"Kak, emang yang namanya Johnny tu yang mana sih?"
Kurang lebih sebulan sejak berbincang dengan kak Tyo di mushola waktu itu, aku masih belum bertemu dengan Johnny atau orang yang disebut-sebut kak Tyo menjadi alasanku tertarik pada PADKS. Padahal aku sama sekali tidak tahu rupa bahkan mendengar namanya saja terasa asing di telingaku. Sekarang ilmuku tentangnya bertambah lagi yaitu selain hobi sarkas, kak Tyo ternyata juga sok tahu.
Pukul enam pagi ini aku berada di aula membantu kak Joy mendistribusikan kaus dan id card panitia untuk perayaan hari Kemerdekaan Indonesia, tanpa dibekali briefing sebelumnya tentang program kerja hari ini yang terasa serba mendadak.
"Bang John? Dia sekbid padks." jawabnya singkat.
"Iya tapi orangnya yang mana? Kok aku nggak tau?"
"Orangnya?" kak Joy menggantung pertanyaanku, kedua tangannya sibuk mengelompokkan kaus sesuai ukuran.
Aku menegakkan tubuhku kembali, mungkin ada baiknya untuk tidak mengganggu kak Joy yang sedang sibuk pada urusannya itu. Aku bahkan tidak yakin kalau ia mencerna pertanyaanku dengan baik.
Kak Joy angkatan '16 dan bisa dibilang ia adalah orang yang paling berdedikasi di organisasi ini. Kepribadiannya yang mudah bergaul menjadikan sosoknya tempat ternyaman untuk dituju.
"Han kamu panitia apa?" Tanyanya tiba-tiba, membuatku yang hanya menatapnya kosong jadi gelagapan.
"Nggak tau kak."
"Ya udah kamu panitia hias tumpeng ya sama aku? Kamu stay di sini aja."
"Oke kak!"
Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia adalah proker pertama angkatanku, walaupun sebenarnya dari awal kita sama sekali tidak diikut sertakan dalam proker ini. Kita baru dikabari sehari sebelum hari H untuk datang jam setengah 5 pagi, itupun hanya untuk sekedar membantu ala kadarnya.
Sesuai intruksi kak Joy barusan, aku berjaga di aula. Berdiam diri layaknya burung dalam sangkar di dalam ruang kaca ini melihat panitia lainnya sibuk berlalu-lalang di luar sana.
Sampai tiba saatnya evaluasi.
Evaluasi adalah momen yang paling melelahkan, tak jarang banyak panitia yang memilih pulang diam-diam. Padahal di akhir evaluasi semua panitia akan dapat bagian konsumsinya masing-masing yang bisa dibilang lumayan, dan aku tentu saja tidak mau melewatkannya.
Semua panitia membuat lingkaran kecil dan duduk di indoor. Aku memilih duduk di sebelah kak Joy untuk sekaligus bertanya-tanya tentang bang John sembari mendengarkan panitia yang saling mengevaluasi.
Dengan hati-hati aku mencondongkan tubuh ke arah kak Joy dan berbisik pelan, "bang John yang mana kak?"
"Hah? Bang John? Kayanya nggak ada deh." ia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan bang John, "oh itu sebelahan sama kak Tyo."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMITLESS | Johnny Suh [✔]
Fanfiction"Then I saw you who resembles me, I'm you and you're me" -Based on True Story-