"udah cukup! Udah sampai disini! Kita gak bisa lanjutin lagi hubungan ini!"
"Tapi kenapa Gee?! Aku masih cinta sama kamu, aku sayang sama kamu. Apa salah aku Gee?"
"Udah cukup Maxi! Maaf aku harus pergi."
~~~~~"Maxime? Kamu kenapa?" Suara lembut Nana menyadarkan Maxime dari lamunannya.
"Ah.. nggak, kamu udah pesen makanannya?" Maxime menatap mantap meyakinkan Nana.
"Udah.?" Sekarang giliran Nana yang menatap Maxime heran.
"Aku nggak kenapa-napa Na, aku tadi cuma keinget kerjaan yang belum beres aja" Maxime menghela nafas kasar, seolah Maxime tau apa yang ada di fikiran Nana.
"Kalau gitu, abis makan siang langsung pulang aja."
"Kenapa? Katanya masih ada perlu sama Reno"
"Besok lagi aja ketemu mas Reno, hari ini kerjaan Maxime banyak kan?" Maxime menganggukan kepalanya menyetujui saran Nana.
"Yaudah cepet abisin makan siang kamu"
Kini Nana keheranan dengan sikap Maxime yang berubah 180°. Tadi pagi Maxime belum sebaik ini, ia masih menjadi pria tempramen yang mudah tersulut emosinya. Tapi sekarang kenapa Maxime berubah drastis?, bahkan perlakuannya berubah menjadi pria lembut.__apartement__
"Kalau gitu aku langsung balik ke kantor ya Na"
Maxime pergi begitu saja meninggalkan Nana, tanpa menoleh kearahnya lagi.Jam menunjukkan pukul dua siang, ini masih sangat siang dan Nana merasa sangat bosan berdiam diri di apartemennya.
Menjadi seorang penulis akan banyak menghabiskan waktu didalam ruangan, ditambah lagi Nana masih baru dan belum tau seluk beluk kota jakarta. Akan sulit bagi Nana, jika ia ingin pergi keluar. Bahkan hanya sekedar untuk mencari udara segar. Berbeda ketika saat di Malang Nana masih bisa keluyuran dengan teman temannya.
"Acara tv ngebosenin semua, ini apaan lagi sih? Kenapa chanel tv nasional isinya acara settingan semua sih?! Unfaedah banget artis alay satu ini!" Nana tak habis menggerutu menceramahi acara tv yang sedang di tontonnya.
Saat masih menceramahi acara tv yang sedang ditonton, Nana merasakan HP-nya bergetar. Dengan cepat ia mengambil HP yg sedari tadi ia taruh di sembarang tempat.Roro kanjeng calling..
Dengan berdecak Nana menggeser salah satu ikon di layar HP-nya supaya ia bisa menjawab panggilan dari neraka tersebut."Halo.."
"Nana! Kamu udah dijakarta? Kok gak bilang ke aku sih, kapan kamu nyampe? Tinggal dimana kamu sekarang? Gimana udah dapet kenalan cowo cowo tajir di jakarta belum?" Nana menjauhkan hp dari telinganya, ia tau sahabatnya satu ini pasti akan histeris jika tau dirinya sudah di jakarta.
"Hish.. Roro jangan teriak teriak, sakit tau kuping aku!" Kini giliran Nana yang meninggikan suaranya.
"Yee, kok malah misuh toh. Gimana jakarta Na? Keren kan?"
"Nggak! Biasa aja. Orangnya aneh aneh, belum lagi macet sama padetnya jalanan"
"Lah kok? Aneh piye?"
"Masa ada cowo, ganteng tinggi putih badan Shirtless bak model model dewasa, kepribadiannya kaya perahu ditengah lautan. Mudah goyang disapu ombak, bentar baik bentar galak" jawab malas Nana sambil dengan kebiasaannya yang selalu mengerucutkan bibirnya ketika dia merasa kesal.
"Lah, opo toh Na. Masih aja otak mesum mu belum hilang? Pake acara bahas model dewasa." Roro tertawa lepas menertawakan satu kebiasaan buruk sahabatnya tersebut.
"Hati hati loh Na sama otak mesum mu, apalagi kamu sekarang tinggal dijakarta. Yang terkenal keliaran pergaulannya" nada ledekan Roro berubah menjadi datar menasehati sahabatnya yang polos tapi memiliki otak mesum itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The FREAK And ME
Romance//SUDAH TERTERA LABEL °°°° YANG MERASA MASIH SUCI DAN POLOS COBALAH MENJADI PEMBACA YANG BIJAK// *DOSA TANGGUNG BERSAMA *YANG SUCI HARAP MENJAUH *HANYA SEBUAH KARANGAN IMAJINASI #1 SEKSI #1 MANAGER #1 NOVELIS #1 APARTEMENT //14NOVEMBER "Bantu aku...