Chapter IV

1.6K 237 8
                                    

_______

InSide Life

Chapter : Lintas Balik

_____

Happy Reading

_______


Jajaran buku dongeng kelam dalam raknya selalu menampilkan kisah tragis mengenai kejamnya ibu tiri, penekanan mental kepada anak sendiri hingga berujung menjadi pembantu berkasta rendah. Lantas mengapa kisah itu berakhir bahagia, mengenai baiknya sang tokoh utama hingga mau memaafkan ibu tirinya yang terlampau tidak masuk akal untuk di maafkan. Gadis mungil itu memaku, membaca buku tanpa gambar berkisah tentang dogeng kelam berisi cerita sebenarnya yang di tutup-tutupi khalayak.

'apa semua ibu seperti itu?' lantas ia bertanya pada benak sendiri.

Ia tak mengenal sosok ibu, hanya mengerti arti kalimat terkait menurut etimologis. Itu pun hanya sekedar arti baku yang bertele-tele dari kamus besar yang menyempil di antara rak bukunya. Ia tumbuh dikelilingi oleh manusia tanpa perasaan, bergerak hanya sekedar di temani oleh logika semata. Ia tumbuh di bawah pengawasan Mori Ougai serta sosok mungil si Elise, tak ada informasi mengenai siapa yang sudi mengandung serta melahirkannya di dunia fana ini. Foto, file, atau jajaran perkamen mengenai dirinya tak pernah satu pun menyempilkan kalimat ibu. Terkadang pikiran dewasanya bertanya pada diri sendiri-walau terkesan bercampur dengan imajinasi kekanak-kanakan, mengenai dia yang jangan-jangan hanya hasil kloning ataupun kemampuan lain milik ayahnya.

Delapan tahun hidupnya-dihitung sejak ia lahir-menduduki jajaran kursi eksekutif dalam bangunan konkret pencakar langit berkepemilikan ayah sendiri, tak ada pemberian pendidikan formal maupun acara keluarga berbasis keharmonisan atau hanya sekedar cara untuk berbelas kasih kepada sesama manusia. Hanya pemandangan monoton gemerlap Yokohama tercinta dan setumpuk tugas yang mati-matian harus di penuhi. Agendanya tak jauh-jauh dari tugas yang di berikan sang ayah, walau kadang ia menambahkan waktu istirahat ataupun hiburan untuk anak seusianya; akhirnya hanya menjadi wacana yang berdebu dalam agenda sendiri.

[menghentikan penyusupan di gudang Port mafia.]

[membantu perluasan wilayah kekuasaan.]

[membunuh pengganggu bisnis.]

[menangkap para penghianat.]

[mencari informasi dan lainnya.]

Tak ada satu pun agenda mengenai pentingnya welas asih dan empati kepada sesama manusia, hanya berisi jadwal monoton yang memerah seiring bergeraknya jam. Ia tak lahir menjadi pembela kebenaran, ia terlahir menjadi musuh kebenaran. Sekedar keroco kecil yang dipimpin oleh sang ayah dan siap di gantikan-dibunuh-jika sudah di anggap tak berguna. Jadi mana mau ia memikirkan kebaikan orang lain sementara kebaikan diri sendiri terancam oleh tindakan pribadi.

.

.

.

hatinya sudah dingin sejak dulu.

.

.

.

|| InSide Life ||

"Ugh-"

"berdiri"

Suara lembut lirih namun menusuk itu kembali mengeluarkan perintah absolut, praktis pandang terarah pada wanita mungil berhelai cerah terkait. Elise. Pandangan berputar lantas tak bisa ia jadikan alasan, latihan wajib kali ini harus di tuntaskan jika ia ingin istirahat secepat mungkin. Tiga jam semenjak kali pertama sesi latihan hari ini di mulai, lalu di lakukan tanpa rehat secara mati-matian. Benak (Name) masih bersyukur jika ia masih sadar walau telah mencapai ambang batas, tangan mungilnya mulai mengelap butiran keringat yang meluncur di wajah sendiri.

InSide Life || Bungou Stray Dogs ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang