Wait for Me

3.4K 481 20
                                    

WARNING : BACA AUTHOR NOTE DIBAGIAN AKHIR. PENTING! 

1 VOTE = 1 RESPECT TO AUTHOR

Sakura menunduk menatap kedua sepatunya. Sasuke menariknya ke hutan Nara, mereka berlindung dari matahari, tepatnya diantara pepohonan yang ada.

"Sakura" panggil Sasuke, ia tak suka gadisnya ini tidak menatapnya. Ia merindukan kedua emerald gadisnya itu. Apa kah ia pantas menyebut Sakura sebagai gadisnya?

Sakura masih enggan berpaling dari sepatunya. Tapi Sasuke menyentuh dagunya dan mengangkatnya. "tatap aku jika berbicara" pinta Sasuke,  Sakura berusaba menatap Sasuke dengan berdebar.

"apa yang kau lakukan disana? " tanya Sasuke, Sakura langsung tahu apa maksud pertanyaan Sasuke.

"a..  Aku salah masuk toilet" jawab Sakura berbohong. Sasuke tidak yakin Sakura berkata jujur, tapi ia hanya mencoba yakin. Karena tidak ada alasan Sakura untuk berbohong pikir Sasuke. Sasuke yakin Sakura masih dan tetap menunggunya.

Sasuke menatap Sakura berusaha memantapkan niatnya.

"Sakura ikutlah bersamaku" kata Sasuke dengan nada datarnya. Sakura hanya menatap Sasuke bingung.

"mari menikah" lanjut Sasuke masih dengan nada yang sama. Tidak ada bunga, cincin mewah, ataupun kalimat yang romantis. Tapi entah mengapa Sakura merasa tersentuh. Seketika air matanya mengalir. Semua yang ia nantikan, terjadi begitu cepat. Sakura mengusap air matanya yang tidak kunjung berhenti.

Sasuke yang melihat reaksi Sakura, mengerutkan kedua dahinya.

"kenapa kau menangis?  Apa karena tidak sesuai dengan yang kau pikirkan? " tanya Sasuke sedikit kecewa melihat reaksi menangis Sakura.

"bu.. Bukan seperti itu.. Hiks..  Hikss" ucap Sakura sesugukkan. Ia terlalu terkejut dan bahagia.

Kalian tahu rasanya? Kalau orang bilang dream come true. Saking bahagianya Sakura, ia sampai meneteskan air mata.

"tapi bagaimana perjanjianku dengan Neji?" batin Sakura bingung.

Sakura melap air matanya, dan mencoba menstabilkan kondisinya terlebih dahulu.

"a.. Ano Sasuke-kun, aku.. Aku belum bisa sekarang" kata Sakura ragu, ia bingung harus menjawab apa. Ia tidak mau mengatakan pada Sasuke tentang perjanjiannya dengan Neji, ia khawatir Sasuke akan curiga nanti.

"kau menolakku? " ada sedikit tersirat emosi disana. Emosi dari kesedihan dan kekecewaan mendengar jawaban Sakura. Sakura menggeleng cepat.

"bukan begitu maksudku.. Aku hanya perlu waktu" ujar Sakura, nyata dalam hatinya ia ingin sekali langsung mengiyakan lamaran Sasuke.

"aku tidak suka menunggu, kau tau itu" kata Sasuke, ia menatap Sakura berusaha mencaei alasan dari emeraldnya itu.

"maaf.." Sakura menundukkan kepalanya, ia tidak bisa berkata kata. Keadaannya kali ini sungguh serba salah.

Sasuke menghela nafas mendengar ucapan Sakura. Ia tidak tau apa maksud gadis ini menyuruhnya menunggu. Apa ini bentuk balas dendam gadis ini?  Atau dia sudah berpaling?  Tapi dari reaksi Sakura, tampaknya belum.

"baiklah, aku akan menunggu" kata Sasuke hingga membuat Sakura sedikit senang. Tak ada salahnya Sasuke berkorban sedikit, ia perlu menunjukkan kesungguhannya.

"arigato Sasuke-kun" kata Sakura memeluk Sasuke. Pria yang selama ini sangat sulit ia raih melamarnya. Ia rasa ia gadis paling bahagia hari ini.

Sedangkan Sasuke yang dipeluk Sakura , hanya dapat berspekulasi atas jawaban Sakura. Yang jelas Sasuke akan cari tau, mengapa gadisnya menyuruhnya menunggu. Pasti ada alasan, dan Sasuke akan menemukannya.
.
.

.
.

.
.

.
.

Sakura kembali menuju rumah sakit dengan terburu-buru. Ia sudah terlambat 15 menit dari jam makan siang selesai. Dari kejauhan Sakura bisa melihat Neii yang duduk dibangku ruang tunggu menatapnya tajam. Sakura melupakan Neji yang pergi bersamanya tadi.

"apa kau terbiasa pergi tanpa izin?  Malam itu kau pergi pulang pagi tanpa pamit, kali ini jugansepertinya itu memang watakmu? " sindir Neji.  Sakura yang mendengar ucapan Neji akhirnya geram. Ia akui dirinya salah, tapi ia selalu memiliki alasan yang Neji tidak ketahui.

"aku minta maaf, terserah padamu mau berspekulasi apapun. Ayo kita mulai hipnoterapinya" kata Sakura ketus, ia pergi memasuki ruangannya dengan wajah kesal.

Sakura melakukan serangkaian prosedurnya. Ia melakukan dengan usaha maksimal.

Hari telah sore Neji tampak sedang memandang keluar jendela ruangan Sakura. Mereka baru saja selesai melakukan hipnoterapi, dan Saiura izin ke kamar mandi sebentar. Tak terasa waktu berjalan cepat.

"Maaf menunggu lama" kata Sakura lalu mendudukkan dirinya lagi di kursi miliknya. Neji menatap mantan istrinya itu.

"sejujurnya,  dari yang kulihat. Trauma mu cukup berat. Kau harus sering-sering menjalankan hipnoterapi agar bisa beraktivutas dengan nyaman" lanjut Sakura sambil mengisi sebuah dokumen.

"akanku buatkan jadwal rutin untuk mu selama sebulan" kata Sakura dengan nada bertanya. Neji hanya mengangguk setuju. Ia merasa sedikit tak berguna belakangan ini. Ia tidak bisa mengambil misi sulit yang melibatkan fisik. Ia hanya mengambil misi rank bawah atau sekedar sebagai diploma. Meskipun hanya ringan, trauma yang ia alami kerap kali menganggu aktivitasnya.

TBC

A/N : SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MENJALANKANNYA! Btw dear, aku mau bilang. Kita baru akan memasuki yang namanya konflik sesungguhnya!  Komen ya dear, kasiani aku yang gapunya teman chat 😔 JANGAN LUPA VOTE,  KARENA SATU VOTE SANGAT MENDUKUNG AKU.

My mission My Trouble (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang