Dibalik hujan,sesekali aku pernah melihat kita dengan angan, bergenggaman tangan, disebuah taman,dinginnya membuat kita saling berpelukan dan sekali lagi berhasil membuat itu semua tidak terlupakan.
Dibalik hujan, juga pernah kumelihat kita dengan imajinasi,sebuah sore kita kuasai, dengan hujan yang perlahan membasahi, sadar aku tidak kau jadikan tempat pulangmu lagi, tetapi hati hanya mau denganmu menyelami, sebuah rindu yang dulu begitu kita kagumi.
Dibalik hujan, pernah kumelihat kita dengan berteman rindu perihalmu, ketika mengingatnya, segalanya terasa sakit, semesta seakan memberi rasa sakit paling sakit dari rindu yang untukmu.
Tapi begitulah hujan,menyisahkan kenangan,tentang kita yang enggan lagi saling berpasangan.
Basahnya sendu, menjatuhi bagian beberapa bumi, disertai beberapa rindu untukmu yang begitu aku kagumi. Dan lagi-lagi aku tersadar, bahwa nyatanya kau tidak disini lagi yang dalam keadaan apapun dulu, selalu senang hati menemani.
Kau pergi, meninggalkan segala luka yang sampai saat ini sulit sekali kurawat,sakitnya bagai di sayat, belum lagi dari segala rindu yang membuatku hampir sekarat dan mendarat di hati dengan tepat.
Tapi itulah resiko dari jatuh cinta, itulah siklusnya dan itulah yang terjadi,awalnya bahagia dan membuat lupa bahwa cinta memiliki akhir yang terkadang sering membuat luka.
Dengan segala konsekuensi yang dulu sudah kuputuskan, maka aku harus belajar kuat untuk melepaskan.
Melepaskanmu serta kenangannya, sulit memang, tapi waktu akan mengusir segala usik yang merasuk dalam pikiranku, yang tentangmu.
Perlahan tapi pasti, semoga apa yang telah kuusahakan selama ini, bisa berujung membuat bahagia suatu saat nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa yang enggan hilang
RomanceTulisan sebuah kisah yang kenangannya masih betah berniang didalam kepala, maka dari itu sebuah rasa terwakilkan dari tulisan ini