9.Min Yoongi.

508 79 19
                                    

Haha...sepertinya wpku sepi akhir2 ini. Kemungkinannya cuma 2,karena jarang up atau karena kalian tidak tertarik/lupa sama ceritanya. Tapi tak mengapa,bagaimanapun juga ff ini tetap berlanjut.































( Hanbin P.O.V )





Gelap. Semuanya gelap meski aku yakin aku sudah membuka mataku sepenuhnya. Disini sesak. Sesak bukan karena terhimpit tapi lebih seperti sesuatu menyelubungi kepalamu dan kau jadi kesulitan tiap mengambil nafas. Kegelapan ini pasti juga berasal dari sana. Mungkin kepalaku dibungkus oleh kain hitam tebal tak tembus pandang.

Niat hati melepaskan namun badanku menolak diajak kompromi,aku tak bisa menggerakkan salah satu bagian tubuhku manapun. Seakan akan bagian tubuhku lumpuh total tapi kesadaran masih melingkupiku meski tak sepenuhnya. Bahkan kurasa kesadaranku perlahan lenyap bak ditelan terowongan gelap tak berujung.

Apa yang terjadi padaku??

Dimana aku??

Siapa yang melakukan ini padaku??

Dan dengungan-dengungan itu...

Ah,suara...

Suara manusia. Bercakap. Tak begitu jelas karena pening mulai menderaku lagi kala aku berusaha menajamkan indra pendengaranku.

Bukan hanya satu,tapi dua. Dua orang .

Aku mengenalinya sebagai suara Suga dan Ayahku.

Batinku bersorak lega. Aku lega mereka baik-baik saja. Tapi mengapa begitu lama waktu yang mereka gunakan untuk menolongku dari ketidak berdayaan ini.

Mengapa??

Kesadaranku mulai menipis,kegelapan mulai menelan kesadaranku. Hanya sisa segaris tapi lamat-lamat aku mendengar suara berat Suga berucap.


"Sudah lama aku menantikan hari ini,Namjoon."




( HANBIN P.O.V end )

.

.

.













Suga mendesis sebal saat memerima uluran satu buah cup kopi berukuran medium dengan cap merek ternama. Agaknya ia kesal karena lama menunggu.

"Jangan melotot begitu,kau tahu Starbucks di dekat sini selalu antri." Gerutu bobby,si pengulur kopi.

Kemudian Suga menyesap cairan hitam pekat dari dalamnya dengan khidmat,agak sedikit meringis saat dirasa luka disudut bibirnya berkedut perih kala bibirnya terantuk bibir cup.

"Pakai sedotan,hyung." Protes bobby dan dihadiahi lirikan tajam. Dirasa percuma saja mengulurkan benda plastik berbentuk silinder itu lalu membuangnya sembarangan.

"Sudah lama sekali kopi rasanya tak seenak ini. Kopi dirumahmu rasanya payah,Namjoon." Kata Suga.

Suga menatap remeh sosok dihadapanya tak lupa menyilangkan kaki angkuh dan melipat tangan di dada. Menertawakan ketidakberdayaan sosok itu. Namjoon,yang terikat di kursi dengan kondisi tak kalah menyedihkan.

Bagaimanapun juga Namjoon sudah habis-habisan setelah runtunan serangan yang tak pernah disangka-sangka olehnya. Ia terluka,tubuhnya terluka. Tidak cukup parah namun cukup sebagai bahan olokan bagi Suga. Namjoon layaknya pecundang yang tak berarti. Tak ada bawahan,tak ada pengikut setia,tak ada pelindung. Semua dibabat habis oleh musuh-musuhnya. Bahkan Namjoon sendiri berhasil dilumpuhkan dan diseret tanpa ampun oleh orang yang tak disangka-sangka olehnya.

Suga.








Ya,Suga-nya berkhianat.

Suga yang selama ini begitu setia berada di bawah kakinya berkhianat. Padahal selama ini Namjoon begitu mendamba dan memuja sosoknya. Itulah mengapa banyak orang berkata terlalu menikmati keindahan dapat menuntunmu ke neraka. Mungkin inilah neraka Namjoon. Suga adalah nerakanya yang tersembunyi dengan apik dibalik sikap setia dan kebaikannya selama ini.

"Mengapa?." Satu pertanyaan berhasil lolos dari mulut kering Namjoon setelah penutup mulutnya ditarik paksa oleh teman Suga yang rambutnya ikal. Sengaja agar ucapan Suga mendapat balasan.


"Pertanyaan retrois." Kekeh Suga. "Kutebak kau bertanya tanya mengapa aku melakukan ini padamu,kan?. Sebentar aku akan menghabiskan kopiku dulu sebelum es di dalamnya membuat kopiku hambar. Nanti akan kuceritakan. Dan hei Bobby,jangan diam disana saja, apa kau akan berdiri saja seperti orang tolol? Belikan aku kopi lagi!!."

"Lagi??." Rengek Bobby. "Seharusnya kau tadi pesan dua. Aissh..." Namun tetap saja beranjak pergi dengan gerutuan yang isinya mengata-ngatai Suga dengan kata tak pantas.

"Aku mendengarnya,bodoh!!." Teriak Suga nyaring kemudian perhatianya teralihkan lagi saat Namjoon batuk-batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Suga merasa harus fokus pada Namjoom saat ini.

"Apa maumu?" Namjoon kembali bertanya dengan pandangan menuntut.

Suga hanya mendengus geli. "Kau pikir apa? Balas dendam tentu saja. Kau tahu sudah lama aku menantikan hari ini,Namjoon."

"Kurasa aku tak memiliki kesalahan apapun yang harus kutebus padamu. Kau hanya anak petani miskin dari Daegu. Apa aku berbuat sesuatu? Jangan konyol. Siapa yang mengutusmu?." Namjoon terbatuk lagi namun kini tak ada darah menyertai degukanya.


"Aku diutus oleh diriku sendiri. Mengapa? Kau tak percaya padaku??." Tanya Suga dengan senyum mengejek yang kentara. "Dan ya,aku hanya anak petani miskin dari Daegu. Setidaknya itu yang kau tahu. Tapi untuk kali ini ijinkan aku mengenalkan diri untuk pertama kalinya padamu."



"Jangan mengujiku. Sebutkan siapa yang mengutusmu??." Gerung Namjoon tak sabaran.


"Whoo...whoo... Sabar pria tua! Hati-hati dengam nada suaramu. Aku tak suka di bentak. Seperti yang kukatakan,aku bergerak sesuai kemauanku sendiri. Apa belum cukup meyakinkan. Hmm meskipun ku akui aku mendapatkan sedikit bantuan dari sana sini. Banyak sekali yang ingin menumbangkanmu,kau tahu jelas soal itu." Suga berdiri dan memyeret kursinya agar bisa lebih dekat dengan Namjoon.



Tak ada rasa iba maupun perduli yang ditunjukkan Suga saat meneliti kondisi Namjoon yang ternyata lebih parah bila dilihat dari jarak yang lebih dekat. Ia malah tertawa saat menyadari kalau ia sempat menorehkan sebuah luka di lengan Namjoon tadi. Melawan pria yang lebih tua dan lumayan kuat seperti Namjoon memang sedikit lebih merepotkan Suga. Tapi akhirnya ia bisa menumbangkan Namjoon.



Raut wajah Suga berubah. Dari awalnya sedikit slengean menjadi kaku dan dingin.


"Namaku Min Yoongi. Dan kau pasti mengenal baik margaku kan,Namjoon-ssi."


Seiring dengan terbitnya sebuah seringaian kejam dari bibir manis Suga,Namjoon terbelalak tak percaya.





























TBC



Yaaa...mayan lah ngisi waktu luang.

Lies in the dark (Hanbin x Yoongi version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang