Sasuke? Katamu semuanya mengarangkan? " kata kata Neji langsung membuat sakura kesal. Ia sedang dalan kondisi kesal, dan pemuda ini malah membahas Sasuke.ingin sekali ia bunuh pria ini. Sakura terdiam meredam kesalnya

"terima kasih Sakura" ucap Neji. "terima kasih kau mau berusaha menyembuhkan ku" lanjutnya. Sakura terdiam melihat Neji.

"kau jangan dulu berterima kasih!  Bagaimana kelanjutannya?  Bagaimana nanti cara kita berpisah, dan bagaimana misal nanti aku ditanya in hal aneh aneh lagi"  Sakura sedikit histeris membayangkan,  misal Neji dan Sakura telah menikah, dan Hiashi menanyakan cucuk. Mati saja dia.

"itu semua bagian ku, mainkan saja bagian mu" ujar Neji.

Neji memegang keningnya, kepalanya berdenyut denyut. Nafasnya mulai tersengal lalu semuanya menjadi hitam.

"Neji!!" teriak Sakura, diikuti suara ambruk tubuh Neji

My mission My Trouble (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang