10.

410 69 15
                                    

Kayaknya emang semangat kebut ini biar cepet2 kelar. Udah gt aja.wkwk
















"Merasa tak asing??"

Suga menyulut rokoknya dengan santai. Bahkan dengan kurang ajarnya menghembuskan kumpalan asap putih dari mulutnya ke arah Namjoon hingga pria itu terbatuk. Suga tersenyum menikmati perlakuanya pada sang mantan bos besar. Merasa tak perlu lagi meributkan soal etika dan lain sebagainya.

"Tangkapan besarmu kan?. Bukankah begitu? Min Jae Goo,tangkapan besar yang sukses. Ah,kusebut sasaran saja lagipula kau sudah melenyapkannya bukan? Kau ingat? 12 belas tahun yang lalu."

Namjoon mengerjap tak percaya,tubuhnya bergetar dan pandangannya tak fokus.

"Siapa kau?."

"Aku?." Suga tertawa keras bahkan nyaris tersedak karena asap rokok yang belum ia keluarkan sempurna dari mulutnya. "Menurutmu?."

"Aku telah membunuh semua anggota keluarga Min. Istrinya dan satu-satunya anak Min Jae Goo." Lirih Namjoon,tak gentar meski mata sipit setajam mata kucing itu menatapnya nyalang. " SIAPA KAU SEBENARNYA?."

Lagi-lagi Suga tertawa keras,menyukai bagaimana emosi dan rasa keingintahuan yang besar menguasai diri Namjoon. Baginya itu lucu. Sosok yang biasanya penuh wibawa dan punya pengendalian diri yang kuat,begitu tenang dan angkuh,sekarang meraung emosi karena Suga.

"Kau begitu ingin tahu??." Suga berdecak keras. "Ck!! Kukira kau lebih cerdas dari yang lainnya. Ah,atau aku harus mengapresiasi usaha ayahku dalam menyembunyikanku selama ini."

"Apa maksudmu? Kau putra Min Jae Goo??." Namjoon tertawa kecil. Tergelitik akan pertanyaan yang ia berikan pada Suga barusan. Seolah ia sudah bertanya sesuatu yang konyol.

"Kalau iya,apa kau akan percaya?"

Namjoon terkekeh. "Ah,memang tak ada yang percaya kalau aku adalah putranya.Tapi bagaimanapun juga kali ini kau harus mempercayainya." Kata Suga menjentikkan putung rokoknya ke arah namjoon dan mendarat mulus di paha sang mantan bos hingga sang empu meringis kesakitan karena sisa bara mengenai pahanya yang terluka.

"Lalu kau mau apa? Balas dendam? Membunuhku?." Namjoon menyeringai. "Baiklah bunuh saja aku."

Suga tergelak. "Membunuhmu? Well,membunuhmu saja mungkin terdengar klise,sangat sederhana dan tidak ada seni-seninya sama sekali-- tak asik." Kata Suga sembari memainkan beretta dalam genggamanya.

"LALU APA MAUMU SIALAN?!" Namjoon meraung setelah suga menekan luka di paha Namjoon dengan ujung pistolnya.

"Whoo,berhentilah meneriakiku pak tua." Kekeh suga. "Ya dari yang kau ketahui,aku tipe orang yang sedikit rumit. Aku menyukai permainkan,mempermainkan hidup orang. Tunggu sebentar!!"

Suga beranjak dari duduknya dan mata Namjoonpun tak berhenti untuk mengekori setiap pergerakan pemuda berkulit pucat itu. Penasaran apa lagi yang akan dilakukan oleh mantan bawahanya yang dulu setia itu.

Namjoon menatap penuh penasaran pada sesuatu-- Suga tampak kepayahan menyeret sebuah sosok dari ruangan lain. Namjoon tak mengenalinya-- belum lebih tepatnya. Dikarenakan Suga sengaja menutup kepala manusia itu dengan karung.

Rasa penasaran Namjoon tak bertahan lama dikarenakan ia sangat mengenal pakaian yang dikenakan orang yang diseret oleh Suga.

"Hanbin?." Lirih Namjoon tapi Suga mendengarnya.

Bruk

Melepas begitu saja cengkraman tanganya pada tangan sosok tadi,hingga kini orang yang diduga Namjoon sebagai hanbin tergeletak tengkurap di lantai beton yang dingin. Tepat di hadapan Namjoon.

Lies in the dark (Hanbin x Yoongi version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang