#2

63.6K 508 1
                                    

__ting tong...ting tong...ting tong__
Entah sudah berapa kali bel pintu itu berbunyi, sang pemilik apartement masih belum terbangun dari tidur lelapnya.
Nana tidak tahu kalau si pemencet bel sudah mulai kehabisan kesabarannya.
Akhirnya, sang pemencet bel berusaha menelpon Nana.

"Mmm..halo?"

"Halo, selamat siang nona Nana. Apa anda tidur nyenyak? Sampai anda tidak tau kalau ini sudah jam berapa?" Nada suara yang terdengar sedikit tertekan seperti menahan amarah, berhasil membuat bergidik bulu kuduk Nana.

"U-um.. ini s-siapa?.."

"Bisa tolong buka kan pintu apartemennya nona?" Sekali lagi suara amarah tertahan itu keluar.
Nana langsung lompat dari tempat tidurnya dan berlari ke arah pintu, saat akan membuka-kan pintu Nana merasakan keraguan dari rasa takutnya.

"Tunggu, kenapa aku mau bukain pintu buat dia? Emang dia siapa? Suaranya juga agak asing, ditambah lagi nomer hp-nya juga baru" Nana terdiam di depan pintu sambil terus berpikir menatap pintu bercat putih dihadapannya.

"Halo nona Nana, mau sampai kapan anda terus terdiam berpikir dibalik pintu ini?! Saya yang akan menggantikan posisi pak Reno Atmajaya." Nana tersentak kaget mendengar saluran telpon yang masih terhubung.

__ceklek__
Suara pintu terbuka, dan alangkah terkejutnya Nana pria dengan postur tubuh tinggi dan tegap berdiri di depan pintunya.
Dengan setelan jas serba hitam kemeja putih dan dasi senada dengan jas, wajah orientalnya menampakan wajah kemarahan.
Yups, si pemilik kulit putih ini akan sangat kentara ketika dia marah. Merah padam bak kepiting rebus, seperti itulah warna wajahnya sekarang.

Sedangkan Nana, tertunduk ketakutan karna melihat ekspresi wajah pria tersebut.
"Ayo cepet mandi, terus kita harus ke kantor sekarang!" Pria tersebut menunjukan penekanan intimidasi terhadap Nana

"Kak Maxime? Kenapa yang gantiin mas Reno, kak Maxime?" Tanya Nana ragu

"Kenapa? Gak suka?! Jangan pake kak, cukup panggil Maxime"

"Bukan gitu, cuma kaget aja. Kan kak, eh Max CFO, pasti sibuk banget ini malah jadi Manager pengganti"

Maxime mendekatkan dirinya ke tubuh Nana hingga tak ada jarak diantara mereka, cukup sulit dengan tinggi badan yang berbeda jauh.
Maxime dengan tinggi 182cm sedangkan Nana yang hanya 159cm sangat sulit untuk maxime mendekatkan jarak wajah diantara mereka.

"Maxime! Bukan Max! Max itu panggilan untuk orang terdekat. Kamu? Kamu fikir kita udah deket?" Dengan sombongnya Maxime mengintimidasi Nana yang sedang ketakutan setengah mati.
"Cepet mandi, 15 menit udah harus selesai. Aku tunggu disini"

"Hah 15 menit?!"Nana yang sedari tadi tertunduk seketika mendongak kan kepalanya menatap wajah Maxime.

"Ck.. perempuan emang ngerepotin ya! 20 menit selesai gak selesai siap belum siap pakai baju, Aku bakal narik kamu keluar kalau masih belum selesai!"
Tanpa ba..bi..bu lagi Nana langsung berlari ke kamar nya untuk segera mandi.

********
"Ayo berangkat, aku udah siap" Maxime yang terkejut akan kehadiran Nana menatap aneh terhadap Nana, ya.. apa yang dikenakan Nana sangat lah tak biasa.
Rambut ponytail, kaos oblong hitam, jeans robek bagian dengkul dan sepatu sneakers.

"Kamu mau kemana?"

"Kantor lah, tadi katanya kita harus ke kantor sekarang!" Nana mulai membalikan keadaan intimidasi kepada Maxime.

"Kamu mau ke kantor pake baju kaya gitu?!"

"Memangnya gak boleh ya? Kan aku cuma mau nganterin contoh naskah, bukan pergi rapat" suara Nana mulai kikuk saat sadar ketika wajah Maxime mulai memerah.

The FREAK And ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang