#6

41.3K 424 11
                                    

23.45

Nana dan Maxime sudah kembali ke apartement.
Nana sedang menyelesaikan naskah, sedangkan Maxime? entah sejak kapan ia duduk disebelah Nana dan menatap intens Nana.

Nana agak risih ditatap terlalu lama oleh Maxime, tapi selagi Maxime tidak mengganggu aktifitasnya.
Nana masih memberikan toleransi terhadap Maxime.

"Na" Maxime mulai membuka percakapan diantara mereka.

"Apa?" Jawab singkat Nana masih menatap layar laptopnya.

"Kamu tau apa itu gay?" Maxime menatap Nana serius.

"Tau, kenapa?" Masih setia dengan laptopnya, itu lah Nana.

"Menurut kamu cowo gay itu ..." Maxime terbata dan tatapannya mulai sayu ketika menanyakan hal tabu ini ke Nana

"Itu urusan mereka toh dosa mereka tanggung sendiri, kalau pun kita berhubungan sama cowo gay. Harusnya itu beri motivasi, yakinkan jalan yang dia tempuh itu salah. bukannya dikucilkan" kini Nana menatap Maxime serius tidak lagi menatap layar laptopnya.

"Kenapa kamu senyum senyum sendiri? Mulai gila?" Tanya Nana keheranan.

"Iya, gila karna kamu"

"O .." Nana kembali menatap laptopnya.

"Na" Maxime memalingkan tubuh Nana menghadap kepada Maxime

"Apa?"

"Aku mau kasih tau satu hal ke kamu tentang aku yang sebenernya ...."
"Aku gay"

"Ya"

"Eh?"

"Apa?"

"Kamu? Udah tau?"

"Iya, mas Reno udah cerita"

"Bangsat tu anak kenapa dia ngeduluin. Kamu gak risih kan Na sama keberadaan aku disini?"

"Max ... Selagi kamu nggak kumat marah marahnya lagi gak masalah kok"

"Itu sih tergantung kalo kamu bikin kesel"

"Ih mana ada, kamunya aja yang sentimen"

"Iya deh iya, sekarang tidur yuk"

"Ih apa sih peluk peluk, sana tidur sendiri diluar"

"Oiya Na, Kamu suka baca cerita dewasa ya sebelum tidur?"

"Ng-nggak ... Nggak pernah" Nana yang sedari tadi fokus dengan laptopnya mendadak menatap wajah Maxime.

"Yakin?"

"I-iya" jawab Nana terbata.

"Kemarin malam waktu kamu ketiduran, aku sempet cek laptop kamu. Dan ada history laman blog dewasa?" Maxime menyunggingkan senyuman tampannya.

"Maxime lancang ya!" Nana memukul bahu Maxime pelan.

"Kapan kapan kita praktek yah :)"

"Maxime!"

********

_Maxime pov_

"Tubuh mungil, cerewet, pemalu, polos, dan agak pemarah ... kenapa perempuan ini yang aku pilih? Entahlah, sejak hari pertama bertemu dengannya aku merasa tertarik. Dan satu lagi dia ternyata mesum, jadi akan lebih mudah menggunakannya (?)" Aku hanya bisa menatap lekat wanita mungil di hadapanku yang sedang tertidur lelap bagai 'sleeping beauty'.

Rambut panjangnya yang terurai sedikit berantakan saat ia tertidur, aku merapikan rambut dan membelai lembut pipi tembemnya.

"Maaf ya Na, aku harus bisa manfaatin kamu buat ngelupain Gee. Juga bikin keadaan ku kembali seperti dulu"
Ya, kembali ke lingkungan keluargaku. Mengambil alih hotel yang akan direbut selingkuhan papa.

The FREAK And ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang