3.The truth you should know

1K 190 32
                                    

Duh kalian ini,masa vote nggak ada separuh view..........

Btw,aku lagi bete. Don't try me!! Auto unpub semuaaaaaa















Tidak ada pembicaraan serius antara Hanbin dan Suga di hari-hari berikutnya. Karena Hanbin tahu kalau semakin banyak perdebatan yang ia lakukan dengan Suga yang ada hanya akan makan hati,sementara pemuda berkulit pucat itu terkesan tak mau tahu dan tak perduli meski Hanbin patah hati atau kecewa akan keputusannya.

Ayahnya pun tak menyadari kalau secara tak langsung ia sudah membuat putranya kecewa. Hanbin tak jujur tak pula memberontak memberi penolakan,ia sudah berjanji akan tetap menyimpan rasa kecewa itu hanya untuk dirinya sendiri saja dan Suga tentu saja.

Toh semuanya tetap tak berubah meski pengumuman sialan dari ayahnya itu ia dengar.

Suga tak mengurangi perhatiannya pada Hanbin. Tetap memberi pelajaran berharga pasal hidup sebagai anak mafia,Suga bahkan mulai menemani tiap sesi latihan fisik Hanbin,tetap meladeni segala keluhan dan keinginan Hanbin. Termasuk hasrat seksualitas pemuda berusia duapuluh satu tahun ini. Tak ada yang berubah.

Hanbin menonton Suga yang sedang melakukan pull up di kamarnya. Hanbin terbiasa masuk seenaknya ke kamar Suga bahkan acap kali mendapati pemuda itu telanjang sehabis mandi,tapi sampai detik ini sang pemilik kamar tak keberatan.

Melihat bagaimana lincahnya tubuh kurus nan mungil itu bergerak mengangkat beban tubuhnya dengan lengan sekurus roti bagelan,meski tak banyak otot yang tercetak di sana tapi tetap saja badan itu naik turun seringan bulu di tiang pull up.

Suga hanya mengenakan celana training dan bertelanjang dada,membiarkan tubuh atasnya terbuka dengan bulir keringat mengucur turun menganak di punggung sempitnya yang demi Tuhan sangat seksi sekali dalam pandangan mata Hanbin.

Hup!!

Tubuh mungil itu turun dan berbalik,meraih handuk di sebelahnya untuk mengusap buliran keringat di kulitnya yang terbuka sementara Hanbin menonton dengan santai di ranjang Suga yang terbalutkan seprai berwarna maroon.

Tak melepaskan pandangannya sedikitpun dan sedikit tersenyum jahil saat dilihatnya bercak merah keunguan di dada maupun perut Suga. Tanda yang sengaja ia tinggalkan sebanyak-banyaknya semalam saat mereka bercinta. Menurut Hanbin,ia sudah cukup puas menandai Suga,sekedar sebagai pengingat bagi Suga kalau Hanbin pernah berada di dalam dirinya. Semacam penghargaan pada dirinya sendiri.

"Kau tidak pergi?" Suga bertanya.

"Pergi kemana?"

"Kau punya jadwal pertemuan dengan Tuan Han,Ayahmu memberitahumu semalam. Kudengar kau akan mulai di ajarkan bagaimana menangani bisnis ayahmu."

Hanbin berdecih tak acuh. "Aku lupa,biar saja. Seingatku kemarin aku hanya bercinta denganmu,aku tak memperdulikan ucapan si Tua nakal itu."

Suga tertawa nyaring mendengar ocehan Hanbin. "Dia ayahmu kalau kau lupa."

Hanbin mendengus kesal menatap suga yang masih tersenyum mengejeknya. "Ya ayah sialan yang menikahi gebetan putranya. Sialan,puas kau tertawa??"

Tawa Suga makin kencang ia berjalan ke arah lemari untuk mengambil sebuah kaus putih dan memakainya. Tak memperdulikan wajah masam Hanbin yang kini mulai kesal dan meninju-ninji guling Suga dengan gemas,seolah-olah guling itu adalah Ayahnya.

"Sudahlah...." Ucapan Suga menghentikan kegitan Hanbin meninju gulingnya,Hanbin menghela nafas kasar. "Kau hanya perlu menerima semua itu."

"Mudah bagimu ya. Kau tidak pernah jatuh cinta ya? Bagaimana rasanya kalau orang yang kau sukai menikah dengan orang lain selain dirimu?."

Lies in the dark (Hanbin x Yoongi version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang