*
*
*Jiyong POV
Cklek! Aku membuka pintu kamar Chaerin memeriksa apakah gadis itu ada didalam atau tidak. Aku memang sengaja tidak mengganggunya setelah kejadian tadi malam karna dia pasti ingin menenangkan diri.
Aku masih ingat dengan suara tangisan dan wajahnya yang terlihat begitu terluka karna kata-kata sialan yang entah kenapa bisa keluar dari mulutku.
Chaerin tidak ada dikamarnya atau disudut manapun dirumah ini. Apa dia sudah berangkat kerja? Tapi tidak mungkin sepagi ini. Aku melirik kearah jam yang tergantung disalah satu sudut ruangan ini. 6.30 pagi. Bahkan gedung itu pasti belum buka. Atau jangan-jangan...
Aku buru-buru mengambil ponsel yang ada di saku celana trainingku. Setelah menekan nomor yang sudah kuhafal diluar kepala, kemudian menempelkan benda persegi panjang itu ketelingaku menunggu orang diseberang sana menjawab panggilan.
"Angkat telponku, Chaerin-ah!!" ini sudah panggilan yang kelima kalinya namun Chaerin tak kunjung mengangkat. "Brengsek!" aku mengumpat kesal lebih ke diriku sendiri.
Menelpon kekantor Chaerin pun percuma tidak akan ada yang mengangkat karna ini masih terlalu pagi. Bagaimana jika dia benar-benar kabur?
Aish! Aku mengacak-acak rambutku yang memang sudah berantakan. Jangan berpikir yang macam-macam dulu Jiyong-ah, tidak mungkin Chaerin kabur begitu saja dari rumah ini. Kalau pun ingin pergi, mau pergi kemana dia? Dia tidak mempunyai siapa-siapa selain aku.
Bagaimanapun juga aku tidak ingin kehilangan Chaerin. Hanya dia satu-satunya yang kupunya didunia ini. Dia lebih dari sekedar adik bagiku. Dia gadisku. Gadis yang akan selalu kucintai bagaimanapun keadaannya.
Jiyong POV End
*
*
*Normal POV
Chaerin duduk dihalte dekat kantornya dengan pandangan kosong. Dia sengaja pergi sepagi ini untuk menghindari bertemu dengan Jiyong.
Chaerin benar-benar belum siap bertemu dengan Jiyong sekarang. Dia takut Jiyong akan memaksanya lagi untuk menggugurkan kandungannya. Hal itu tidak akan dilakukannya sampai mati. Chaerin masih cukup waras untuk tidak membunuh anaknya sendiri. Darah dagingnya.
Pukul 7.20, Chaerin melirik jam tangan kecil dipergelangan tangannya. Toko-toko disekitar kantornya sudah mulai buka dan terdengar lantunan lagu dari boyband yang dikenal Chaerin. Dia hafal betul dengan lagu itu, Lies dari Bigbang.
Chaerin ingat dia pernah mengirim CD demo ke YG Entertainment beberapa bulan yang lalu. Dia tidak benar-benar serius ingin menjadi trainee di agency itu, dia hanya iseng mengikuti teman sekantornya yang saat itu juga mengirim CD demo saat YG membuka audisi waktu itu.
Sepertinya gedung kantornya sudah buka dan dia bisa segera masuk. Dia tidak ingin Jiyong menemukannya disini. Chaerin mendudukkan dirinya dikursi yang setiap hari selama 9 jam menemaninya.
Dia kembali memikirkan audisi di YG beberapa bulan lalu. Jika Chaerin lolos, maka dia bisa menjauh dari Jiyong dan anaknya akan aman.
Sebenarnya hari ini pekerjaannya tidak terlalu banyak karna majalah mereka sudah terbit kemarin dan majalah mereka sukses besar. Jadi dia bisa sedikit bersantai."Chae-ya~" seorang wanita melambaikan tangannya didepan wajah Chaerin karna kedatangannya tak ditanggapi sama sekali.
"Ah? Ne?" Chaerin menyahut setelah kembali dari lamunannya.
"Kau ini kenapa? Kau ada masalah?" gadis bermarga Kang ini memandang Chaerin dengan tatapan heran karna tak biasanya Chaerin seperti ini.
"Ne, ada sedikit masalah dirumah." Bibir Chaerin sedikit bergetar mengingat kejadian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Already Gone - Skydragon Fanfiction
Fanfiction"Dia tidak bisa menerima anakku jadi aku pergi meninggalkan dia. Apalagi yang kuharapkan? Bahkan darah dagingnya ini tak bisa melunakkan hatinya." - Lee Chaerin