Pada hal apapun yang pernah kita lakukan dulu,semoga disaat menjalani hari, kau masih mengingat semua, semua perihal kita.
Sampai sekarang aku hanya pecundang, yang hanya mampu mengenang dan tidak kutemui lagi tenang.
Kepergianmu masih terngiang jelas dalam halusinasi lamunan,kau datang dengan senyuman yang mampu membuat nyaman, seketika sadar itu semua hanya angan.
Kepergianmu juga masih membekas, seberusaha aku melepas dengan lekas, hanya luka yg kudapat dan enggan berhenti menindas.
Dan kepergianmu menciptakan luka, duka, dan putus asa, berhasil menghilangkan tawa bahkan saat sang senja menghibur pun aku tak lagi bahagia.
Kehilanganmu adalah penyesalan,aku menyesal tidak pernah baik dalam hal menjaga, entah itu mau takdir atau apa, yang jelas aku gagal dalam menjaga dan membuatmu bahagia.
Kamu tau? Rinduku tidak menemukan henti, terus berjalan tanpa ujung, terus berlari tanpa lelah dan terus saja ada tanpa jeda.
Rinduku padamu tak pernah usai, walau kau mungkin menganggap rindu telah selesai,disini dengan jiwa berteman sepi rinduku selalu terurai.
Aku sadar,sepenuhnya aku tidak kehilangan mu, aku hanya kehilangan kebiasaan saat bersama mu,maka dari itu, segala rindu hanya kupersembahkan untukmu.
Yang tanpa henti, tanpa jeda, tanpa lelah dan tanpa asa, rinduku terus ada,bagai senja dengan jingga, rinduku untukmu selalu indah.
Kubiarkan kau selalu ada dalam dada, dalam jiwa dan dalam segala hal perihalku selamanya.
Harapku hanya satu, ketika nanti akan ada sebuah pertemuan yang tanpa di sengaja,semoga senyummu tetap indah dan masih leluasa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa yang enggan hilang
RomansaTulisan sebuah kisah yang kenangannya masih betah berniang didalam kepala, maka dari itu sebuah rasa terwakilkan dari tulisan ini