#8

34.6K 365 13
                                    

"hari ini aku pulang telat, kamu sendirian nggak apa kan?" Nana sedikit terhenyak ketika sedang menikmati sarapannya, sebuah benda kenyal dan hangat menyentuh pipinya.

"Tumben pulang telat, Maxime mau kemana?"

"Ada sedikit urusan bisnis di bandung, nggak masalah kan kamu sendirian?"

"Emmm... Ok" Nana menatap wajah Maxime sebentar lalu melanjutkan sarapannya, sekilas ada semburat rasa kecewa diwajahnya. Akan tetapi Nana tidak ingin mengganggu pekerjaan Maxime.

"Don't be sad, aku cuma sebentar kok"

Nana tersenyum kecil meyakinkan Maxime ia akan baik baik saja.

Tapi, Maxime mengerti maksud bahasa tubuh Nana. Maxime menarik kursi disebelah Nana, mendekatkan jarak tubuh diantara mereka. Nana masih tertunduk menatap sarapannya.

"Mau aku bawain apa nanti?" Maxime berbisik menggoda Nana, dengan kedua tangan yang dilingkarkan di perut Nana

"Mau apa?" Nana mengerutkan dahinya tidak mengerti maksud ucapan Maxime

"Iya kamu mau aku bawain apa pulang dari bandung nanti?" Kini Maxime membelai belai perut Nana.

"Maxime, ngapain sih?" Nana mencoba menarik tangan Maxime.

"Lagi elus elus anak kita"

"Hah?! Anak! Anak darimana?"

"Ya .. abis tingkah kamu aneh mirip ibu ibu yang lagi kelebihan hormon bawaan bayi" Maxime terkekeh menatap perut rata Nana.

"Ihh apa sih" Nana mengerucutkan bibirnya mendengar gurauan Maxime

*Cupp

"Aku berangkat dulu ya"
Nana hanya mengangguk

>Skip

Nana masih di apartement asik dengan laptopnya menyusun beberapa cerita.
Tak lama konsentrasi nya terganggu oleh dering telpon yang terus-menerus berbunyi.

"Apa?"

"Santai dong neng"

"Jalan yok?"

"Ogah! bandung jauh"

"Lah siapa yang ngajak kebandung, wong aku dijakarta sekarang"

"Hah, apa?"

"Cepet buka pintunya Nana" Nana berlari kecil menuju pintu.

*Ceklek

"Roro?!" Betapa terkejutnya Nana melihat kehadiran sahabat dihadapannya.

"Hello.. it's me"

"Dih malah nyanyi lagu mba adelle" Nana langsung menoyor kepala Roro dan tertawa
"Ayo silahkan masuk kanjeng Roro kidul"

"Sialan"

"Tau apartement ku dari mana?"

"Pliss deh na, Roro gitu loh. Stalker handal sejagad bumi pertiwi"

"Dasar stalker kurang belai"

Nana dan Roro memasuki ruang tv saat akan duduk di sofa Roro melihat noda merah yang membuatnya mengernyitkan dahinya.

"Ini noda apaan na?"

"O-oh itu ..  itu darah haid aku"

"Na kamu kan bukan anak kecil lagi, kok bisa acak acakan kaya gini?"

"Ya kan takdir siapa yang tau"

"Nyalahin takdir lagi"
Nana tersenyum ala kuda sambil menggaruk tengkuknya.

The FREAK And ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang