nothin 1 c

30.3K 151 2
                                    

Kesenanganku pada selfbondage semakin menjadi-jadi sejak aku
pindah dari Indonesia dan masuk universitas di salah satu kota di
Amerika.
Beberapa saat setelah aku tiba di Amerika dan setelah aku sudah
menata perpindahanku dengan baik sehingga aku sudah tinggal di
sebuah apartemen di daerah kampusku aku sudah tidak tahan untuk
mencoba selfbondage pertamaku.

Aku mengolesi seluruh tubuhku yang telanjang ini dengan minyak
goreng. Terasa sangat nikmat ketika bulu-bulu kecil di tubuhku
bergerak-gerak karena minyak itu. Aku tampak mengkilat sexy dengan
tubuh seperti ini.
Aku menyalakan heater yang biasa digunakan waktu musim dingin dan
menyiapkan air minum di tiga sudut ruangan menggunakan mangkok.
Aku melilitkan tali di atas dan bawah buah dadaku lalu aku ikat
simpul mati dengan erat sehingga nanti kalau melepasnya harus
memakai gunting atau cutter. Aku juga melilitkan tali melingkari
perutku turun ke selangkangan dan tali di perut itu aku kaitkan
dengan tali di buah dadaku agar tidak turun. Di sini aku beli alat
seperti timer tetapi memakai magnet. Jadi pada saat yang
ditentukan alat itu akan menjadi magnet dan bisa kunci borgolku
dan pada saat yang sudah ditentukan juga dia bisa melepasnya. Alat
itu aku gantung di langit-langit dekat teras apartemenku dan aku
set agar selama 10 jam bisa menahan kunci borgolku.
Aku meletakkan lilin yang menyala di atas lemari, ujung tiga buah
meja, dan di ujung lima buah kursi plastik yang salah satunya aku
letakkan di kamar mandiku yang lantainya sudah aku beri shampoo
agar licin. Semua lilin dengan posisi tidur agar tetesan
lelehannya bisa jatuh ke lantai. Aku menaburkan beberapa genggam
pasir dan kerikil kecil di lantai tiap tempat itu.
Aku meletakkan karpet kasar di beberapa tempat yang menuju ke
tempat-tempat tadi.
Di depan heater aku letakkan beberapa karpet yang aku susun
memanjang.
Salah satu kursi aku letakkan di teras sebagai kursi terakhir
nanti. Dari bawah kalau ada yang melihat tentunya akan melihat
pemandangan yang merangsang sekali karena nanti ada mahasiswi
yang telanjang dan terikat di situ berusaha melepaskan diri dari
borgol.
Terakhir sebagai backup release, aku menaruh kunci borgol cadangan
di dalam kaleng bertali berisi air yang di sampingnya aku letakkan
hpku. Tujuannya adalah apabila aku tidak tahan menunggu 10 jam,
aku bisa menarik tali di kaleng itu dan airnya akan beresiko
menumpahi dan merusak hpku. Aku nantinya harus memilih menunggu 10
jam dalam keadaan yang sexy seperti itu atau langsung bisa lepas
dengan resiko hpku terkena air.
Setelah aku lihat persiapanku sudah cukup matang, aku memasukkan
dan mengikat vibrator timer yang aku set random agar bisa menyala
dan mati secara acak dan aku mengikat kakiku dengan erat agar
tidak bisa terlepas mengingat aku akan bergerak banyak nanti.
Akhirnya borgolku terpasang di tanganku yang berada di belakang
tubuhku dan aku mulai mencoba dengan perut di bawah untuk merayap
seperti ulat. Cukup sulit karena tubuhku licin terkena minyak
goreng tadi.
Setelah beberapa saat berlatih akhirnya aku sudah menguasai caraku
merayap. Sedikit demi sedikit aku bisa berjalan memutari ruangan
apartemenku.
Tidak ada yang akan menyangka di balik sebuah pintu apartemen yang
tidak terkunci ini ada seorang gadis yang sedang telanjang,
terikat, dan terangsang.
15 menit berlalu vibratorku mulai menyala pelan. Aku berhenti
sejenak menikmati getaran vibrator nakalku itu. Beberapa menit
vibratorku masih menyala pelan sehingga tidak mengijinkanku untuk
orgasme tetapi aku sudah sangat terangsang. Aku merasa cairan
vaginaku sudah mulai keluar membasahi selangkanganku. Aku mencoba
merayap dengan vibrator menyala. Akhirnya tanpa disangka
vibratorku tiba-tiba mati. Ada rasa kecewa karena begitu nikmat
dalam posisi merayap di atas perutku dengan buah dadaku tertekan
lantai dingin.
Akhirnya aku mencoba merayap lagi menuju kursi yang ada lilinnya.
Ketika sampai di karpet, langkahku seakan melambat karena sulit
merayap di atas karpet kasar ini. Kalaupun bisa, terasa kasar di
perut dan buah dadaku. Mungkin saat ini tubuhku sudah merah-merah
bekas karpet tadi. Setelah aku bisa melewati karpet sekarang
tubuhku harus berhadapan dengan pasir dan kerikil pertamaku. Jauh
lebih menyakitkan karena gesekan antara seluruh tubuhku dengan
pasir dan kerikil itu. Aku merayap pelan sekali untuk mengurangi
rasa kurang nyaman itu. Sudah hampir 1 jam berlalu dan vibratorku
menyala lagi dengan mode medium ketika aku di tengah pasir. Begitu
nikmatnya sehingga tidak butuh waktu lama untuk aku orgasme. Aku
mendesah keras dan tubuhku menggeliat. Rasa nikmat di vaginaku
dibarengi dengan rasa gesekan pasir dan kerikil semakin menambah
kenikmatan ini. Aku berhenti beberapa saat meredekan gelombang
orgasme ini. Aku lalu melanjutkan merayap di bawah lilin pertama
yang sudah hilang 1/4.Tetesan demi tetesan menjatuhi tubuhku yang
terus merayap menuju lilin kedua. Aku membalikkan tubuhku agar
telentang. Tetesan lilin menjatuhi buah dadaku. Terasa panas
nikmat. Aku mendesah ketika tetesan-tetesan itu terus menjatuhi
putingku yang aku sengaja memposisikan agar tetesannya pas. Aku
terus merayap dan tetesan-tetesan menjatuhi perutku. Aku lihat
perutku merah-merah membentuk garis-garis terkena berbagai
tantangan tadi. Tetesan lilin terus menjatuhi hingga akhirnya pas
di atas vaginaku. Terasa panas hingga aku hampir berteriak. Aku
cepat-cepat memutar badanku agar perutku di lantai lagi. Sekarang
tetesan lilin jatuh di pantatku dan akhirnya aku terbebas dari
rintangan pertama.
Aku berhenti untuk beristirahat dan memulihkan tenagaku. Sudah 1,5
jam sekarang. Kemungkinan aku tidak akan mencapai lilin terakhir
karena terburu habis lilinnya. Biasanya lilin membutuhkan waktu
sekitar 2-3 jam untuk habis tergantung kualitas lilinnya.
Setelah itu aku langsung merayap lagi menuju kursi kedua.
Vibratorku nyala lagi dengan mode low. Jalanku semakin pelan
karena nyalanya vibrator ini. 15 menit akhirnya aku sampai di
karpet kedua tanpa orgasme dan vibrator masih tetap menyala.
Beberapa menit kemudian aku sudah sampai di pasir, dan tanpa
berhenti aku tetap merayap. Tetesan lilin mulai menetesi kepalaku
dan beberapa langkah kemudian aku telentang lagi. Sekarang tetesan
lilin jatuh pas di belahan buah dadaku. Aku sengaja diam di situ
menikmati panasnya lelehan lilin yang jatuh kemudian merambat
menuju leherku. Aku mundur sedikit dan tetesan lilin sekarang
jatuh pas di perutku. Aku diam lagi. Lelehan lilin merambat ke
kiri dan kanan perutku.
Beberapa menit aku diam disitu sampai vibratornya berhenti tanpa
orgasme lalu aku mulai merayap lagi.
Sekarang tubuhku sudah banyak lelehan lilin yang mengering.
Minyak goreng yang tadinya membasahi perutku sekarang sudah hampir
tidak ada karena tergesek dengan lantai. Keringat juga sudah
membasahi sekujur tubuhku.
Aku kembali merayap pelan menuju lilinku berikutnya di kamar
mandi.
Sampai di kamar mandi langkahku semakin pelan karena begitu
licin. Perlu beberapa menit untuk mencapai lilinku. Perutku terasa
dingin terkena lantai kamar mandi ini. Aku merasa capek karena
masih baru setengah dari permainanku. Lilin-lilin sudah mulai
mengecil.Tubuhku yang tadi penuh keringat begitu segar terkena
lantai yang basah ini.
Aku segera membalik badanku dan menikmati tetesan-tetesan lilin.
Bagian depan tubuhku terasa panas terkena lelehan lilin tetapi
belakangku terasa dingin terkena lantai. Buzzzzz vibratorku
menyala lagi dengan mode full sehingga aku mendesah-desah hebat di
kamar mandiku. Aku membayangkan seorang putri jaman pertengahan
sedang diikat di kamar mandi kastil sambil diperkosa oleh penjaga
tawanan. Tubuh puteri itu dipakai oleh puluhan penjaga dan mereka
menyiksa dengan ditetesi lilin persembahan dewa. Aku orgasme
hebat membayangkan hal itu. Tubuhku menggeliat hingga tali-tali
yang mengikat tubuhku semakin erat. Vibrator masih terus
menyiksaku yang sudah kelelahan ini. Tenagaku terkuras oleh
orgasme yang terakhir tadi. Aku masih mendesah keras karena
vibrator ini terus bergetar membuat aku orgasme lagi dalam waktu
tidak sampai 10 menit. Vibrator itu tidak segera berhenti tetapi
membawaku ke kenikmatan yang gila-gilaan.
Entah apa yang akan terjadi kalau ada orang masuk dan melihat
seorang gadis telanjang,terikat,tubuhnya mengkilat,sedang ditetesi
lilin,di kamar mandi,di vaginanya tertancap vibrator,mendesah-
desah keras. Akupun membayangkan hal itu. Dan orgasmeku yang
berikutnya akan tiba saat vibrator berhenti. Aku berteriak
mengutuki vibrator itu. Keadaanku yang sedang berada di puncak
membuatku frustasi sampai akhirnya aku merayap ke wc. Kakiku
melilit wc itu dan aku mendorong selangkanganku hingga vibratornya
menempel di dinding wc. Aku memompa vaginaku sambil bergerak maju
mundur. Aku mulai mendesah-desah lagi. Kalau ada orang melihat
mungkin disangka aku orang apaan dengan posisi seperti ini.
Seorang gadis menyetubuhi wcnya. Beberapa pompaan hingga aku
merasa kembali akan orgasme. Aku semakin mempercepat gerakanku
hingga……. Aku orgasme lagi…. Orgasme ini hampir sama dengan
orgasme yang pertama di kamar mandi tadi. Sangat hebat. Di kamar
mandi ini aku orgasme 3x. Aku kelelahan hingga tertidur di bawah
wcku.
Entah berapa lama aku tertidur sampai vibratorku menyala lagi
dengan lembut. Setelah sepenuhnya tersadar aku segera keluar. Kali
ini vibratornya hanya sebentar, sampai di pintu kamar mandi
vibratornya mati. Sedang aku berusaha untuk merayap keluar
vibratornya menyala lagi, dan akupun mendesah lagi sambil merayap
pelan. Vibratornya mati lagi. Sepertinya vibrator ini sedang dalam
mode on off secara bergantian. Butuh waktu agak lama untuk
vibratornya benar-benar off hingga aku melihat lilin lainnya sudah
habis. Aku berhenti di sudut apartemenku untuk beristirahat sambil
minum seperti budak sex di tawanan dan berpikir setelah ini mau
apa karena baru 2,5 jam aku bermain. Masih 7,5 jam lagi. Apakah
aku harus memakai backup releaseku dan mengorbankan sebuah hp…
Akhirnya aku putuskan untuk merayap menuju ke heaterku. Sampai di
sana aku merayap pelan sekali karena adanya karpet panjang ini.
Tubuhku berkeringat hebat karena panasnya. Aku berhenti di situ
sambil menunggu vibratorku menyala lagi. Begitu panasnya hingga
aku merasa mungkin sudah cukup karena karpetku sudah basah dan
tubuhku sudah basah kuyup karena keringat. Vibratorku menyala
lagi dengan mode medium. Aku memejamkan mata membayangkan aku
sedang dijemur di lapangan terbuka dengan ditonton ribuan orang
yang ingin mengerjaiku. Tubuhku dijemur di terik matahari berjam-
jam hingga ketika tali dibuka tampak jelas perbedaan warna
kulitku. Belang-belang sexy. Tanpa sadar aku mendesah keras
kembali ke dunia nyata. Aku orgasme yang ke empat. Orgasme ini
cukup hebat tetapi masih lebih hebat di kamar mandi.
Setelah vibratorku berhenti segera setelah aku orgasme tadi aku
kembali merayap memutar mengunjugi lilin-lilin yang sudah
terlanjur habis. Perutku terasa panas karena terus merayap di
ruangan yang juga panas karena heater. Keringatku masih tetap
membasahiku. Aku sampai di pasir berikutnya dan terus merayap
merasakan perut dan buah dadaku bergesekan dengan pasir. Putingku
juga begitu sensitif. Begitu terus sampai akhirnya aku berhasil
melewati sisa-sisa tetesan lilin terakhir dan sekarang aku menuju
ke teras.
Sampai di teras aku memilih tempat yang paling tersembunyi tetapi
masih terkena sinar matahari.
Aku telentang dan menikmati berjemur di sana. Aku bisa melihat
gedung-gedung tinggi di sekitarku dan aku yakin aku juga mungkin
terlihat dari sana karena walaupun tersembunyi tetap saja bisa
dilihat kalau kebetulan.
Vibratorku menyala lagi. Kali ini modenya acak. Bisa
lembut,medium,dan keras.
Aku memejamkan mata membayangkan seperti tadi,dijemur. Hanya kali
ini di padang pasir sendirian. Tidak ada orang satupun dan aku
diikat di sini sampai mati. Tubuhku dirambati hewan-hewan padang
gurun seperti ular,kalajengking,semut,dll. Orgasme melandaku. Aku
mendesah liar. Vibrator masih berdengung lembut dan aku masih
menikmati siangku terikat dan terjemur panas matahari. Aku
membayangkan vibratorku on terus sambil dijemur di padang
pasir.Keringatku membasahi tubuhku yang diterpa angin. Gairah
sexku meledak-ledak.Orgasme kembali datang dengan vibrator mode
low.Cukup lama aku mencapai orgasmeku yang kedua ini yang rasanya
sudah tidak sehebat tadi.Vibrator berhenti dengan sendirinya.
Aku masih berjemur beberapa saat dan vibrator benar-benar
berhenti. Aku tertidur disitu karena lelah ditemani angin yang
menerpa tubuhku hingga keringatku mengering namun masih tetap
lembab.
Ketika bangun, aku melihat jam di dalam dan masih berlalu 4 jam.
Masih ada 6 jam. Matahari masih bersinar dengan panasnya karena
saat ini pukul 16.00. Tubuhku sudah memerah gosong terjemur hampir
2 jam di sini. Sebentar lagi matahari sudah tidak sepanas tadi.
Aku memutar tubuhku dan merayap kembali ke dalam untuk sekedar
minum karena aku sangat haus.
Tanpa sengaja pintu yang tadinya terbuka lebar tertiup angin
sehingga menutup 3/4 dan kakiku malah menendangnya hingga menutup.
Aku panik karena semua kunci ada di dalam, dan yang terdekat bakal
jatuh di balik pintu.
Di tengah kebingunganku aku berusaha melepas vibratorku dari
belakang karena vibrator ini akan menghabiskan tenagaku.
Aku menarik-narik tali yang mengikat vibratorku dan semakin lama
semakin mengendur. Vaginaku berusaha mendorong keluar.
Ketika aku sedang seru-serunya mencoba melepas vibrator, ternyata
alat itu menyala lagi dan memberikan kenikmatan. Aku menunda
melepasnya dan menikmati vaginaku dijadikan budaknya sekali lagi.
Sambil menarik tali dan memompa vaginaku, vibrator itu menjadi
tuanku yang hebat. Keliaranku bertambah karena aku membayangkan
terikat di teras selamanya sampai ditemukan aku menjadi kerangka
tetapi di selangkanganku ada vibrator tua. Aku membayangkan apa
yang akan terjadi nanti malam. Hawa dingin tentu akan menyiksaku
ditambah adanya serangga-serangga nakal yang merambati tubuh liar
ini.
Orgasmeku datang dengan cepat dan aku benar-benar mendesah total
karena aku akan melepas vibrator ini. Cuek dengan tetangga yang
mendengar atau apapun, yang jelas saat ini aku jadi budak sexku
sendiri.
Cairan vaginaku meleleh banyak di pahaku. Nafasku memburu,
keringatku menetes-netes. Putingku mengacung tegak. Mulutku
mendesah-desah semakin pelan.
Akhirnya setelah vibratornya berhenti, aku berusaha kembali untuk
melepasnya.
Aku tarik-tarik dan dorong akhirnya vibratornya keluar dan jatuh
menggantung di bawah vaginaku.Cairan vaginaku sangat banyak hingga
ketika aku pompa vaginaku bersuara ceplak-ceplak.
Satu masalah sudah selesai, sekarang tinggal bagaimana caraku
masuk ke dalam.
Aku mencari tempat teduh dan membalik badanku sambil berpikir.
Angin bertiup semakin dingin dan matahari semakin tenggelam, entah
sudah berapa lama aku dalam posisi seperti ini. Bahuku serasa mau
copot karena seharian tanganku terborgol di belakang.
Hari sudah gelap ketika aku terbangun dari tidurku. Udara sangat
dingin hingga aku menggigil. Aku harus bisa masuk ke dalam.
Aku mencoba merayap ke depan pintu. Lantai terasku sangat dingin.
Gairah sexku sudah mulai padam karena aku tertekan tidak bisa
masuk.
Aku mencoba menarik pintu dengan kepalaku tetapi sia-sia. Aku
membalik tubuhku dan mencoba membuka memakai tanganku. Beberapa
kali mencoba dan akhirnya……. Pintu terbuka. Aku segera masuk
ke dalam dan menikmati udara panas di dalam. Aku melihat kunciku
masih belum jatuh, masih tersisa 2 jam lagi.
Aku putuskan untuk menunggu sambil merayap menuju mangkok
minumku.. Ketiga mangkok aku habiskan.
Aku kembali ke depan heater dan mencoba memasang vibratorku tetapi
sangat sulit mencapai alat itu karena telanjur menggantung di
kakiku.
Keringatku mulai membasahi kembali tetapi aku tidak melakukan apa-
apa. Aku hanya memompa vaginaku sambil membayangkan banyak hal.
Aku orgasme ringan, hanya terasa nikmat sangat sedikit.
Aku menunggu dengan sabar dan akhirnya….Cling……. Aku melihat
ke arah magnetic timer tadi dan kuncinya sudah ada di lantai. Aku
segera merayap ke sana dan membebaskan tanganku.
Aku menuju cermin dan melihat tubuhku. Tubuhku merah-merah
bergaris-garis,sebagian lecet ringan karena pasir dan kerikil
tadi. Buah dadaku juga memerah. Banyak pasir yang terperangkap di
sela-sela tali yang menempel di tubuhku. Bekas lelehan lilin juga
begitu banyaknya. Aku mulai melepas tali yang melilit buah dadaku
dan perutku serta vibratorku.Tampak bekas tali dan kulitnya lebih
putih karena tadi waktu berjemur terlindung dari sengatan
matahari. Aku melepas lelehan lilin, kulitnya juga lebih merah.
Aku segera ke kamar mandi membawa vibratorku. Aku telentang di
lantai kamar mandi dan bermasturbasi di sana. Orgasme yang
mendatangiku sudah sangat lemah dan aku langsung mandi lalu
langsung tidur………
Aku sangat puas hingga beberapa minggu aku tidak melakukan
selfbondage. Paling hanya masturbasi biasa memakai macam-macam
toysku. Bekas-bekas selfbondage waktu itu sudah hilang dan
sekarang tubuhku putih mulus kembali. Tersisa belang sedikit bekas
tali kemarin waktu berjemur.
Aku melihat diriku di cermin dan tampak aku memakai kemeja putih
pendek, hanya menutupi buah dada dan beberapa cm di bawahnya
sehingga perutku terlihat bebas, kemudian tampak di perutku ada
tali yang melingkar. Dari luar tidak kelihatan bahwa di putingku
aku sudah menjepitnya dengan klip kertas yang terhubung seperti
rantai ke puting sebelahnya. Aku memasukkan vibrator kecil ke
vaginaku lalu memakai celana dalam lalu memakai rok jeans mini.
Tampak kabel menggantung di pahaku. Aku juga mengantungi borgol.
Terlihat sangat sexy.
Kemudian aku turun ke jalan, mencegat taxi. Aku terlihat seperti
pelacur yang akan menjajakan dirinya di jalanan, tetapi sebenarnya
aku hanya ingin menikmati selfbondage, Di tengah perjalanan aku
menyalakan vibratornya. Mulutku mendesah pelan, tanganku masuk ke
dalam bajuku dan menarik-narik clip kertas.Terasa nikmat sekali.
Selama perjalanan si sopir taxi untungnya tidak terlalu
memperhatikan.
Ketika akan orgasme aku segera menghentikan vibratornya sehingga
energiku masih tersimpan untuk permainanku nanti.
Aku turun di sebuah mall. Ratusan mata laki-laki melihatku seakan
mau menyantap.
Aku berjalan-jalan biasa sambil memamerkan perutku dan pusarku.
Beberapa tangan lelaki nakal memukul pantatku atau masuk ke dalam
bajuku meraba perut atau buah dadaku ketika aku berdesakan. Aku
hanya melihatnya dan menjilat bibirku sendiri sambil menggoda.
Aku menuju ke toilet dan langsung mengunci pintu wc. Aku
masturbasi di situ sambil mengeluarkan desahan-desahan nakal.
Ketika keluar, ada beberapa ibu-ibu melihatku dengan pandangan
mencibir atau ada yang keheranan.
Ketika sudah gelap, aku mencegat taxi lagi dan turun di salah satu
rumah lalu berjalan kaki menuju ke sebuah benteng atau kastil kuno
di pinggiran kota. Tidak terlalu jauh, kira-kira 30 menit dari
tempat aku turun. Aku menemukan kastil ini ketika di kampus ada
tour ke sana dan sudah berencana akan menjadi “tawanan” di sana.
Aku masuk ke salah satu pintu kastil itu dan turun ke bawah ke
bagian tempat tawanan sambil membawa peta yang aku dowload di
rumah tentunya. Kastil ini tidak terlalu gelap karena banyak
jendela, hanya saja semakin turun semakin gelap.
Aku meletakkan kunci borgol di salah satu sudut ruangan kastil
itu dan menandai tempatnya di peta.
Aku semakin turun ke bawah hingga sampai ke sel-sel tempat
tawanan. Sinar dari bulan menerangi tiap-tiap sel.
Aku masuk ke salah satu sel yang di atasnya ada besi semacam
tempat menggantung baju.
Aku tidak melepas pakaianku, masih tetap memakai kemeja putih
pendek ini dengan beberapa debu melekat.
Aku menarik kabel vibrator di pahaku dan meletakkannya di lantai
kasar itu.
Aku melingkarkan borgolku ke besi itu dan memborgol tanganku ke
atas. Sekarang posisiku terborgol dengan tangan ke atas sehingga
bajuku tertarik ke atas. Perut dan sebagian buah dadaku terlihat
jelas karena aku agak menjijit. Suasana seram menyelimutiku. Ada
bau-bauan aneh karena mungkin kastil ini terlalu lama. Aku
menyetel vibratorku memakai jempol kakiku.
Aku sangat tegang berada di kastil kuno ini sendirian. Aku
membayangkan sedang ditawan di sini. Ada rasa takut karena
sekitarku hanya terlihat cahaya samar-samar. Angin dingin menerpa
tubuhku yang nyaris telanjang ini.
Sulit meraih orgasme untuk keadaan seperti ini karena perasaanku
kurang enak.
Aku melompat-lompat agar borgolku terlepas dari kaitnya.Setelah
lepas, aku melepas semua pakaianku hingga aku nyaris telanjang
bulat. Aku hanya mengenakan tali-tali dan rantai dari klip kertas
tadi. Tetapi kemejaku tidak bisa terlepas total karena terhalang
oleh tanganku yang terborgol. Perut dan buah dadaku terbuka lebar.
Aku tiduran di lantai sambil bermasturbasi dengan tangan
terborgol. Aku membayangkan sebagai tawanan yang sedang masturbasi
di sini. Di tengah rasa takut ini aku bisa mencapai orgasmeku yang
pertama. Aku mendesah keras karena orgasme ini begitu liar. Aku
memakai kembali rok jeansku dan kemejaku tetapi tidak aku kancing,
cukup aku ikat saja ujung-ujungnya.
Aku ingin turun lebih dalam lagi tetapi terlalu gelap dan aku
terlalu takut untuk meneruskan.
Tidak sengaja aku melihat di salah satu sel ada kayu yang biasa
disebut pillory atau pasung. Aku masuk ke sel itu dan memastikan
bahwa pasung ini tidak terkunci dengan cara membuka dan menutup
berulang kali. Setelah yakin bahwa tidak akan terkunci, aku
menyalakan vibratorku sambil memasukkan tangan terborgol dan
kepalaku ke alat itu. Terasa seram dalam posisi seperti ini
apalagi bulan sedang tertutup awan sehingga menjadi gelap dan
memaksaku untuk tetap di posisi tawanan ini.
Beberapa menit kemudian aku orgasme yang kedua, jauh lebih nikmat
dalam posisi ini. Setelah bulan kembali terlihat, aku melepaskan
pasung itu dan kembali ke atas dan mencari kunci borgolku.
Setelah berhasil melepaskan borgolku, aku berjalan keluar.
Perasaanku lega bisa keluar dari kastil itu. Memang seru, tetapi
cukup menyeramkan.
Aku berjalan sambil menyalakan vibratorku.Aku paling suka berjalan
sambil ada vibrator karena terasa nikmat dan membuat aku semakin
terangsang.
Di pepohonan aku melepas semua pakaianku hingga telanjang bulat.
Aku meletakkan kemeja dan rokku di tempat yang terpisah dan
berjalan telanjang bulat di areal kastil ini. Tubuhku hanya
berbalut tali saja.
Aku telentang di atas tanah dan segera bermasturbasi. Orgasmeku
yang ketiga ini liar karena aku merasa berada di alam bebas.
Nikmat sekali orgasmenya. Tanganku mencengkeram ke tanah, aku
mendesah sekeras-kerasnya.
Ketika tenagaku sudah kembali, aku berdiri dan berjalan mencari
pakaianku tadi lalu memakainya kembali dan berjalan ke arah kota
tempat aku datang tadi.
Aku menemukan taxi dan segera kembali ke apartemenku.
Besoknya aku kuliah memakai tshirt pendek sehingga perutku
terlihat sedikit dan bawahan rok jeans yang kemarin.
Aku sering masturbasi di kampus, entah itu di saat sedang
pelajaran atau di ruang kelas kosong atau di kamar mandi. Biasanya
kalau sedang pelajaran aku suka memakai vibrator egg karena tidak
bersuara. Ketika sedang orgasme aku menggigit bibirku dan
mendesah pelan. Sering orang sebelahku melihatku tetapi aku cuek
saja.
………

NothinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang