Hyuuga Sakura

4.5K 470 58
                                    

Sakura mematut dirinya didepan cermin. Ia merasa sangat bingung melihat wajahnya sendiri. Seakan itu bukan lah bayangan dirinya. Sakura yang rambutnya digelung dan dihiasi jepitan cantik, dan kimono putih beraksen bunga ungu. Cantik sekali.  Hinata tersenyum melihat Sakura.

"arigatou Sakura-chan" ujar Hinata, Sakura tersenyum menatap Hinata dari cermin. "untuk apa Hina-chan? " tanya Sakura.

"kau mau mengambil resiko menikahi Nii-san, untuk menyembuhkannya. Maafkan jika ayahku begitu cerewet saat berbicara denganmu" ucapan Hinata membuat sakura tersenyum tulus.

"aku tau kau tidak menyukai nii-san. Kau rela berbohong didepan ayahku, untuk tetap menolong nii-san. Aku berharap kau benar benar menyukai nii-san. Kau orang baik Saku-chan" ucap Hinata dengan mata berkaca-kaca, Sakura memeluk Hinata. Mengelus punggungnya.

Sakura kini sedang berjalan berdampingan bersama Neji menuju hadapan pendeta di kuil Hyuuga. Ia merasa senang. Bukan tentang pernikahannya. Entah karena apa. Mungkin karena seluruh biaya pernikahan ditanggung keluarga Hyuuga, biasanya biaya pernikahan dibagi kepada dua belah pihak. Pikir Sakura sambil tertawa sendiri.

'kaa-chan dan otou-chan Sakura, anakmu ini akan segera menikah. Meskipun hanya sekedar misi. Semoga semua berjalan lancar'

Serangkaian acara pernikahan mereka dilakukan cukup mewah, namun hanya mengundang beberapa orang penting saja. Keluarga besar Hyuuga dan beberapa teman ninja. Tidak ada keluarga Sakura, karena ayah ibu dan saudara saudaranya rata-rata telah meninggal ketika perang terjadi. Wajar saja karena keluarga Sakura umumnya berasal dari sipil/non ninja sehingga rentan saat perang terjadi. Walau begutu Sakura tetap bersyukur, karena keluarganya tetap berada dihatinya.

"Sakura-chan, aku tidak menyangka ini semua" ujar Naruto cukup histeris dan memeluknya. Neji melayangkan tatapan tajam pada Naruto.

"tolong jaga sikapmu Naruto" tegur Neji pada Naruto. Naryto pun melepaskan pelukannya, jujur ingin sekali Sakura menjitaknya. Namun ia hanya melayang kan senyum yang mengancam.

Acara pun telah selesai hingga malam tiba. Kira-kira pukul 7 malam. Sakura sudah berada dikamar Neji, ia sedang membersihkan make up diwajahnya dan melepas banyak hiasan rambut. Setelah selesai Sakura pun membersihkan dirinya.

Neji yang baru saja selesai berbucara dengan Hiashi berjalan menuju kamar. Dia cukup berdebar, apalagi ketika mendengar ucapan asal yang dilontarkan Kiba saat bertemu tadi. 'akhirnya hari ini tiba, kau akan menjadi tidak perjaka lagi hahahah... Usahakan kau main dengan hebat Neji!'

Ucapan Kiba terngiang ngiang dikepala Neji. Sunggu tidak terpuji sekali dirinya -pikir Neji. Ia harus menyadari bahwa gadis yang ia nikahi tidak memiliki perasaan apapun padanya. Gadis itu sudah merelakan statusnya demi mengobatinya, ia harus menghargai Sakura.

Sakura baru saja keluar dari kamar mandinya dengan rambut yang basah. Ia hanya mengenakan sebuah tanktop dan celana pendek hitam. Ini adalah pakaian biasa ketika ia akan tidur. Pintu kamarnya terbuka dan menampakan Neji. Awalnya Sakura sedikit merasa canggung,  namun ia berusaha berakting senatural mungkin.

"Aku akan mandi" ujar Neji. Sakura hanya mengangguk entah mau menjawab apa. Neji mengambil pakaian bersihnya dan handuknya. Ketika akan memasuki kamar mandi ia terhenti sebentar "Sakura, aku hanya mengingatkan. Meskipun aku seorang Hyuuga dan aku sedang sakit, aku tidak menjamin dirimu ketika kau berpakaian seperti itu" lalu Neji memasuki kamar mandi.

.
.
.
.

'kemana dia? Mengapa tidak berada di flatnya? '

.
.
.
.

"Sakura-san kalau mau makan? mengapa tidak memanggil ku? " tanya seorang perempuan dari kalangan Hyuuga juga, dia tampak seumuran dengan Hiashi.

"ano... " Sakura bingung harus menjawab apa. Ia ada jadwal rapat koordinasi medis hari ini.

"aku Hyuuga Kirei, aku saudara jauh Hiashi-san. Biar kumasakan sesuatu untukmu, kenapa kau bangun sepagi ini?" tanya Kirei ia menggeser tangan Sakura dari pisau dan teman temannya. Sakura menjawab bahwa hari ini dia akan ada rapat hari ini,  dan dia harus sarapan sebelum berangkat, itu merupakan rutinitas.

Waktu itu masih sekitar jam 4 pagi, dan mansion Hyuuga masih sepi. Wajar saja, karena rata-rata aktivitas mereka mulai pukul 9 an. Sembari Kirei memasak, Sakura mengajaknya berbicara. Sakura jadi tahu bahwa Kirei disini sudah seperti ibu tiri dari Hinata, Hanabi,  dan Neji. Suami Kirei merupakan seorang sipil, dan telah meninggal diumur penikahan jagung mereka. Kirei belum pernah memiliki anak, karena dia memutuskan untuk tidak menikah lagi, dan ia mengabdi pada keluarga pemimpin Hyuuga yaitu keluarga Hiashi. Kirei sendiri telah berhenti menjadi ninja, meskipun Hyuuga ia tidak mau lagi berurusan dengan dunia ninja. Karena dunia ninjalah suaminya meninggal.

Kirei telah selesai memasakkan makanan untuk Sakura.

"Bagaimana semalam?  Apa kalian bermain panas?" goda Kirei. Meskipun telah berumur 45 wanita itu tampak berumur 10 tahun lebih muda.

"a.. Kami terlalu lelah dan langsung tertidur" jawab Sakura sedikit kikuk.

"aku masih mengingat waktu Neji masih kanak-kanak. Ia begitu pendiam, tidak disangka ia sudah menikah sekarang. Apalagi dia menikah dengan gadis cantik sepertimu. Aku sudah bercerita tentang diriku, coba kau ceritakan tentang dirimu" kata wanita itu. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa pernikahan ia dan Neji hanya demi misi. Tampaknya Kirei pun tak tau.

"a.. Ano..  Jadi eumm.. Aku sebenarnya memiliki orang yang kusuka dulu" kata Sakura 'dulu'
"dia sudah kutunggu lama, namun Neji mengubah diriku.. Jadi aku tidak perlu menunggu pria itu lagi. Aku jatuh hati padanya, ia pun sama..... " lanjut Sakura mengarang cerita

"pasti kau sangat bahagia sekarang, kau sudah menemukan orang yang tepat! " kata Kirei dengan bahagia

"ia aku bahagia, dia benar benar orang yang tepat" ujar Sakura dengan tersenyum, entah apa yang gadis itu pikirkan.

.
.
.
.
.
.
.

Sakura menghela nafasnya, ia baru saja selesau rapat koordinasi. Ia merentangkan tangannya berusaha merenggangkannya.

"Sakura-san!  Neji! Dia kambuh! " Hinata membuka pintu ruangannya tiba-tiba sambil menangis panik. Sakura yang terkejut segera menuju rumah barunya, yakni mansion Hyuuga.

Ia segera menuju kamar Neji berada, ia membuka pintunya dan nyaris menangis melihat keadaan Neji. Neji tampak kejang dan berteriak tidak jelas, Hiashi berada disana ia menatap Sakura tak suka.

"kau ini kemana saja!? Kau seharusnya tetap berada di sisi Neji" bentak Hiashi. sakura menghiraukan ucapan lelaki tua bangka itu. Ia menghampiri Neji, dan memegang dahi pria itu. Ada satu hal yang ia sadari dari Neji. Pria itu...

Aku Hyuuga Sakura

TBC

VOTE VOTE VOTE KARENA VOTE ITU GRATIS, DAN BACANYA PUN GRATIS. BERIKAN AKU SEDIKIT KEBAHAGIAAN LAH KWKWKWJ

My mission My Trouble (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang