nothin 14

25.4K 112 0
                                    

Sekarang berdiri lalu buka semua pakaianmu dan berdiri di pojok jendela sana!" katanya memerintah, aku hanya terdiam shock dengan perintahnya.
"Lakukan atau aku akan panggil polisi kemari" mendengar kata polisi kembali di sebut, aku sadar bahwa aku tak punya pilihan lagi. maka kemudian aku berdiri dan mulai melepaskan bajuku. Dimulai dari blazer, lalu aku melepaskan kemeja putihku, pelan-pelan kulepaskan satu per satu kancing kancingnya, kutanggalkan bajuku dan meletakkanya di meja. Kini aku hanya tinggal mengenakan bra hitam ku sebagai penutup tubuh bagian ataksu. aku berdiri memandang nyonya Jessica yang sambil sedikit tersenyum dan memandangku.
"Lanjutkan, buka BHmu" katanya lagi. akupun membuka kaitan BHku di belakang punggungku, dan melepaskan talinya melalui tangan kanan dan kiriku. Kini aku bertelanjang dada di hadapan nyonya Jessica, sambil meletakan BH ku di tumpukan bajuku.
"Berapa ukuran payudaramu" tanya Bu Jessica padaku.
"Tiga dua B nyonya" jawabku.
"Hmm lumayan juga, pantas banyak karyawan kantor yang tertarik padamu" lanjutnya lagi.
"Sekarang jawab dengan jujur, sudah berapa laki laki yang pernah memegang payudaramu itu?" aku terdiam sejenak, kaget juga aku dengan pertanyaan Bu Jessica itu. Aku malu untuku menjawabnya, karena sejujurnya aku pernah telanjang di depan teman laki-laku dan pacarku saat ganti baju di kostku. Bahkan aku sudah tidak perawan lagi sejak SMU kelas 2.
"Sembilan orang nyonya" akhirnya aku menjawab
"Wah banyak juga ya..? memangnya kamu sudah pacaran berapa kali?" lanjutnya
"Aku baru pacaran 4 kali nyonya."
"Lho 4 kali? Lalu siapa yang lima orang lagi?" tanyanya lagi.
"Teman-temanku yang lain." jawabku tertunduk.
"Kamu masih perawan atau sudah bolong..?"
"Saya sudah tidak perawan lagi nyonya."
"Wah ternyata kamu murahan juga ya?" ejek Bu Jessica.
Aku sebenarnya malu dan keberatan di bilang cewe murahan, tapi aku tak bisa berkata apa-apa di depan Bu Jessica yang entah kenapa sepertinya aku di bawah kekuasannya, mungkin karena aku takut dilaporkan ke polisi.
"Sekarang buka semua bajumu!" katanya.

Aku pun menurutinya, dan mulai mebuka rok mini ketatku, aku memang suka memakai rok mini ketat ke kantor, mungkin 15cm di atas lututku, aku memang bangga dengan pahaku yang mulus, meski betisku kurang begitu bagus menurutku. Aku sedikit membungkuk sambil mengangkat kaki sebelah kiri dan kemudian kaki kananku untuk melepaskan rokku, kemudian aku berdiri tegak lagi untuk meletakan rok miniku di atas meja. tapi aku dikejutkan oleh sinar lampu yang menyilaukan dan sesaat seperti cahaya kilat. Ternyata ketika ku memandang nyonya Jessica, ia telah berdiri dan memegang kamera digital di tangan kanannya. Ia telah memfotoku ketika sedang melepaskan rokku, dan hanya tinggal mengenan celana dalam yg juga mini, meski tidak bisa di bilang sebagai G-string. Bu Jessica hanya tersenyum, sambil berkata
"Aku butuh sesuatu sebagai jaminan, supaya kamu tidak melarikan diri nanti" Ia pun kembali mengambil gambarku yang masih terdiam berdiri mematung karena shock.
"Senyum....!" perintahnya dan seperti kerbau di cocok hidung akupun tersenyum ke arah kamera, sambil terus di foto oleh Bu Jessica.
"Sekarang jalan ke arah jendela, menghadap ke mari dan sambil lepaskan celana dalammu itu pelan pelan"
Entah kenapa aku menuruti kata-katanya, dan berjalan ke arah jendela yang menghadap keluar. kantor Bu Jessica memang berada di sebuah gedung berlantai 4. Dari jendela itu aku bisa melihat ke bawah, terlihat jalan dan kawasan yang merupakan pemukiman penduduk, anehnya aku merasa seperti seorang model yang sedang difoto oleh seorang fotografer dan berada di pinggir jendela besar ini membuat aku seolah berada di luar ruangan, dan perasaan itu membuat jantungku berdebar dan anehnya lagi, perasan ini membuat aku terangsang dan basah di bagian kewanitaanku. sekarang dengan latar samping/belakang jendela besar yang menghadap ke luar, kembali aku difoto oleh Bu Jessica. Aku seperti sedang mempertontonkan keindahan tubuh dan payudaraku ke masyarakat umum yang ada di bawah sana. perasaan malu, dipermalukan bercampur dengan perasaan tegang, bagaimana jika ada yang melihatku, memang gedung kantor ini adalah yang tertinggi di sekitar kawasan ini. Perasaan itu bercampur dengan perasaan senang, seperti perasaan ku saat keindahan tubuhku membuat orang di sekitarku memalingkan muka memandang dengan tatapan kagum dan terpeson bahkan tatapan iri dari wanita lain, semua perasaan itu membuatku semakin basah.

NothinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang