VII. Reasons

127 16 2
                                    

"Are you okay?"

Seungwan melihat temannya menutup pintu yang langsung memegangi kedua pipinya.

"Hmm? Wae?" Jawab Seulgi dengan masih kelihatan linglung.

"Kau tadi menemui siapa?"

"Oh, hanya teman" Seulgi pun tersenyum aneh.

"Kukira siapa, karna sebelum kau keluar sepertinya kau terlihat kesal, namun kurasa sekarang tidak mengapa, kau hanya terlihat –aneh."

"Begitukah? Apa kah persiapan kita sudah selesai? Apa kata manager Oppa? Bisakah kita pulang sekarang?"

"Ya, tentu, setelah mobil yang menjemput kita selesai mengisi barang."

"Bukan, bukan itu maksudku,, bisakah kita pulang ke Seoul sekarang?"

"Eoh? Whats?"

"Oh baiklah lupakan"

"Yak, kau kenapa? Kau sedang tidak sehat? Wajahmu terlihat merah" Seungwan menempelkan punggung tanagnnya ke kepala Seulgi.

"Ahaha kurasa aku hanya kelelahan, lupakan apa yang kukatakan tadi, aku hanya ingin segera naik ke mobil dan tertidur." Jawab Seulgi mengipaskan lengannya di tepi wajah.

"Arasseo, aku juga lelah" Seungwan menggidikkan bahu jengah dengan teman anehnya satu itu.

Haaah apa yang kulakukan tuhan kenapa juga aku harus mengirim pesan padanya jika aku sudah sampai, kalau begini urusannya akan semakin panjang bukan? –suara hati Seulgi

Kedua wanita itu telah sampai dirumah tumpangan mereka, mungkin ini adalah malam terakhir sebelum lusa malam keduanya akan kembali ke Seoul untuk aktivitas pekerjaan lama seperti biasanya. Dan kemungkinan besar besok malam mereka akan ada pesta perpisahan dengan regu festival.

"Aaaah aku lelah, namun sekaligus lega."

"Ya begitupun aku."

Sepatu yang dilepaskan Seulgi sudah berserakan di depan pintu tanpa diatur oleh pemiliknya, meninggalkan Seungwan yang masih melepaskan sepatunya risih.

"Yak, Kangseul, setidaknya rapikan sepatumu beruang."

"Gomawo Seungwanaa,, Jaljayoo~~" (Terimakasih Seungwan, Selamat tidur)

"Ndee.... Aku heran, mengapa aku betah berteman denganmu."

Masih dengan pakaian yang belum berganti dengan piama gadis itu mengucapkan selamat malam pada temannya, yang juga –lelah.

"Yak Kangseul, Apa kau tidak mau membersihkan diri dahulu?"

Hah , hanya suara napas yang terdengar dari arah teman yang dipanggilnya. Dan benar saja, wanita itu sudah masuk ke dalam alam mimpinya.

"Ah lupakan, moodnya memang labil, seketika lesu, seketika semangat, dan seketika tidur -.- "

Seungwan melangkahkan tubuh lelahnya ke tempat tidur disamping kepala temannya yang sudah pulas itu, dengan memberikan bantalan dan melepaskan satu persatu aksesoris seperti jam tangan, agar tak mengganggu sirkulasi darah saat temannya itu tertidur.

"Hah, Mwoya ige?" (apa ini?)

"Dan lagi? Kau menangis dalam tidurmu lagi?" Ucap Seungwan saat melihat setes air mata yang mengalir dari sudut mata Seulgi.

Bukankah ia tadi kembali dengan wajah yang merona, kukira bahkan ia menemui seorang lelaki tampan tadi.

Tunggu dulu, Apa wanita ini tidur hanya untuk lari dari pikirannya?

Seulmin - No Ending (Slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang