Beberapa bulan kemudian.... Aku mengenal club ini dari internet ketika aku sedang mencari artikel-artikel bondage. Club ini sepertinya menyediakan perlatan bondage termasuk selfbondage, tergantung jenis membership. Aku memakai pakaian yang menantang yaitu kemben super pendek, hanya menutupi buah dadaku, dan luaran kemeja hitam tanpa kancing serta rok merah pendek. Aku menuju ke club bondage itu. Aku mendaftar sebagai member selfbondage dan petugasnya bilang ketika aku sedang melakuan selfbondage dijamin privasinya kecuali pelanggan yang meminta boleh ditonton. Aku memilih yang dijamin dulu karena masih belum terlalu kenal. Aku langsung menuju tempat selfbondage. Di sana ada ratusan peralatan selfbondage, kebanyakan release method. Ada kursi berdildo, kuda-kudaan berdildo, dan masih banyak lagi. Aku tertarik mencoba kursi berdildo. Kursinya sangat canggih. Ada tali dari kulit yang mengikat tangan kita di pegangannya. Tali itu otomatis terkunci dan terbuka. Ada layar kecil untuk mengatur berbagai setting. Di tengah kursi itu berlubang yang nantinya tempat dildo keluar masuk. Kursi itu juga ada kabel yang bisa dijepitkan di puting, katanya buat aliran listrik. Juga ada tiang yang menjulur dari bawah untuk mengoral dildo. Akhirnya aku mencobanya. Aku melepas semua pakaianku dan duduk di kursi itu. Aku setting agar dildo otomatis on/off, durasinya juga acak. Lama aku terikat di kursi itu aku set 1 jam dulu. Ada pula setting minta orgasme berapa kali, aku set 3x dengan intensitas yang meningkat.Lalu aku set tengangan di putingku, cukup stimulate saja, nggak perlu torture. Kemudian aku set dildo kedua agar dioral. Setelah semuanya ok, aku memasang jepit kabel di putingku.Lalu setelah aku confirm tali kulit di pegangan langsung mengikat tangan dan di kaki kursi mengikat kakiku. Perutku juga diikat oleh kursi itu agar tidak bisa bergerak sama sekali. Semuanya berjalan otomatis. Dildo keluar dari bawah kursi masuk ke vaginaku. Dildo bergerak naik turun pelan. Aku sudah mulai mendesah. Mulutku terbuka lebar, nafasku mulai memburu. Lama kelamaan dildo bergerak semakin cepat. Putingku mulai merasakan aliran listrik. Kondisiku saat itu sangat liar. Seorang gadis terikat di kursi sambil disetubuhi oleh kursinya. Saat aku sudah terangsang hebat, dari bawah keluar dildo kedua mengarah ke mulutku. Aku segera mengulumnya. Dildo itu bergerak maju mundur dan berkedut serta sesekali mengeluarkan air. Aku semakin terangsang hebat. Aku lihat di timer, sudah menit ke 10. Orgasmeku tiba. Kursi itu seakan tahu kapan orgasmeku datang dan gerakan dildo semakin cepat. Aku semakin liar membuang kepalaku maju mundur.Akhhhhh... Pantulan tubuhku di cermin membuat orgasmeku datang dengan luar biasa hebat.Dildo di vaginaku menyemprotkan cairan seakan itu sperma, begitu pula dildo di mulutku. Listrik di putingku membesar saat aku orgasme dan langsung turun ketika sudah. Aku melihat di cermin air liurku membasahi belahan dadaku. Sperma buatan itu juga membasahi wajah dan sebagian tubuhku. Tenagaku masih belum pulih sepenuhnya, dildo di bawah sudah mulai bergerak lagi. Aku semakin mendesah keras karena rasanya jauh lebih hebat daripada vibrator-vibratorku. Sekarang aku berteriak liar karena listrik di putingku semakin besar dan dildo di bawah sepertinya juga menyengatku sambil naik turun. Tubuhku sudah basah kuyup karena keringat, air liur, dan sperma buatan itu. Sekarang gerakan dildo itu tetap di dalam vaginaku tetapi memutar. Aku menggelinjang liar karena g-spotku dibuat mainan oleh dildo itu. Aku berteriak-teriak seperti wanita jalang. Dildo itu terus memutar vaginaku sambil sesekali mengeluarkan sengatan listrik kecil. Aku benar-benar merasa bagai mesin sex di luar angkasa. Aku mendesah liar, berteriak keras dan orgasme yang kedua menyerangku. Dildo ini bisa mempertahankan rasa liar orgasmeku selama 30 detik. Aku serasa hampir pingsan. Setelah dildo itu berhenti, dia masuk ke bawah kursi lagi. Dildo yang di atas kembali masuk ke mulutku dan aku mengoralnya seakan itu asli. Vaginaku berdenyut-denyut saat aku mengoral dildo ini. Aku benar-benar dalam keadaan terangsang hebat. Dildo itu menyemprotkan cairan sangat banyak dan aku anggap itu minuman karena aku merasa haus. Setelah beristirahat 5 menit, dildo di bawah keluar lagi dan berputar menembus vaginaku. Kali ini dildo itu berputar dan keluar masuk. Aku yang sudah mulai terangsang lagi mulai mendesah-desah liar. Sesi ketiga ini lebih hebat dari yang kedua karena aku merasa g-spotku dan clitorisku dirangsang habis-habisan dengan gerakan ngebor ini. Tiba-tiba di layar keluar tulisan "Anal ?", dan aku memilih NO. Aku kurang suka anal sex. Keluar tulisan lagi "Whip ?", kali ini aku memilih YES. Di saat aku sedang liar- liarnya, keluar sebuah pecut dan mulai memecuti perutku. Aku semakin liar karena pecutan-pecutan ini membuat bekas di tubuhku. Buah dadaku juga ada bekas-bekas pecutan. Ketika pecut itu mendarat di tubuhku, aku merasa getaran hebat. Aku berteriak mendesah-desah. Rasa pecutan dan dildo ini membuatku meraih orgasmeku dengan sangat hebat. Dildo ini membuat orgasmeku yang terakhir ini berlangsung selama hampir 1 menit. Aku menggelepar-gelepar, menggeliat liar. Berteriak keras, mendesah seliar-liarnya. Dildo yang kedua menyemprotkan terus cairan-cairan saat aku orgasme.Cairan hangat disemprotkan ke dalam vaginaku. Ikatan di tangan,perut dan kakiku terlepas.Aku tidak kuat untuk berdiri. Kakiku masih gemetaran. Tubuhku masih terlalu lelah. Aku bercermin, tampak tubuhku penuh cairan putih. Ada garis merah- merah di seluruh tubuhku. Untuk berjalanpun masih gemetaran. Aku berjalan sambil berpegangan tembok ke kamar mandi membersihkan itu semua. Aku mengguyur tubuhku dan mandi sepuas-puasnya.Aku memakai kembali pakaian sexyku tadi dan menuju ke apartementku dengan taxi. Beberapa hari kemudian... Aku kembali ke club itu. Tadinya aku ingin mencoba alat lain, namun aku tertarik dengan borgol bertimer. Aku bertanya kepada penjaganya dan ternyata bisa disewa. Aku berpikir mungkin aku pinjam borgol itu dan memakainya nanti di kastil. Siang itu akupun mengambil tali, vibrator serta denah dan segera menuju kastil yang kemarin itu. Dengan memakai pakaian sopan aku agar tidak ada yang curiga aku mulai masuk ke pintu kastil. Kebetulan siang ini kastil ini sepi, tidak ada seorangpun. Berdasar peta yang aku pegang aku mulai menjelajahi semua ruangan. Satu per satu aku memasuki ruangan yang sudah kotor dan agak gelap. Ada ruangan kosong, ada yang berbentuk perapian, dan macam- macam ruangan. Akhirnya aku turun menuju ruang tawanan. Di siang hari seperti ini sel-sel tawanan sangat terang sehingga aku bisa memilih sel yang cocok. Aku menemukan sel yang di atasnya ada pengait seperti dulu hanya saja sel yang ini sepertinya ruang penyiksaan karena ada juga kursi dari batu dan tempat seperti batu yang di atasnya bisa untuk berbaring. Di tembok ada pula borgol-borgol tua yang sudah rusak. Di tengah ruangan ada besi panjang dan tinggi dan atasnya terlihat tajam. Mungkin dulu di sini tempat tawanan dibunuh dengan cara ditancapkan. Aku menjijit memasang borgol timerku ke pengait di atas dan sudah aku set 2 jam. Aku membuka seluruh pakaianku dan mulai mengikat tali di atas dan bawah payudaraku. Seperti yang sebelumnya, vibrator juga aku ikat di vaginaku dan pengontrolnya aku letakkan di tanah. Aku mengangkat tanganku dan memasang borgol. Aku menggantung di sel sebuah kastil, telanjang, terikat, dan vibratorku menyala. Udara pengap membuatku berkeringat. Sinar matahari semakin sore semakin mengenai tubuhku yang sudah mengkilat. Tawanan ini menikmati tubuhnya digantung dan sedang dikerjai oleh penjaga. Beberapa menit kemudian tubuhku menggeliat dan aku mendesah keras. Aku orgasme dan mematikan vibratorku. 1 jam aku diam, menikmati tubuhku yang sudah basah kuyup berkeringat dan diterpa angin semilir. Tanganku terasa kaku karena cukup lama aku tergantung di situ. Aku menyalakan vibratorku lagi dan aku mulai membayangkan sedang ditonton oleh rakyat. Aku diikat di tengah lapangan dan beberapa orang bergiliran memperkosaku. Aku mengingat masa kecilku dulu. Aku sudah suka mengikat tubuhku sejak di SD. Saat itu aku masih tidak mengerti tentang sex. Yang jelas aku merasa senang melihat film-film biasa yang ada orang diikat atau ketika bermain aku menjadi tawanan diikat oleh teman-temanku di pohon. Dulu waktu SD aku sering melepas sabuk seragamku dan aku pasang di perutku atau mengikatkan beberapa karet gelang ke tubuhku. Ketika masa puber aku semakin mengenal sex dan lebih berani mengikat diri di gudang belakang atau atas loteng seperti ceritaku yang bagian pertama. Saat itu aku sudah mengerti orgasme dan senang sekali mengalaminya. Ketika ada internet, aku semakin rajin membaca artikel-artikel tentang bondage. Waktu SMU aku sudah bukan gadis yang sopan lagi. Aku sering di sekolah di balik seragam putih abu-abuku ada tali yang melilit tubuhku. Kadang memakai BH, sering juga BHnya hanya tali yang mengikat atas dan bawah buah dadaku. Bayangan tali tercetak jelas karena seragamku aku buat lebih tipis daripada seragam asli dari sekolah. Guruku sering memperingatkanku untuk memakai seragam asli karena tubuhku terlihat jelas kalau sedang berada di bawah matahari. Aku juga sering masturbasi di toilet sekolah dan sudah memiliki dildo pertamaku. Dildo itu sering aku bawa ke sekolah dan untungnya tidak pernah kena pemeriksaan. Aku juga sering orgasme di kelas karena dildo itu kadang-kadang aku pasang dan aku ikat lalu aku mainkan dari luar rok seragamku. Desahan-desahan pelan sering terdengar. Waktu upacara senin aku paling suka karena tubuhku berkeringat terjemur di lapangan dan tubuhku tercetak jelas dari luar. Kadang temanku ada yang bertanya ada apa di tubuhku, aku jawab saja bondage. Kalau pelajaran olahraga aku suka memakai tali di bagian buah dadaku saja agar aku bisa bergerak dengan bebas tetapi tetap memakai BH. Biasanya di ruang ganti, cewek-cewek lain sering melihatku tetapi sepertinya mereka menganggap hanya model BH saja bertali. Ada sih cewek lain yang mungkin mengerti dan dia sering berbisik kalau dia tahu apa yang aku maksudkan. Sekitar 15 menit aku menikmati dengan mulut mendesah kenikmatan dan akhirnya akupun orgasme lalu langsung mematikan vibratorku. Di saat borgolku tersisa 10 menit, aku mendengar ada suara beberapa orang sedang berbicara. Aku menjadi panik karena bagaimana jika aku ditemukan dalam posisi sperti ini. Terikat dengan tangan di atas, vaginanya sedang dimasuki vibrator, cairan vaginaku meleleh di kakiku, tubuhku mengkilat keringat, rambutku acak-acakan karena orgasme tadi. Aku hanya bisa memejamkan mata berharap mereka tidak turun ke sini dalam waktu 10 menit. 5 menit tersisa dan sepertinya mereka masih di atas. Menit terakhir aku mendengar mereka semakin mendekat dan sudah berada di lorong sel. Klik.... Borgolku terbuka. Aku langsung menarik vibratorku keluar dan menyambar pakaianku dan mengenakan apa adanya. Rokku masih belum tertutup sempurna, kemejaku masih berada di tanganku. Aku langsung berlari menerjang sekumpulan orang yang sepertinya mahasiswa. Suasana langsung menjadi gaduh. Vibratorku terjatuh karena aku bertabrakan dengan beberapa orang. Mahasiswa yang cewek berteriak kaget, yang cowok ada yang tepuktangan, ada yang bersuit. Aku terus berlari keluar dan membetulkan rokku. Beberapa cowok mengejarku. Aku terus berlari sambil melihat peta di mana aku bisa bersembunyi. Aku berlari menuju sebuah pintu besar dan aku mendorongnya lalu menjatuhkan balok penguncinya. Aku terus berlari sambil bagian atasku telanjang, hanya ada dua buah tali di atas dan bawah buah dadaku. Peta terus membawaku ke atas dan keluar di salah satu pintu yang tertutup. Keringatku semakin banyak dan tubuhku terasa panas dan lelah. Aku duduk di lantai dan mencoba mengambil nafas. Tangan nakalku iseng memainkan clitorisku. Sekarang aku duduk bersandar di tembok dan memainkan vaginaku. Tangan satunya memilin putingku. Aku menjadi sangat terangsang karena kejadian tadi. Bagaimana kalau aku tertangkap.... Tanganku masih memainkan clitorisku. Aku mendesah keras ketika orgasme membuatku mengangkat kepalaku.Nafasku memburu dengan cepat. Aku terus memainkan clitorisku hingga orgasme kedua langsung menyusul. Aku beristirahat sebentar lalu berdiri dan mencoba membuka pintu besi yang berat ini. Setelah cukup jauh dan merasa tidak ada yang membuntutiku, aku memakai dan mengancingkan kemejaku. Tali masih terikat di buah dadaku. Bajuku basah karena keringat membuat tali di tubuhku terlihat dari luar. Putingku tercetak jelas. Aku terus berjalan mencari taxi setelah bajuku agak kering dan aku menuju ke apartemenku dengan perasaan puas. Kurang lebih seminggu setelah pengalamanku di kastil aku kembali ke clubku ingin mencoba alat lain. Aku menuju ke sebuah ruangan. Di dalamnya terdapat heater, dildo otomatis, dan tempat tidur ada tali kulitnya. Juga ada layar yang memutar film-film selfbondage. Di atas tempat itu ada tempat cairan menetes juga ada cermin besar di atas dan depanku. Aku melepas semua pakaianku dan mengeset dildonya agar bergerak secara acak dan mengeset borgolku selama 1 jam. Aku naik ke tempat itu dan telentang lalu memasang dildo di vaginaku serta tali kulit di bawah buah dada dan kakiku. Aku juga memasang borgol timer di tanganku. Aku mengangkat tangaku ke atas. Tetesan cairan kental dingin itu jatuh di belahan dada dan perutku. Dildo mulai menyala dan merangsang vaginaku yang sudah sangat basah ini. Sekarang tubuhku sudah basah kuyup karena keringat serta cairan aneh itu. Beberapa saat aku akhirnya orgasme yang pertama. Cairan itu berubah menjadi semacam cairan lilin panas. Aku berteriak kepanasan. Tubuhku sudah dibalut lelehan lilin yang mengering tetapi tetesan masih terus menjatuhi belahan dada dan perutku. Film selfbondage juga semakin merangsangku lagi. Gerakan dildo itu menjadi berputa. Aku menggelinjang liar dan sepertinya dildo ini tidak mengijinkanku orgasme karena gerakannya lembut tapi membawa sensasi yang hebat. Aku melihat tubuh seorang mahasiswi sedang dalam keadaan terangsang hebat di cermin. Aku mendesah-desah mengumpat memohon agar bisa orgasme. Sedikit demi sedikit dildo itu membawaku semakin dekat dengan orgasme... Dan akhirnya... Aku berteriak keras, liar, desahanku semakin hot.. Orgasmeku datang dengan begitu hebatnya. Beberapa menit kemudian borgolku terbuka dan aku masih gemetaran melepas semua ikatanku. Aku memakai kembali pakaianku dan berjalan ke ruangan lain. Di sebuah ruangan terdapat sebuah tempat tidur dengan sebuah komputer di sebelahnya. Aku membaca petunjuknya, ternyata alat ini sangat canggih. Aku memilih program Keep Me On The Edge, lamanya aku pilih 1,5 jam, lalu layar meminta agar aku membuka seluruh pakaianku. Aku mengenakan sabuk yang sudah tersedia di atas buah dadaku. Sabuk yang lain aku pasang di bawah buah dada dan di perutku aku pasang 2 buah. Aku telentang di ranjang lalu aku melilitkan beberapa kabel ke kulitku di sela-sela sabuk. Terasa sangat sexy dalam keadaan seperti ini. Aku memasang ball gag di mulutku sesuai perintah komputer. Aku memasang sebuah dildo yang disediakan oleh alat itu. Tanganku aku angkat diikat otomatis ke atas. Kakiku membuka lebar dan terikat tali kulit itu sehingga tubuhku membentuk huruf X. Aku menunggu beberapa menit dan dildo mulai menggodaku. Sama seperti ruangan sebelumnya, aku sangat dirangsang. Dildo itu bergerak maju mundur di dalam vaginaku. Aku mendesah tetapi hanya "mmmpphhhh" karena mulutku tertutup ball gag. Sekarang aku ingin orgasme tetapi dildo itu hanya membuatku frustasi karena gerakannya lembut hanya merangsangku saja. Kabel-kabel di tubuhku mulai mengalirkan listrik dengan halus. Aku merasa tersiksa dalam posisi seperti ini. Keringat mulai membasahi tubuhku karena sudah hampir 30 menit aku tetap dalam keadaan ini. Vaginaku terasa sangat terangsang. Aku berusaha menggerakkan tubuhku naik turun tetapi sia-sia karena tali di tangan dan kakiku terlalu tegang. Dildo sekarang bergerak berputar pelan. Kadang ke kiri, kadang ke kanan. Aku semakin terangsang karena aku sangat suka gerakan ini. Dildo ini terus menggodaku dan tidak hanya berputar tetapi berputar disertai naik turun dengan waktu yang pas hingga aku sudah sangat liar ingin orgasme. Listrik di tubuhku sekarang on/off otomatis. Pada saat listrik menyala, tubuhku agak lompat karena sengatan yang tiba-tiba dan dildonya bergerak sedemikian rupa hingga aku semakin hampir orgasme. Aku disiksa dalam keadaan seperti ini selama hampir 1 jam. Di cermin aku melihat tubuhku sudah dipenuhi keringat. Layar komputer menunjukkan waktu tinggal 2 menit lagi. Dildo semakin bergerak cepat. Gerakannya acak, kadang berputar, ngebor ataupun hanya naik turun. Listrik di tubuhku juga on/off semakin cepat. Aku mendesah di dalam ball gagku. Gerakan tubuhku semakin liar. Pada menit terakhir dildo itu bergerak liar dan akupun orgasme seliar-liarnya.Desahanku sangat keras. Pada saat yang bersamaan dildo itu menyemprotkan cairan hangat ke dalam vaginaku. Orgasmeku berlanjut karena dildo semakin membuatku tidak terkendali. Entah mengapa setiap aku melihat bayangan diriku di cermin aku semakin terangsang. Dildo itu berhenti bergerak dan tali di tangan serta kakiku mengendor tetapi aku tidak kuat untuk bergerak. Aku diam di ranjang itu dengan tangan sudah di bawah untuk menghindari diikat lagi... Akupun tertidur di situ selama beberapa saat. Aku dibangunkan oleh ketukan di pintu yang sepertinya member lain. Aku melepas sabuk dan kabel-kabel. Tubuhku dibuatnya merah-merah tertekan bekas sabuk dan kabel. Sangat sexy seorang mahasiswi tubuhnya berkilau karena keringat dengan garis-garis merah di atas dan bawah buah dadanya serta perutnya. Tangan dan kakinya pun ada bekas ikatan kulit. Selangkangannya basah karena tadi cairan vaginanya sangat banyak. Aku memakai pakaianku asal-asalan dan membuka pintu. Di luar sudah menunggu gadis bule dengan wajah biasa tetapi tubuhnya sangat sexy karena memakai baju dari karet hitam mengkilap hanya menutupi buah dada dan ada tali-tali baju itu menyilang di perutnya. Roknyapun berbahan sama dan hanya menutupi pantatnya dan depannya saja. Nafasnya tampak memburu melihatku seperti itu. Aku menuju keluar tanpa membersihkan tubuhku dengan rambut acak- acakan. Aku ingin orang melihat bahwa aku habis diperkosa oleh alat-alat. Ketika aku berjalan, aku reflek menoleh ke salah satu ruangan yang pintunya terbuka sedikit seperti lupa ditutup sempurna. Aku mengintip dan aku melihat suatu hal yang mengagetkan aku... Ruangan kosong itu sangat besar dan bisa melihat ke semua ruangan selfbondage. Terdapat kursi-kursi dan lantai tampak basah. Aku mencium aroma sperma di lantai basah itu. Di salah satu ruangan itu tampak ruangan tempat aku bermain dan gadis yang tadi mengetuk pintuku sedang mengutak-atik komputer. Aku juga melihat ruangan-ruangan lain. Semua ruangan ada cermin besar yang ternyata adalah kaca satu arah ini. Tadinya aku kira hanya cermin biasa. Ada ruangan yang langsung menghadap langit sehingga panas matahari bisa masuk dengan bebas. Ada ruangan bersetting sel-sel tawanan dengan model abad pertengahan (jadi ingat kastil) ataupun model sekarang. Ada ruangan bermodel padang pasir lengkap dengan sinar matahari dan heater yang bisa diatur suhunya. Ruangan yang lain berbentuk seperti kamar mandi lengkap dengan bathupnya yang diberi rantai-rantai borgol dan berbagai perlengkapan selfbondage lain. Ada satu ruangan yang menarik perhatianku, ruangan bersetting tempat penyiksaan dengan kuda- kudaan dengan berbagai tali dan rantai yang punggungnya berlubang yang sepertinya tempat dildo keluar. Di bawah kuda itu terdapat dildo yang berbentuk seperti milik kuda asli. Di lantainya terdapat rantai dengan kepala borgol bertimer. Di dekat kuda itu terdapat pecut yang bisa berputar. Aku sudah tidak sabar untuk mencoba ruangan itu tetapi tenagaku sudah habis untuk orgasme lagi. Aku kembali melihat gadis bule tadi sudah telanjang dan aku bisa mendengarkan desahan yang tertutup ballgag dari ruangan itu karena ada pengerasnya. Gadis bule itu sangat sexy terikat di situ. Cairan vaginanya tampak jelas membasahi ranjangnya. Beberapa belas menit kemudian gadis itu menggeliat-geliat sambil tubuhnya bernafas cepat. Matanya terpejam menahan sesuatu. Gadis sexy itu kemudian mendesah keras dan tubuhnya terguncang beberapa kali. Cairan vaginanya sangat banyak dan sebagian menetes di lantai. Tanganku memainkan clitorisku melihat tontonan seperti itu. Gadis itu mulai mendesah lagi. Hal yang sama terulang beberapa menit kemudian. Tanganku semakin liar memainkan clitorisku dan putingku. Aku menunggu gadis itu orgasme lagi sambil masturbasi.Ketika tubuh gadis itu menggeliat tanda akan mencapai klimaksnya, tanganku semakin cepat memainkan vaginaku. Dan aku membuang kepalaku ke belakang, mulutku mengeluarkan suara sexy, kemejaku sudah terbuka semua kancingnya, cairan vaginaku membasahi kursi tempat aku duduk. Aku menggeliat orgasme bersamaan dengan gadis itu. Setelah tubuhku bisa mengembalikan tenaganya, aku segera merapikan pakaianku yang persis seperti gadis yang habis diperkosa lalu keluar dari ruangan live show itu dan membiarkan gadis nakal itu bermain dengan tubuhnya sendiri. Betapa kagetnya ketika ternyata di pintu sudah menunggu seorang laki-laki yang sudah pasti melihat keliaranku tadi. Dia mulai mengajakku mengobrol dan aku diajaknya ke cafe di dekat situ. Kami saling berkenalan dan dia memperkenalkan diri sebagai pemilik club itu. Ternyata ruangan itu khusus untuk member paling atas bisa melihat dan tadi ada beberapa orang yang melihatku termasuk dia. Dia minta maaf karena tidak sesuai dengan tipe memberku dan bermaksud mengganti ganti rugi. Aku menolak, it's okay. Dia menawariku free membership selamanya dan akses ke berbagai club lain di seluruh negara ini jika aku mau menjadi sebagai budak sexnya. Dia menjelaskan berbagai aturan main dan batasan-batasannya. Aku menyatakan akan mempertimbangkan dulu. Akhir dari obrolan kami, dia mengajak kembali ke club dan aku boleh memilih 5 item alat-alat untuk selfbondage. Aku memilih dua borgol timer untuk tangan dan kaki, vibrator timer untuk mengganti vibratorku yang hilang di kastil, rantai penjepit puting yang menghubungkan dan menjepit kedua puting dan turun melewati vaginaku rantai itu dipasang memutar di atas buah dada lewat belakang dan ada kuncinya. Katanya kalau aku memakai itu dan banyak bergerak, maka putingku akan semakin terjepit karena penjepitnya semakin mundur. Aku juga mengambil celana besi yang ada vibratornya dan juga ada kunci untuk melepas celana itu dari tubuhku. Aku meminta juga baju karet seperti milik gadis bule tadi dengan roknya tetapi ini hanya berbentuk kemben yang menutupi buah dadaku saja. Setelah itu aku kembali ke apartementku memakai baju karet itu untuk menutupi buah dadaku dan aku merangkapnya dengan kemejaku yang tidak aku kancing serta roknya langsung aku pakai. Perutku terbuka lebar apabila kemeja itu tertiup angin.Masih tampak ada garis-garis merah bekas ikatan-ikatan tadi. Sempat ada suitan-suitan nakal yang aku dengar ketika di luar. ---- Aku mendapat sms yang kembali menawariku sebagai budak sex pemilik club itu. Sudah beberapa hari aku tidak kembali ke club itu karena kesibukanku di kampus. Aku memikirkannya kembali dan membalasnya dengan keputusan berani : I'll be your slave... Aku bertemu dengan orang itu dan kami sama-sama dites HIV lalu dia menjelaskan aturan mainnya serta batas-batas juga segala detailnya dan kami menandatangani surat pernyataan berisi hal di atas. Menjadi budaknya berarti tubuhku milik orang itu. Walaupun aku tengah kuliah atau apapun jika aku dipanggilnya maka aku harus datang karena ada hukuman yang dihitung berdasar point. Aku mendapat bayaran tiap panggilan dan cukup besar untuk ukuran mahasiswi tetapi bayaran itu bisa berkurang kalau aku dihukum. Entah bagaimana yang jelas di surat itu dijelaskan detail. Aku bisa berhenti menjadi budaknya apabila dia juga melanggar rules tadi. Aku juga bisa berhenti tetapi aku mau menyetubuhi sekian puluh orang nonstop. Peraturannya sama-sama membuat kami terkontrol. Besoknya datang sms pertama yang menyuruhku datang ke club memakai kemben karet ketat itu dengan roknya dan tanpa underwear Tidak boleh diberi tambahan apapun. Hanya kemben itu serta roknya. Dia menyuruhku menulis dengan lipstik biru di perutku : I'm a bitch.. Use me free. I'm a whore, fuck me. Bondage lover. Aku tidak punya lipstik biru dan aku harus membelinya di mall yang dia tentukan. Dengan pakaian seperti itu merupakan tantangan tersendiri untuk berjalan di mall yang ramai. Aku disuruh menuju ke mall itu menggunakan subway. Ketika aku menunggu di stasiun berdesakan, seseorang meraba pantatku dan sepertinya dia tahu kalau aku tidak memakai celana dalam. Aku hanya bisa diam karena lebih penting menyelesaikan urusanku dulu. Di dalam subway itu aku terpaksa berdiri karena itu jam sibuk sehingga sangat penuh. Tangan nakal tadi kembali meraba pantat. Melihat aku hanya diam, tangan itu semakin nakal dengan masuk ke dalam celanaku dan mulai memainkan bibir vaginaku. Aku berdiri sambil mencari siapa yang melecehkanku. Tangan itu masuk ke vaginaku. Aku menggigit bibirku menahan rasa nikmat clitorisku dimainkan. Jari itu terus memainkan vaginaku, keluar masuk, menyentuh clitorisku. Ketika sesekali dia menyentuh g-spotku, aku mendesah agak keras dan beberapa orang di sekitarku melihatku sinis. Aku memejamkan mata dan tetap menikmati keliaran ini. Beberapa saat kemudian nafasku semakin cepat dan aku menggigit bibirku agak keras. Aku mengangkat kepalaku sambil mendesah lumayan keras. Aku orgasme di subway ditengah ratusan orang tanpa tahu siapa yang merangsangku. Aku mendengar suara-suara orang menggunjingkan kelakuanku. Whore,slut,bitch,dan berbagai kata-kata lain sehingga aku memutuskan untuk pindah ke tempat lain. Aku sudah tiba di mall, dan berjalan masuk. Suitan-suitan kembali memanaskan telingaku, tetapi aku masih harus mencari lipstik. Setelah mendapatkan lipstik biru, aku menuju ke toilet dan menuliskan kata-kata tadi. Aku gemetaran ketakutan bagaimana reaksi orang yang melihatku... Aku tidak punya pilihan lain. Aku beranikan diri untuk menulis kata-kata itu di perutku dan sebagian pinggang dan punggungku. Karena kurang tempat, aku terpaksa menulis di atas buah dadaku. Aku keluar dari toilet dan mulailah petualangan sexku. Tangan- tangan nakal kembali menyentuhku tetapi aku tetap terus berjalan ke stasiun subway untuk menuju ke club. Di dalam stasiun sambil menunggu subway, tangan nakal semakin liar. Ada yang menyentuh pantatku, mengelus-elusnya. Ada yang mencoba masuk ke vaginaku tetapi aku terus menggeser posisiku menghindar. Ada pula yang terang-terangan di depanku memegang buah dadaku. Aku mengejeknya sambil menjilat bibirku menggoda orang itu. Aku terus menggeser posisi sampai akhirnya subway datang. Aku berlari mencari kursi dan untungnya aku masih kebagian. Dengan duduk akan mengurangi pelecehanku tetapi masih sangat jelas tulisan di sebelah atas buah dadaku "Bondage lover". Ada satu orang yang memasukkan uang $100 ke belahan dadaku dan aku menolaknya. Orang itu memandangiku terus sambil berdiri sampai akhirnya aku sampai di stasiun tempat aku turun. Ketika berjalan keluarpun tangan-tangan nakal masih melecehkanku. Aku terus berjalan ke clubku diiringi suitan-suitan dan kata-kata jorok. Setelah tiba di club, aku langsung menemui pemilik club. Mulai sekarang aku disuruh menyebut dia Master. Dia menyuruhku naik ke atas dan ternyata ada display patung-patung gadis serta ada 2 orang gadis beneran di situ. Display itu bisa dilihat dari bawah dan di daerah red light district itu biasa memajang wanita di kaca seperti di etalase. Salah satu gadis hanya mengenakan kain yang diikat sebagai penutup buah dada dan vaginanya saja. dengan posisi tangan ke atas dirantai menjadi satu. Perut dan bagian tubuh lainnya diterpa sinar matahari yang sangat panas. Gadis yang lain duduk di kursi sambil berpura-pura masturbasi. Tangan gadis itu menutup vaginanya yang tidak memakai apa-apa. Gadis itu hanya memakai tali yang diikatkan beberapa lilitan untuk menutupi buah dadanya. Aku disuruh memilih posisi yang paling nyaman karena aku harus berada di sini satu sesi selama 2 jam dan tidak boleh sering berubah posisi karena ada hukumannya. Masterku tidak menjelaskan hukumannya apa tetapi yang jelas aku tidak mau menjalani hukuman itu. Antar gadis di situ tidak boleh berbicara apapun. Harus benar-benar seperti patung. Total di situ ada dua patung dan dua gadis asli. Akupun segera naik ke display itu dan memilih posisi tiduran miring saja agar aku tidak cepat lelah. Aku tidak melepas pakaianku karena tidak diminta. Sekitar 30 menit atau lebih tubuhku mulai lelah berada di posisi yang tetap terus menerus. Aku mencoba menata posisi dan aku kaget karena ada peluit yang berbunyi keras. Aku menoleh ke belakang ternyata ada orang yang menjaga. Masterku segera datang dan aku diberi hukuman. Dia menyuruhku masturbasi di situ. Aku harus melakukannya. Aku lalu telentang lalu mulai memainkan vaginaku. Aku menggosok-gosok clitorisku dengan jariku. Gadis lain di situ tidak berani melihatku. Aku hanya bisa melihat nafas mereka mulai cepat. Gadis yang duduk tadi jari tengahnya bergerak-gerak sembunyi-sembunyi memainkan clitorisnya sementara jari lainnya tetap menutup auratnya itu. Mulutnya terbuka sedikit dan mengeluarkan suara desahan pelan, hampir tidak terdengar. Cairan vaginaku mulai meleleh keluar dan ada bau yang khas di ruangan sempit itu. Beberapa orang di jalanan juga menyaksikan seorang gadis sedang masturbasi di balik sebuah kaca. Cermin di langit- langit mempertontonkan pemandangan yang merangsang nafsu siapapun yang melihatnya. Tanganku yang satunya masuk di balik kembenku dan memilin-milin putingku. Begitu nikmat berada dalam situasi seperti ini. Semakin ramai saja di bawah. Banyak orang melihatku sambil saling berbisik atau merekam. Tubuhku mulai menggeliat yang menunjukkan orgasmeku segera datang. Masterku menghitung dari satu sampai sepuluh. One... Two... Aku semakin mempercepat gerakan jariku. Three, Four, Five, aku sudah tidak kuat menahan orgasmeku. Six.. Seven.. Eight.. Aku sudah mendesah-desah liar... Nine... Ten... Akhhhhhhhhhhhhh aku mendesah panjang dan berteriak bersamaan dengan datangnya orgasmeku yang sangat kuat ini. Orang-orang di jalanan bertepuk tangan dan bersuit-suit. Dengan nafas memburu aku menata posisiku lagi. Dia memperingatkan ini hukuman yang pertama. Kalau aku melanggar lagi, hukumannya akan lebih berat. Lalu dia menyuruhku membuka kembenku. Sekarang bagian atasku sudah telanjang, hanya memakai rok super pendek yang sama saja dengan tidak pakai karena vaginaku hampir terlihat dengan posisi seperti ini. Sekarang posisiku berbalikan dengan tadi, tanganku satu ke atas, satu memegang buah dadaku. Masterku sudah turun ke bawah. Aku mencoba bertahan selama mungkin agar tidak dihukum. Keringat membasahi kami semua karena ruangan itu pengap. Sinar matahari membuat tubuh kami tampak merangsang karena penuh keringat. Aku melihat beberapa orang di jalanan melihat kami sambil memfoto atau merekam. Sudah hampir 1,5 jam aku berada di pajangan panas itu. Tanganku mulai kesemutan lelah dalam posisi itu. Tetapi aku tetap bertahan. Keringat merambati tubuh kami bertiga dan menetes ke lantai. Mungkin kurang 15 menit ketika aku tidak sengaja menggeser tanganku sedikit. Dan prittttttttttttt... Masterku datang lagi membawa alat berbentuk dildo dan bisa bergerak sendiri. Aku dipaksanya membuka rokku di situ. Aku tidak bisa menolak. Sekarang aku sudah telanjang bulat di situ dan dalam posisi menungging dengan tangan diborgol pada tempatku tiduran tadi. Di jalanan bawah bisa terlihat dari samping seorang gadis sedang dihukum. Dildo itu masuk ke vaginaku yang agak mengering dan sedikit demi sedikit merangsangku. Vaginaku mulai licin dan semakin nikmat rasanya. Tubuhku bergerak maju mundur mengikuti gerakan alat itu. Aku melihat gadis yang tadi di kursi menggerakan jarinya mendengar desahanku yang memang aku buat-buat. Dan prittttt lagi... Gadis itu juga dihukum. Dia disuruh menungging di depan mulutku. Aku diminta menjilati vaginanya. Lalu satu tanganku borgolnya dibuka. Aku memainkan clitorisnya sambil sesekali menjilati. Dia mendesah-desah liar. Gadis yang dirantai tadi hanya bisa menonton aksi kami. Di pahanya terlihat jelas ada cairan yang meleleh turun. Nafasnya memburu dengan cepat. Masterku memberiku sebuah dildo dan aku langsung memasukkan ke vagina di depanku. Pemandangan yang amat liar dari bawah ketika ada dua orang gadis sedang lesbi di depan umum. Semakin ramai orang yang menonton dan suitan bergantian terdengar. Tubuh kami semakin berkeringat karena udara panas dan gerakan tubuh yang liar. Aku mendesah keras dan menggigit bibirku ketika orgasme yang pertama dengan alat ini datang. Gadis itu juga menggelinjang hebat ketika dia orgasme. Alat ini tidak berhenti menyetubuhiku dan semakin cepat gerakannya. Aku berteriak keras meminta distop, tetapi alat ini semakin liar saja. Aku juga mempercepat gerakan dildoku di vagina gadis itu. Orgasmeku yang kedua ini datang dengan begitu cepatnya dan lebih hebat. Gadis itu masih belum juga orgasme. Aku dibantu penjaga untuk berdiri karena kakiku masih gemetaran. Tubuhku masih bergetar karena rasa liar tadi. Sekarang kami berganti posisi. Vaginaku dijilatinya dan gadis itu sedang melanjutkan posisiku disetubuhi sebuah alat. Dibanding kenikmatan alat dengan jilatan tentu tidak ada apa-apanya. Gadis itu meracau liar dan meronta-ronta menggelinjang keras ketika orgasmenya datang. Tangannya mengocok dildo di vaginaku, tetapi aku tidak bisa orgasme karena kocokannya tidak jelas. Tepuk tangan terdengar jelas karena sudah ratusan orang yang menonton kami. Akhirnya alat itu dihentikan dan kami diminta membersihkan tubuh kami yang sudah acak-acakan itu. Kami bertiga saling berkenalan. Di tempat pajangan itu sekarang ada dua gadis lain yang menggantikan kami dengan posisi yang lain. Aku sudah tidak sempat memperhatikan detail karena sudah terlalu lelah. Yang jelas kedua gadis itu bule seperti gadis tadi dan memakai pakaian bermodel seragam sekolah super pendek yang memperlihatkan perut dan kancingnya hanya dipasang satu di sebagian buah dadanya yang juga terlihat sexy karena tertekan baju ketat itu sehingga hampir keluar. Roknyapun super pendek. Yang duduk berpose biasa saja dengan tangan terangkat ke belakang sehingga perutnya jelas terlihat. Gadis yang dirantai ke atas lebih sexy lagi karena selain perutnya terbuka lebar, roknya juga terangkat memperlihatkan celana dalamnya berwarna hitam. Setelah membersihkan tubuh, aku kembali menemui Masterku. Aku disuruhnya beristirahat di situ. Beberapa jam kemudian ketika mulai sore, Masterku mengajakku keluar. Setelah kami makan, kami menuju ke sebuah tanah yang sangat luas dan gersang.Ini bukan padang pasir karena hanya tanah biasa dengan beberapa rumput liar tumbuh. Kami berhenti di situ dan dia mengeluarkan alat-alat. Aku disuruhnya melepas pakaianku dan dia mengolesi perut, buah ada, punggung dan selangkangan termasuk vaginaku dengan cairan, sepertinya cairan manis karena dari baunya mirip gula yang dilelehkan. Ketika jarinya masuk ke vaginaku aku mendesah nikmat dan dia sempat beberapa kali memainkan jarinya di clitorisku. Lalu dia mengikat tali di tubuhku. Sungguh sexy bentuk ikatan talinya. Dari leher belakangku turun memutari buah dadaku lalu membentuk lilitan di perutku sampai ke vaginaku dan diikat simpul mati di kakiku. Sangat erat ikatannya. Aku mencoba bergerak saja agak sulit karena vaginaku semakin tertekan tali dan semakin sulit bergerak. Aku dibantu telentang di atas tanah yang masih hangat dengan kepala diberi bantal dari batu. Dia menancapkan pasak kiri dan kanan kepalaku. Lalu dia mengikat tanganku ke atas dan kakiku juga ke pasak. Sekarang posisiku seperti huruf X. Mulutku dibekap dengan ballgag. Dia mengikat vibrator yang tampak sangat canggih karena ada pengontrol digitalnya. Dia mengutak-atik setting dan mulai berjalan menjauh. Hari semakin gelap dan udara mulai dingin. Masterku meninggalkanku dalam posisi seperti itu, entah kemana dia. Sekarang aku sendirian di sini, terikat berbentuk X dengan tubuh terikat juga. Sudah semakin gelap. Suara-suara serangga semakain ramai di sekitarku. Udara dingin menerpa tubuhku yang telanjang dan mengkilap basah karena olesan cairan tadi membuat semakin dingin. Beberapa ekor serangga hinggap di tubuhku yang masih kering. Entah berapa lama aku diam dalam posisi seperti ini sambil membayangkan berbagai macam hal. Vibrator juga masih belum menyala. Vaginaku semakin mengering karena tidak ada rangsangan yang cukup kuat. Bayangan pikiranku tidak cukup untuk merangsang vaginaku. Aku terbangun ketika di perutku ada rasa geli. Aku melihat ke bawah dan ternyata ada seekor laba-laba yang badannya berukuran sekitar 1cm dengan kakinya kira-kira 5 cm. Aku tidak mengusirnya. Aku menikmati kaki laba-laba itu menginjak tubuhku. Rasa geli berpindah-pindah. Hewan kecil yang sepertinya beracun itu jalan- jalan tidak tentu arah di atas perutku. Aku memejamkan mata menikmatinya. Vaginaku mulai berdenyut dan mulai basah. Aku hanya bisa memompa vibrator itu di dalam vaginaku. Terasa ada rasa nikmat walaupun kecil saja. Nafasku memburu ketika laba-laba itu berjalan pelan menuju ke buah dadaku dan melewati belahan dadaku lalu berbelok turun ke tanah lewat tali yang terikat di atas buah dadaku. Laba-laba itu menjauh dan menghilang di kegelapan malam. Aku terikat di situ sendirian lagi. Hawa semakin dingin dan aku hanya bisa diam disitu menanti hal yang aku juga tidak tahu, sampai kapan aku di sini juga tidak jelas. Beberapa saat kemudian mulai ada semut-semut besar merambati tubuhku menggigit-gigit kecil mengambil gula yang dioleskan ke tubuhku. Sebuah rasa yang amat nikmat apabila vibratorku juga menyala. Aku melihat ke langit yang mulai ada beberapa awan dan sesekali memejamkan mataku ketika ada gigitan yang agak keras sambil mendesah ringan. Semakin malam semakin banyak semut yang menjajah tubuhku. Terasa geli di berbagai tempat. Rasa paling nikmat adalah ketika semut- semut menggigit putingku dengan lembut. Aku sampai menggigit bibirku menahan rasa geli itu. Mulai bahuku, buah dada, puting, perut, sampai ke luar vaginaku penuh semut. Tali yang menekan tubuhku semakin menambah rasa nikmat. Aku semakin memompa vibratorku agar bisa meraih orgasme yang tampaknya masih jauh. Gigitan semakin banyak dan rasanya hampir seluruh tubuhku ada semutnya termasuk di tali-talinya. Aku tidak tahu sudah berapa jam sampai aku didatangi semut begitu banyaknya. Sudah cukup lama aku di sini, rasanya mungkin sudah hampir 2 atau 3 jam aku terikat di tempat ini. Pemandangan yang menggiurkan apabila ada yang menemukan aku dalam keadaan seperti ini. Beberapa lama sampai aku merasakan ada tetesan air di tubuhku membuat semut-semut itu bubar sedikit demi sedikit. Aku membuka mataku dan saat itu mulai turun hujan. Sial pikirku. Tentu aku akan tersiksa di sini kedinginan di malam yang anginnya mulai keras disertai hujan. Semakin lama hujan semakin deras dan membuat tubuhku basah. Olesan gula tadi sepertinya sudah hilang terkena air hujan tetapi aku menggigil kedinginan. Aku merasa di punggungku sudah penuh air. Air sudah menggenangi 1/4 bagian sampingku. Kalau sampai banjir tentu aku akan tenggelam. Setelah beberapa lama, air masih tetap 1/4. Terasa sekali perbatasan antara air di tanah yang banjir dan tubuhku yang terbebas dari banjir.Untung kepalaku agak tinggi sehingga lebih aman. Ditengah guyuran air hujan vibratornya menyala cukup kuat. Aku merasa vibrator ini bergerak dengan tiga arah yang berbeda dan tahan air. Di saat yang bersamaan vibrator ini ujungnya bergerak memutar ke kanan, bagian tengah bergerak ke kiri, dan paling bawah kiri dan kanan secara bergantian. Kepala vibrator ini juga maju mundur sendiri. Aku benar-benar dibuat melayang dengan kenikmatan ini. Aku mendesah pelan ketika arah ketiga bagian vibrator bergerak sebaliknya dengan durasi yang acak. Tubuhku terasa campur aduk antara dinginnya air hujan ditambah angin dengan terangsangnya vaginaku. Tanganku terikat ke atas semakin menambah kenikmatan ini. Suara-suara desahan dari mulutku tidak terkendali. Tubuhku menggenlinjang hebat.. Aku mencapai orgasme pertamaku dengan mulut terbekap ballgag. Mmmmppphhhhhhhhh. Lenguhan panjangku disertai gerakan liar tubuhku. Beberapa detik kemudian vibratornya melambat dan akhirnya berhenti. Nafasku masih cepat karena sisa-sisa orgasme hebat tadi masih terasa. Tubuhku masih dibasahi air hujan yang sudah mulai reda. Beberapa menit aku diam menikmati tubuhku kedinginan lalu vibratornya menyala lagi. Kali ini gerakannya hanya bergetar saja. Hal itu membuatku bergairah lagi tetapi kurang untuk orgasme. Cukup lama aku dalam keadaan seperti itu dan akhirnya vibrator ini berhenti. Hujan sudah berhenti. Aku merasa air mengalir menghindari tubuhku melewati sisi-sisi samping tubuhku. Sekarang air sudah hilang tetapi tubuhku masih basah kuyup. Aku semakin gemetaran karena semakin malam udara sangat dingin. Sesekali aku bersin. Aku menunggu sekian belas menit sebelum vibratornya menyala lagi. Kali ini vibratornya bergerak maju mundur di dalam vaginaku. Sesekali berputar menggoda g-spotku. Aku mulai mendesah-desah kecil. Mmmphhh mmphhh. Terasa sangat luar biasa dengan keadaan itu. Vibrator ini bergerak lembut tetapi mengirimkan kenikmatan yang hebat. Orgasmeku kelihatannya tidak segera datang karena begitu lembutnya gerakan vibrator ini. Mungkin 15 atau 20 menit aku dikerjai oleh alat nakal ini dan akhirnya aku orgasme. Orgasme kali ini terasa panjang tetapi halus. Tidak ada hentakan-hentakan di tubuhku. Hanya ada rasa nikmat dan puas. Lenguhanku terdengar sekian detik dan alat itu belum menghentikan dirinya. Aku masih terus dimainkan dalam posisi itu. Setelah beberapa lama akhirnya alat itu berhenti dan aku tertidur. Beberapa jam kemudian aku terbangun karena tubuhku terasa gatal di mana-mana. Serangga-serangga banyak mampir di tubuhku karena mungkin suhu tubuhku lebih hangat. Malam semakin larut dan aku masih terikat di sini. Air hujan di tubuhku sudah sebagian besar hilang tetapi di punggungku masih terasa basah dan mulai gatal. Aku sangat tersiksa karena tidak bisa menggaruk gatalku. Aku hanya bisa menggeser-geser tubuhku agar punggungku bisa tergaruk tanah yang masih agak basah itu. Seekor hewan aneh berbentuk seperti lintah tetapi aku tahu itu bukan lintah merambat di kakiku menuju ke atas. Terasa lengket dan meninggalkan bekas basah. Aku berusaha mengusirnya tetapi dia terus merambat pelan ke perutku. Nafasku kembali memburu melihat hewan aneh itu menaiki buah dadaku. Vibratorku menyala lagi dengan kekuatan sedang. Nafasku semakin cepat karena rasa nikmat mulai menjalar di vaginaku. Gerakan ini sama dengan yang pertama hanya tidak maju mundur. G-spotku terus dirangsang begitupula clitorisku. Aku menggumam mendesah tidak jelas. Antara rasa geli di tubuhku dengan kenikmatan vibrator ini membuat aku cepat bergairah lagi. Hewan itu sekarang sudah merambat setengah di buah dadaku. Aku bersiap ketika hewan itu mendekati bagian sensitifku. Nafsuku sudah menyala kuat dan hewan itu merambati putingku. Gerakannya yang pelan tetapi pasti itu membuat aku semakin terangsang.Mmmmmmmppppphhhhhhhh..... Aku orgasme yang ketiga ini lebih hebat dari yang kedua. Tubuhku terguncang ke atas dan ke bawah. Kepalaku terangkat ke atas. Pinggulku naik beberapa cm di atas tanah. Kenikmatan orgasme kali ini sangat hebat karena putingku juga dirangsang. Nafasku masih memburu ketika hewan itu belok menuju belahan buah dadaku. Jejak-jejaknya terlihat jelas membasahi tubuhku. Udara dingin terasa panas karena permainan ini. Hewan itu meneruskan jalannya ke buah dadaku yang satunya.Ketika itu pula vibratorku berhenti menggodaku. Aku terus memperhatikan hewan itu semakin mendekati putingku. Rasa nikmat yang aneh ketika hewan itu merambati putingku. Aku memejamkan mata menikmati sensasi nikmat ini. Hewan itu akhirnya turun menuju ke tanah lagi. Sekarang tubuhku sudah kering, hanya tersisa jejak-jejak hewan itu yang sebentar lagi juga mengering. Aku mendengar ada orang datang dari atas kepalaku. Aku mulai deg- degan... Vaginaku mulai terangsang lagi membayangkan bahwa aku ditemukan orang asing.. Ketika dia bertanya barulah aku lega karena ternyata Masterku. Kami ngobrol sebentar dengan aku masih tetap di posisi itu. Dia memberiku minum dan makanan kecil. Sekarang ternyata sudah jam 2 pagi.Aku tidak akan dibebaskan sampai besok entah jam berapa. Aku memohon agar dilepaskan tapi mulutku disumpal ballgag lagi. Dia masturbasi di atas buah dadaku dan ketika dia orgasme, spermanya meleleh turun di sekitar buah dadaku. Dia berlalu meninggalkan aku di situ. Tubuhku kembali menjadi jajahan serangga-serangga. Gatal kembali menyerangku. Bau aroma sperma tercium jelas. Aku hanya bisa pasrah dan menunggu agar segera siang. Beberapa lamanya vibratorku sudah tidak menyala lagi sampai akhirnya aku tertidur karena sangat lelah berjam-jam tanganku terikat di atas serta gatal dan kedinginan seperti ini. Ketika aku bangun, matahari sudah mulai nampak. Aku bisa melihat tubuhku merah-merah penuh bekas gigitan serangga. Hampir tidak ada bagian yang bersih.Lelehan sperma sudah mengering di tubuhku. Sedikit demi sedikit hari semakin terang. Ternyata aku diikat di tanah milik pribadi karena di kejauhan tampak ada tembok yang mengelilingi. Aku masih tetap terikat sampai matahari mulai terasa panas. Merah- merah di tubuhku sebagian sudah hilang dan berganti dengan keringat. Melihat dari bayanganku kemungkinan sekarang jam 8 atau 9. Panas matahari sudah sejak pagi memanasi tubuhku. Rasa menyengat terasa di kulit tubuhku. Dan aku hanya bisa pasrah. Serangga malam berganti menjadi hewan-hewan kecil. Serangga itu tidak menimbulkan gatal. Mereka hanya mendarat di tubuhku dan kemudian pergi lagi. Vibrator kembali menyala waktu matahari sudah tinggi. Aku menikmati kondisi ini lagi, dijemur dan dimainkan. Pagi itu aku orgasme dua kali sebelum akhirnya Masterku datang. Tali di tanganku dilepas. Satu persatu sambil mengobrol taliku dilepas. Aku membersihkan tubuh berkeringatku dengan tissue. Seperti biasa, ketika tali di tubuhku sudah dilepas, belang-belang kembali terbentuk. Ada merah gosong, ada garis-garis putih saling melintang di tubuhku. Aku melihat setting vibrator yang ternyata diset berdasar jam. Gerakannya pun sudah ditentukan. Alat yang sangat canggih. Aku memakai pakaianku lagi. Dengan kemben seperti ini, sangat jelas terlihat bekas-bekas tali dan gigitan serangga. Masterku mengajakku ke clubnya dan berkenalan dengan member-member khusus sebelum aku diantarnya ke apartemenku, Ternyata bondage tadi malam adalah ritual yang harus dijalani. Mereka meraba-raba bekas tali dan gigitan serangga yang masih tersisa serta berkomentar yang membuat telingaku panas..Tetapi aku hanya sex slave tidak berhak melawan. Ada member yang sempat meremas buah dadaku lalu memelorotkan kembennya. Buah dadaku teracung tegak di hadapan member-member khusus itu. Ketika sedang sibuk membetulkan kemben, sebuah tangan tiba-tiba menusuk vaginaku dan memainkan clitorisku beberapa kali dan dengan cepat langsung keluar lagi. Orang itu menjilati jarinya yang tadi sudah terkena cairan vaginaku. Aku kaget dan langsung mendesah serta agak menurunkan tubuhku. Setelah itu aku diantar kembali ke apartemenku. Guyuran air mandi sangat menyegarkan dan aku langsung menikmati tidurku seharian dengan memakai baju seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothin
Random17+ ❌ 21+ ✔ Uda dikasi tau jan ngeyel Setiap chap ga berhubungan samsek ciyus Kalo ada kesamaan mohon dimaapin karna saya juga hanyalah manusia Fyi 1a-c,1e tambahan buat 1d karna biyar gak ngegantung Since 2015