______
InSide Life
Chapter : Abstrak
_____
Happy Reading
_______
Tumpukan perkamen bernoda tinta menumpuk di depan mata di jejalkan langsung ke otak, di paksa menelan seolah-olah ia sendiri bisa tenggelam dalam tumpukan perkamen terkait. Kepala (Name) kini terasa pening dan berat, bagai tumbukan godam besi yang bertalu-talu dalam kepala. Baru saja mendapat siraman rohani dari lelaki berhelai Zaitun panjang dan kini harus di sibukkan dengan jajaran informasi yang perlu rapikan dalam benda persegi lipat di depan mata, tanpa sadar (Name) terus mengerutkan kening.
Pagi lalu, pasca kasus menghilangnya Osamu dan dirinya kasus serupa menimpa pegawai baru berhelai kelabu pucat. Hingga pemuda bernama Kunikida yang ikut menjejalinya dengan beratus-ratus pertanyaan serta ocehan yang ia sendiri rasa tak berguna, dan dengan murah hatinya si gadis di hadiahi tumpukan perkamen di depan mata serta perintah untuk menyusun laporan mengenai dimana dan ke mana ia pergi. Ah, jadi ingin libur! (Name) meneriakkan wacana diri dalam hati. Meluruskan pandang bersamaan dengan gerakan kecil tangan berupa memijit pelipis sendiri, (Name) muda berharap peningnya berkurang walau untuk sesat. Menghela nafas, (Name) tak lagi berniat melanjutkan pekerjaan untuk saat ini.
“Semua jadi kacau---“ (Name) mendesis kala tekanan untuk saat ini berbenturan dengan ingatan beberapa hari lalu. Dimana ia kembali mengunjungi tempat kelahiran serta perbincangan singkat tanpa rasa rindu serta nostalgia bersama sang ayah.
“Itu karena ulahmu sendiri!!” tersentak kala suara bass semi bariton memasuki telinga, lantas (Name) mendapati atensi dari beberapa eksistensi manusia tertuju padanya. Bersama dengan seorang gadis berhelai Obsidian cantik berpakaian lawas berwarna merah cantik, lantas alis (Name) berkerut.
“Iya! Ini salah (Name)-chan sendiri!” kini Dazai Osamu mengangkat suara. Benar, salahkan aku sepuas kau mau!! Ingin sekarang ia melempar semua benda di hadapannya guna dihadiahkan untuk rekan sejawat berhelai Brunette di depan mata; patut disayangkan itu semua hanya wacana belaka.
Menggeram pelan, temperamental bukanlah bagian dari diri (Name) sepanjang ia tahu. Namun saat ini berbeda, gelayut mendung pikiran bimbang serta suasana kacau lantaran ulah ceroboh dirinya perlahan membuat jeratan yang terlampau menyusahkan.
“baiklah” menghela nafas, (Name) melemaskan seluruh otot di tubuhnya; toh semuanya sudah terjadi. Mencoba kembali fokus pada tumpukan perkamen di depan mata walau pikiran masih terbilang kacau, konsentrasi sukses buyar kala pandang dalam penuh rasa penasaran merajam diri.
“Apa? Kalau ada masalah katakan saja” (Name) mengalihkan pandang pada gadis yang terus menatapnya dalam itu. Izumi Kyouka, ia sempat kenal gadis terkait dari dokumen lawas di Port Mafia. Di penjara lantaran ulah sendiri sebelum menjadi kaki tangan Akutagawa Ryuunosuke, hanya sebatas masa lalu hingga menjadi kaki tangan Akutagawa Ryuunosuke lah yang ia tahu. Selebihnya bukan urusannya.
“hari ini kau kenapa?” Kunikida Doppo membalik tubuhnya, otomatis kursi kelam sendiri ikut mengikuti gerakan tubuh. (Name) tak menjawab, sekedar diam dan mengetuk-ketuk perlahan jarinya di meja mahoni sendiri. Tampak menarik nafas sebelum bangkit dari kursinya, gadis itu melenggang pergi bersamaan dengan gumaman singkat yang meluncur dari mulut.
“jangan dipikirkan”
Pintu agensi tertutup dengan pelan, meninggalkan derit halus sebelum semuanya menjadi hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
InSide Life || Bungou Stray Dogs ||
FanfictionDazai Osamu pernah berkata padanya, mengenai kalimat terakhir rekan sejawatnya yang di sampaikan pada (Name) mungil kala itu. Sesuatu yang membuat si gadis tergugah dan mulai melangkah pada jalan baru, keluar sangkar kecil bernama port mafia dan men...