Special Part - Diary (Draft)

400 38 0
                                    

Seulgi pov

Hmm apa kau tahu?

Itu begitu menyakitkan saat melihatmu.

.

.

Aaah, aku kembali melayangkan  fikiranku untukmu,

Lihat.. Kembang api itu meledak dengan indahnya di langit malam , sedikit menyakitkan...

Aah.. angin mengilir seiring waktu, membawa kenangan yang tak mungkin kembali.

.

.

Apa kau selalu sebahagia ini?

Aku tidak pernah tahu bahwa melihat senyummu bisa membuat sedikit nyeri di dadaku. Apakah ini karena keputusanku untuk menyerah padamu?

Aku memiliki banyak sekali kata yang ingin kutumpahkan padamu.

Tentang aku yang terjatuh padamu atau tentang bagaimana aku melihatmu .

.

Apakah kau akan mendengarku?

Menerima semua pengakuanku?

Ataukah sebaliknya justru berlari menjauh dariku dan meninggalkanku?

Aku terlalu takut akan kemungkinan buruk di depan mataku saat melihatmu. Ku akui aku sangat ingin memelukmu, menangis dalam dekapanmu dan mengucapkan kata jangan pernah menjauh dariku.

.

Aah.. Beginilah sosok manusia yang akan aku rindukan? Aku terlarut untuk memandangimu dari tempatku bersandar saat ini. Memperhatikan matamu yang tersenyum melihat langit malam ini. Kau bersenda gurau dengan Jongin disudut sana dan kulihat kau tertawa dengan begitu manisnya. Namun aku sekali lagi menangkap matamu, yang mencuri pandang pada wanita yang pernah singgah dihatimu. Aah, begitu rupanya.. Apa kau masih mencintainya? Pikirku. Namun itu tidak masalah. Apakah kau mencintainya atau bukan itu sudah tidak menjadi urusanku, karena aku pada akhirnya menyerah padamu.

Aku tersadar kau sedikit memajukan langkahmu mendekat padaku. Aku tentu tidak ingin terlihat seperti orang bodoh dimatamu yang sedari tadi tak dapat melepaskan pandangannya darimu. Kualihkan sekilas pandangannku ke langit dan, disini kau sekarang, tersenyum padaku.

"Seul, rumahmu memang yang terbaik untuk melihat kembang api." Kau mengatakannya padaku dengan senyuman yang sangat bahagia.. Aah kurasa aku ingin menangis..

"Sudah kubilangkan, kalian tak akan kecewa jika kesini."

"Kau benar" jawabmu.

Sungguh, aku saat ini sedang tidak ingin berlama-lama denganmu, karena kurasa air mataku akan meledak sebentar lagi.

"Tapi Jim, aku sedikit mengantuk Kalian ihat-lihatlah dulu, dan jika ingin tidur, carilah tempat aman untuk berbaring, Aku ingin istirahat sebentar ya. Daah.." aku beranjak tanpa ingin mendengar balasan darimu.

Langkahku semakin menjauh,  namun hati kecilku seperti membuat sedikit pertaruhan saat aku memegang tuas pintu.

Akankah kau menyebut namaku?
Mengintrupsi langkahku?

Kumohon jangan..
Jangan panggil aku..
karena aku tak ingin pertahananku seketika runtuh..

Kutakut jika kau menyebutnya, aku akan berbalik dan menghambur dalam pelukanmu,  mengucap kata yang kan menjadi penyesalanku.

.

.

Arasseo, saatnya bertaruh, cukup tiga detik. Ya aku memberikanmu waktu..

Aku memejamkan mataku, hingga liquid yg tertampung tadi sudah terjatuh dari kelopak mataku dan jantungku bergdegup kencang seperti kuda yg berpacu..
.

.
.
Geundae....

1 (hana)
.
.
.

Chaebal..

2 (dul)
.

.

.

Hanbeonmal..

3 (set) ?

-Tbc

Seulmin - No Ending (Slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang