6. DEEP

630 70 5
                                    

☃☃☃

The Truth Untold

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Truth Untold. Salah satu lagu dalam track song album boy band terkenal korea itu menguar di segala penjuru kafe. Frasa dan nada yang dilafalkan dengan sempurna oleh penyanyinya membuat suasana dramatis semakin tercetak. Semua hanyut dengan highnote-highnote menganggumkan yang tersaji. Tapi hal itulah yang juga membuat Sejeong merasa menyesal karena telah memilih tempat ini sebagai tempat singgahnya bersama Taehyung. Pasalnya kondisi kafe yang tidak cukup ramai dan lagu-lagu yang diputar memiliki musik yang lembut dengan suara penyanyi yang meyayat. Konsep penerangannya yang cukup redup juga sekaligus ketersediaan spot sunset yang sering disebut indah namun sementara itu semakin menguatkan kesan mendalam.

Tak dikiranya, ternyata semuanya mempengaruhi mood Taehyung sehingga berubah drastis. Setelah ia sangat energik ketika berhasil memperoleh kembali dompetnya dan tak bisa berhenti menyembunyikan tawa sebagai respon atas cerita ringan Sejeong, lihatlah lelaki itu saat ini. Suasana hatinya berubah drastis. Ia sangat terlihat lemah dan menyedihkan. Ia kehilangan banyak energi seperti telah berpuasa seharian penuh.

"Dia itu benar-benar tipe idealku. Dia cantik walau tidak memakai make up. Semuanya cantik, matanya indah, kulitnya bersih, rambutnya panjang. Dia juga memiliki skill make up dan gaya fashion yang keren. Apapun yang ia kenakan terlihat begitu pas. Selain itu, dia sangat penyayang dan pintar. Kepergiannya ke SNU di paruh libur kuliah ini telah membuktikan itu. Dia begitu sempurna. Benar-benar gadis yang aku impikan. Oh bagaimana ini aku tidak bisa berhenti memujanya."

Taehyung mengusap wajahnya frustasi. Wajah itu saat ini tampak lebih merah dari normalnya. Cukup jelas mengatakan bahwa ini bukanlah sesuatu yang remeh.
Taehyung menceritakan semua ke Sejeong, bahkan hampir selesai. Tentang dirinya, Irene, hingga malam dimana ia dan Sejeong bertemu. Semuanya cukup detil dan berurutan. Mulut lelaki itu rasanya tidak terdengar lelah setelah hampir satu jam berceloteh. Hanya terkadang terdengar helaan nafas berat yang keluar dari mulutnya. Juga tak dapat di sangkal, lelaki itu terlihat sekuat tenaga menahan sesuatu agar tak keluar dari sudut matanya. Ini memang terdengar sulit. Hal itu yang membuat Sejeong tak dapat menanggapi banyak hal. Cukup memperhatikan dan menyimak. Sesekali berkomentar kecil saja. Tapi keheranan Sejeong masih ada. Bagaimana mungkin laki-laki itu seterbuka ini dengannya? Bukankah ini sangat pribadi?

Hal lain yang membuat Sejeong sedikit tidak nyaman adalah kenyataan bahwa setiap orang yang diajak curhat itu berarti berpotensi akan dimintai solusi atau setidaknya kata-kata mutiara yang mampu menangkan. Aih, sungguh Sejeong merasa sangat payah dalam hal ini. Lagi pula, dirinya memang bukan konselor cinta.

But i still want you~

"Aku yakin sekali dia tulus menyayangiku. Kami saling mencintai dan sudah bersama dalam waktu yang cukup lama. Bukankah dua tahun itu lama Sejeong-ah? Kami bahkan berencana liburan ke suatu tempat di anniversary bulan depan. Tapi saat ini bahkan hampir satu bulan ia menghindariku seperti ini. Aku telah melakukan ini dan itu. Menghubungi setiap sosial medianya dan pergi ke Seoul. Tapi... "

MY IDEAL TYPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang