Epilog

1.3K 138 18
                                    

_______

InSide Life

Chapter : Epilog

_____

Happy Reading

_______

Nuansa canggih semi futuristik kentara mengelilingi di tengah hamparan gelap dengan kabel-kabel yang menjutai brutal, semerawut dan bersimpul di sana-sini. Sejujurnya (Name) lebih menyukai tempat lamanya ketimbang berdiam diri di tempat beraroma apak tak terawat yang berbanding terbalik dengan seperangkat komputer super canggih yang secara ajaib tampak terawat baik di balik sosok lelaki di hadapannya, bersyukur kalau ia masih bisa menikmati penghangat ruangan yang bersinar kemerahan di tempat bobrok sarang tikus kanal ini. Tapi ia bukan tipe pengeluh, hidupnya sudah berat dan tantangan kecil seperti ini tak pantas di sebut sebagai kerikil kecil baginya. Tapi ia telah menghabiskan banyak waktu untuk menyusun alasan kenapa ia harus kesini dan karena itupulah punggungnya terasa sakit lantaran belum sempat mengistirahatkan diri, intinya ia bukan tipe pengeluh tapi mulai berada di ambang batas. Deru dari jalinan mesin supercanggih serta detik jam melengkapi suasana gelap semi sumpek yang mengelilinginya. Butuh waktu lama untuk pria di hadapannya menyusun strategi dengan senyum hambar di wajahnya, dan kini (Name) mulai bosan menunggu. Papan kotak-kotak hitam putih di hadapannya hampir kosong, bidak-bidaknya berhamburan di samping papan dan sisanya membentuk pola ruwet di atas jejalin kotak tanpa warna. Masih bertahan karena strategi.

"Akhirnya--" (Name) tak bisa menutupi helaan nafasnya saat jemari lentik berbalut sarung tangan putih bersih itu bergerak meletakan Bishop yang sedari tadi ia genggam.

"maaf membuatmu menunggu" ia terkekeh pelan, lantas meletakan punggungnya pada sandaran empuk kursi miliknya. Menciptakan derit ganjil pada engsel kursi tak berpelumas dengan baik itu.

(Name) tak membalas, meneliti papan catur di hadapannya barang sejenak sebelum ia sendiri mulai menggerakkan jarinya setelah otak alphanya berkerja dalam beberapa datik lalu. Tangan terjulur pelan mengetuk-ketuk perlahan jari telunjuknya di atas Queen, sebelum ia sendiri memindahkannya ke B8. Lekas mengangkat jemarinya perlahan, kembali meluruskan pandang pada lelaki yang kini tersenyum puas di hadapannya.

"tak kusangka kau sadar rencanaku--" lelaki itu tertawa hambar barang sejenak sebelum ia sendiri kembali menelik bidak catur miliknya yang masih tersisa. Kentara terkejut kala jalur pola yang ia rencanakan terus tersendat bidak Queen milik (Name)

Mari kita ingat kalau rencanamu terasa familier, (Name) nendengus tak ingin menjawab. Bidak lelaki itu kembali berjalan, tapi lebih intens dan cepat ketimbang beberapa saat lalu. (Name) tanpa sadar mulai tertarik. Crimson miliknya menatap sayu bidak-bidak kelam miliknya, lantas memindah pandang pada pola bidak putih milik lelaki di hadapannya. Polanya hampir mirip dengan gaya permainan kawannya, tapi levelnya jelas berbeda. Jemarinya menggerakkan Knight kelam menuju C5, lekas meletakkan kembali tangannya di atas paha. Ia ingin menyandarkan punggungnya tapi lelaki di hadapannya hanya menyediakan kursi kayu lapuk tanpa sandaran, (Name) tak mau muluk-muluk sebenarnya tapi saat ini punggungnya mulai berdenyut nyeri.

"Mari kita buat perjanjian kecil di sini tuan--" (Name) mengamati gerakan lelaki di hadapannya, menggerakkan bidaknya penuh percaya diri dalam perangkap kecil (Name). Cerdik, pintar, licik, Luar biasa jenius dan mematikan.

InSide Life || Bungou Stray Dogs ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang