11

133 102 33
                                    

"Bukan tidak ingin, aku hanya perlu diyakinkan sedikit lagi."
- Laura Anastasya.

***

Seperti yang sudah disepakati bersama, malam ini mereka semua akan menginap di rumah Laura.

Di sinilah mereka sekarang, di ruang santai lantai dua milik keluarga Laura. Di lantai ini hanya terdapat dua kamar, kamar Laura dan satu kamar tamu.

Kalau lagi tidak ingin tidur di kamar, biasanya mereka tidur di ruangan ini, berjajar seperti ikan asin yang sedang dijemur di lapangan.

"Rara senyum-senyum aja, chatingan sama Ardi ya?" Vina mengintip penasaran ke layar ponsel Laura.

"Hehe iya nih" jawab Laura yang masih asik dengan ponselnya.

"Gua heran sama lo Ra, waktu setahun itu kan bukan waktu yang sebentar buat pdkt. Keliatannya juga lo suka ke dia, tapi kenapa lo nolak dia, bukannya lo juga pengen jadi pacarnya Ardi?" kali ini Vina bertanya serius kepada Laura, dengan posisi tepat di hadapan Laura.

Mendengar pertanyaan Vina, yang lain menjadi ikut penasaran, dan sekarang mereka semua mendekat ingin tahu jawaban Laura.

Laura melirik sekitarnya, melihat sahabat-sahabatnya yang sudah menatapnya intens, kalau sudah begini, mau tidak mau Laura meletakkan ponselnya.

"Ya gimana ya, belum yakin aja sih. Nanti ada waktu nya kok."

"Kalo kelamaan, nanti Ardi nya berpaling ke cewek lain loh Ra." Timpal Diandra

"Ya baguslah."

"Kok bagus?" tanya Diandra penasaran.

"Ya itu berarti jawaban dari ketidak yakinan gue selama ini."

"Kalau dia gak berpaling Ra?" Ifana ikut bertanya.

"Ya sama, itu juga bagian dari jawaban yang gue tunggu."

"Tuh gitu woy," teriak Wahyu di telinga Vina yang langsung dibalas cubitan perih oleh Vina di lengan Wahyu.

"Kita liat nanti aja," tambah Laura.

"Emang lo gak sayang sama dia Ra?" tanya Ifana lagi.

"Ya sayang sih, cuma gue gak mau buru-buru aja"

"Takut nyesel?" Ifana memastikan.

"Tepatnya, takut salah ngasih hati."

Semua mengangguk paham.

"Gue ke bawah dulu ya bentar," pamit Laura.

"Oke Ra."

"Ta lo gimana?" tanya Ifana.

"Gimana apanya?"

"Kemarin gimana ketemu Laras? Udah baikan?"

"Putus."

"Hahhhh?" semua terpelonjak kaget.

"Kok bisa Ta?" tanya Ifana.

"Cerita buruan," desak Wahyu.

"Males."

"Ta seriusan putus?" tanya Vina.

"Iya."

"Lo gak nahan dia gitu Ta?" Diandra ikut bertanya.

"Udahlah jangan dibahas, gue males."

"Yah Ta, maapin kita ya gak bantuin lo," ucap Ifana tulus.

"Lo gak apa-apa kan Ta?" tanya Wahyu.

"Hm."

"Besok gak apa-apa kita ke Bandung?" Ifana memastikan.

"Emangnya kenapa?"

"Ya takut lo lagi sedih aja."

"Gak."

"Yaudah Ta, ayo ngegame lah," ajak Wahyu.

"Menang dapet apa?"

"Gue jajanin deh di indoapril."

"Yok."

Tak lama kemudian, Laura kembali ke atas, dengan wajah yang ceria
"Abis ngapain lo Ra?" tanga Diandra penasaran.

"Nih," Laura menunjukan sebuah kotak berwarna ungu muda.

"Dari siapa?"

"Ardi."

"Ardi kesini?"

"Nitip ke Rizky tadi."

"Ohhhh," jawab mereka serentak.

"Eh jam berapa nih? Ayo tidur, besok kesiangan loh," ajak Laura.

"Kalian duluan aja, gue sama Dianta lagi seru."

Jam dinding menunjukan pukul sembilan malam, Laura, Diandra, Vina, dan Ifana memutuskan untuk tidur lebih dulu.

I'm Lost (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang