9. TEAR

420 40 14
                                    

Sejeong POV

Aku menapaki lantai paving di depan sebuah gedung maha megah yang dipenuhi manusia-manusia seumurku dengan berbagai gelagat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menapaki lantai paving di depan sebuah gedung maha megah yang dipenuhi manusia-manusia seumurku dengan berbagai gelagat. Tapi tak perlu kujelaskan, dominan dari mereka tampak bahagia. Memanggil nama seseorang dari jauh, merentangkan tangan lalu saling memeluk. Ungkapan rasa rindu mungkin setelah masa liburan semester yang akhirnya berakhir di hari ini. Aneh memang, entah sihir dari mana, siswa selalu membingungkan. Mereka selalu mengeluh dengan tugas kuliah yang padat, malas meninggalkan kasur untuk pergi ke kelas, dan bahkan dengan sengaja meninggalkan salah satu mata kuliah yang menurutnya tidak menarik. Mereka inginkan liburan. Tapi setelah musim liburan tiba, dua hari kemudan mereka kembali mengeluh. Mulai dari rindu hingga tidak punya uang saku. Ya tak perlu mengelak, bukankah itu manusia? Aku pernah juga.

Kuberitahu,ini lingkungan DongseoUniversity (DSU). Ya aku menginjakkan kaki ku di sini dengankepentingan yang berbeda dari biasanya. Jika biasnaya aku pergi kemari karenamengantarkan pesanan seperangkat ayam dan pernak-perniknya dari stan tempatkubekerja, maka kali ini aku datang denganmemiliki ID Card sebagai warga resmi DSU. Tanpa membawa ayam.

Ya, aku sangat tidak menyangka, setelah melalui proses yang begitu panjang dan melelahkan selama satu tahun lebih, akhirnya aku berhasil memperoleh beasiswa di sini pada akhirnya. Dan hari ini, adalah hari pertama kegiatan perkuliahan di musim... Terimaksih untuk diriku di masa lalu yang mau berusahaa, mari kita lanjutkan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oh iya, ngomong-ngomong hari ini aku juga sangat bahagia, ini episode ke sembilan, dan akhirnya aku memproleh kesempatan untuk berbicara sendiri. Sehingga kau mengerti jalan cerita ini lewat sudut pandangku, aku gadis yang baik, kok.

"Ya mengapa kau mengantar ayam sepagi ini? Hari pertama perkuliahan kantor sangat sibuk lo"


Aku sedikit tersentak dan otomatis membuatku memutar tubuh ke arah sumber suara. Sepersekian mataku menatap seseornag yang kupercayai sebagai pemilik kalimat semi ejekan barusan. Bahuku merendah. Kesal.

Mengapa ia muncul begitu cepat dan menghancurkan hari pentingku?

"Kenapa hanya melihatku? Aku tau aku tampan tapi bisakah kau mengucapkan sesuatu?"

MY IDEAL TYPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang