Sebulan setelah perdebatanku dengan papa dan aku terus menerus mengatakan keinginanku padanya, dan papa selalu saja berkata tidak. Tapi aku tidak ingin menyerah semudah ini. Aku butuh pergi dari sini dan papa selalu saja membuatku mengulur waktu. Tapi hari ini aku akan melakukan cara lain agar papa mengizinkanku pergi. Kuharap aku menemukan sebuah alasan yang kuat agar dia percaya dan mengizinkanku pergi.
Bahkan untuk berjaga-jaga, aku sudah mengepak barang-barangku ke dalam beberapa koper. Aku hanya memiliki firasat kalau aku akan mendapatkan izin kali ini. Entah kenapa aku merasa demikian.
Beberapa jam setelah kembali dari gereja, aku memutuskan menunggu di kamar sebelum menemui papa di ruang kerjanya. Biasanya aku tidak pernah memasuki ruang kerjanya kalau tidak ada sesuatu yang mendesak. Tapi karena hari ini aku memutuskan untuk melakukannya lagi, aku harus memasuki area terlarang itu.
Aku keluar dari kamarku dan berjalan perlahan ke ruang kerja papa di samping rumah. Sama seperti galeri miniku, ruang kerja papa dibangun terpisah dengan bagian rumah utama, entah apa alasannya aku tidak tahu.
Setelah sampai didepan pintu, aku berhenti karena mendengar suara papa dari celah pintu yang sedikit terbuka. Karena merasa penasaran, aku memutuskan untuk bersembunyi di tembok samping dan mencuri dengar apa yang dikatakan papa.
“Athalie ingin pergi dariku, Aghna. Dia terus memaksaku mengizinkannya pergi. Apa yang harus kulakukan?”
Aghna? Siapa Aghna? Aku tidak pernah mendengar papa menyebutkan nama itu sebelumnya. Apa papa sedang dekat dengan seseorang sekarang?
“Aku tidak bisa kehilangan Athalie. Tidak setelah kau pergi dariku. Dia satu-satunya harta kita, liebe. Aku bisa melihatmu dalam diri Athalie. Aku tidak akan mengizinkannya pergi dariku. Dia anak kita, Aghna.”
Anak kita? Maksudnya aku anak seseorang bernama Aghna ini? Apa maksud semua ini? Apa yang papa sembunyikan dariku? Dia sedang bicara dengan siapa?
“Aku melakukan kesalahan dengan menjadikan wanita itu ibu Athalie. Dia adalah iblis. Aku tidak tahu kalau aku adalah penyebab penderitaan Athalie. Kalau tahu begitu, aku akan membesarkan Athalie sendiri setelah kepergianmu. Aku benar-benar menyesal, Aghna. Dan sekarang anak kita akan meninggalkanku sendiri. I’m so sorry.”
Sudah cukup. Aku harus meminta penjelasan papa. Dia menyembunyikan sesuatu yang besar dariku. Dan ini sudah hampir 22 tahun.
“Apa maksud semua ini, Pa?”
Aku membuka pintu kerja papa dengan kasar dan menimbulkan suara benturan yang cukup keras. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku marah padanya karena menyembunyikan semua ini. Mama yang selama ini kukenal ternyata bukanlah mamaku. Tentu saja aku merasa senang, tapi kenapa papa harus menyembunyikan semua ini dariku?
“Athalie, kau …”
“Cukup beritahu aku apa yang papa sembunyikan selama ini.”
Aku menatapnya dengan penuh kemarahan. Papa terlihat gusar dan menyesal. Tapi aku tidak butuh penyesalannya sekarang, karena aku hanya butuh penjelasan darinya.
“Maafkan papa, sweetheart.”
“Just tell me!”
Aku meninggikan suaraku dengan tidak sabar. Aku sudah cukup menunggu dan tidak ada lagi waktu untuk mendengar permintaan maafnya.
“Siapa mamaku sebenarnya?”
“Aghna Jovita. Dia mamamu.”
“Kenapa papa menyembunyikannya dariku!?”, aku tidak menyangka kalau aku akan berteriak padanya sekeras ini.
“Dulu kau masih terlalu kecil untuk mengerti, Atha. Papa hanya tidak ingin kau kehilangan kasih sayang seorang ibu. Makanya papa menikahi wanita itu. Maafkan papa.”
“Dimana mamaku sekarang, Pa? Kenapa kau tidak membiarkanku bertemu dengannya?”
Papa terlihat sedih dan mendorong sebuah bingkai foto padaku. Aku melihatnya dengan jelas, ada papa dan aku saat masih berumur 2 tahun. Tapi yang menggendongku bukanlah mama yang kutahu. Wanita dalam foto itu terlihat mirip denganku dengan rambut pirangnya. Apa dia Aghna yang papa sebutkan tadi?
“Mamamu meninggal beberapa minggu setelah foto ini diambil. Dia menderita sirosis hati sebelum akhirnya mengalami gagal hati.”
“Apa?”
Aku tercekat dan kehilangan suaraku. Pandanganku menjadi buram seketika setelah kenyataan menamparku dengan keras. Kenyataan memang selalu kejam padaku. Mama kandungku sudah meninggal dan aku bahkan tidak mengetahuinya sama sekali selama ini. Papa tidak membiarkanku tahu.
“Athalie, kau baik-baik saja?”
Aku kehilangan keseimbangan dengan cepat. Kakiku terasa lemas dan jantungku berdegup dengan kencang. Napasku tersendat-sendat dan pandanganku menjadi buram. Tanganku menggapai apapun yang bisa kuraih.
“Atha, sweetheart!”
Aku jatuh dalam pelukan papa dan semuanya menjadi gelap. Sayup-sayup yang bisa kudengar adalah suara teriakan papa.”
“Jonathan! Call the doctor now!”
.
.
.
Aku merasakan kepalaku sangat pusing. Rasanya berdenyut-denyut dengan menyakitkan. Kubuka mataku perlahan dan mengerjap. Aku bisa melihat kalau aku ada di kamar tidurku. Kucoba untuk bangkit tapi tubuhku terasa lemas sekali. Akhirnya aku memilih tetap berbaring.
“Athalie? Kau sudah bangun?”
Aku menoleh dan melihat papa duduk dikursi riasku yang dipindah ke samping ranjangku. Aku hanya bingung dengan apa kurasakan sekarang. Marah dan sedih bercampur menjadi satu, membuatku frustasi. Aku mengalihkan pandanganku dan mencoba mengabaikan papa.
“Athalie, tolong jangan seperti ini. Maafkan papa, ya?”
Aku menutup mataku mencoba tidak mendengar apapun yang papa bicarakan. Tapi tetap saja telingaku mendengar semua yang diucapkan papa.
“Papa hanya tidak ingin kau bersedih kalau mengetahui tentang mamamu. Kau mungkin akan meninggalkan papa. Papa hanya tidak ingin semua itu terjadi, sweetheart.”
“I deserve to know.”
“Maafkan papa.”
![](https://img.wattpad.com/cover/154706946-288-k999042.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Hug Me, please! ✔
Literatura KobiecaProlog Kami adalah sahabat. Aku mengenal keluarganya. Dan dia mengenal keluargaku. Kami sudah saling mengenal satu sama lain untuk waktu yang sangat lama. Pertemuan pertama kami adalah saat keluargaku memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Dan rumah...