Bagi kalian mungkin pairing ff ini masih tergolong aneh. It's ok!!
"Jadi,Ayah...Kapan kau akan memberitahuku?"
Hanbin melihat ayahnya menaruh sumpit dan menghentikan acara makannya,lanjut menatap putra semata wayngnya dengan raut bingung. Sementara Suga yang duduk di sebelah Ayahnya nampak tenang menyuap nasinya tanpa terusik.
"Tentang?"
"Ibu." Jawab Hanbin dengan nafas tercekat. "Tentang ibu yang mati bukan di meja operasi tapi di tangan saingan bisnismu." lanjutnya pedih.
Kedua bola mata Namjoon membulat sesaat sebelum menampakan wajah datar dan dinginnya lagi. Terkesan santai meski Hanbin merasa bahwa suasana berubah tegang. Hanya Hanbin sendiri yang merasakan ketegangan itu sementara dua mahkluk di depannya tampak tak terpengaruh sama sekali akan ucapannya barusan. Padahal ia sedang membahas sesuatu yang penting.
"Kau sudah tahu. Darimana kau mengetahuinya?" Tanya Namjoon melanjutkan acara makanya yang sempat di interupsi.
Hanbin melirik Suga di saat Namjoon tak menyadarinya. Pemuda itu masih nampak tenang dan memilih diam.
"Aku mencari tahu." Dusta Hanbin.
Tanpa diduga Namjoon terkekeh pelan. "Begitukah? Baguslah bila kau mulai belajar mencari tahu apa yang seharusnya kau ketahui. Lalu apa lagi yang ingin kau bahas soal itu?"
Hanbin menelan gumpalan amarahnya,tak bisakah Ayahnya lebih manusiawi sedikit. Ia sedang membicarakan hal yang sangat penting bagaimana mungkin tanggapan yang didapatkannya hanya sekedar lalu saja.
"Mengapa kau menyembunyikannya dariku?" tanya Hanbin.
Namjoon menatapnya. "Hanbin-ah ibumu tiada saat kau masih berumur duabelas tahun. Aku hanya memikirkan bagaimana cara menyampaikan kepergian ibumu lebih rasional untuk anak seumuranmu."
"Dengan berbohong?"
"Kau pikir saat itu kau akan menyukai kenyataan kalau nyawa ibumu di ambil secara terpaksa?"
Hanbin diam.
"Dengar Hanbin-ah!! Yang terjadi pada ibumu adalah hal yang sudah berlalu. Hidup di lingkar hitam seperti yang kita jalani memberi sesuatu yang bahkan tak akan bisa kita duga,kemungkinan buruk sekalipun. Itulah mengapa aku ingin kau bersiap. Hentikan angan konyolmu perihal lagu-lagu dan musik sialan itu. Semua itu tak akan menjamin hidupmu untuk tetap tenang. Kau putraku,seharusnya kau tahu jalan hidup seperti apa yang harus kau jalani."
Hanbin tertegun,tubuhnya bergetar dan tanganya mengepal erat di bawah meja. Sementara Ayahnya tak perduli,memilih beranjak pergi dari sana setelah menanamkan satu atau dua kecupan ringan di pucuk kepala Suga. Hal yang membuat darah dalam tubuh hanbin makin mendidih.
"Kupikir kau akan lebih cerdas." Setelah memastikan Ayah Hanbin pergi dan dipastikan hanya ada mereka berdua di rumah besar itu Suga bersuara.
"Ya??"
"Kau tak harus melibatkan emosimu,kau tahu ayahmu seperti apa. Semua itu akan berakhir sia-sia meski kau memprotesnya hingga nadimu menyembul keluar." terang Suga. Kini menyilangkan kaki dan melipat tangan di dada,menatap hanbin dengan tatapan mencemooh.
"Wajar aku begitu. Tua bangka itu membohongiku sekian lama. Ini menyangkut ibuku,aku berhak marah." kata Hanbin kesal.
Suga tertawa meremehkan. "Lalu apa yang kau dapatkan? Apa ia perduli? Apa ibumu akan bangkit dari kematiannya meski kau memprotes tindakan ayahmu?" tanya Suga. "Tidak kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lies in the dark (Hanbin x Yoongi version)
FanfictionHanbin tak akan pernah bisa membenci Yoongi. yaoi boy x boy crack pair bts x ikon rate T menjurus M