Hari-hari berikutnya rutinitasku berjalan seperti biasa. Kuliah, kerja kelompok,dll. Hari itu aku ada kelas ketika sebuah sms masuk dan menyuruhku segera ke club berjalan kaki dengan memakai kemeja yang tidak dikancing sama sekali tetapi hanya diikatkan saja menutupi buah dadaku. Bawahannya bebas tetapi no underwear. Aku juga harus memakai sabuk yang dililitkan di buah dadaku menutupi putingku. Aku segera keluar dan kembali ke apartemenku. Aku menuruti isi sms itu dengan memakai rok jeans di 5cm di atas lutut serta tidak memakai celana dalam. Perutku yang masih ada garis-garis putih bekas diikat di lapangan terlihat jelas. Sabuk hitam terlihat melintang di buah dadaku dan dengan jelas bisa dilihat dari luar di bagian belahan dadaku. Suitan-suitan kembali memenuhi telingaku dan aku terus menuju ke clubku yang memang bisa ditempuh 30 menit berjalan kaki. Di club sudah menunggu Masterku yang akan mengajaku bermain lagi. Kami menuju ke luar kota menyeberangi laut. Beberapa jam kemudian kami tiba di sebuah pulau. Di tengah pulau itu ada bangunan usang yang sudah kosong. Kami berjalan ke sana. Di satu ruangan yang bentuknya mirip sel di kastil aku disuruh melepas semua pakaianku dan dirobek-robek sampai tidak mungkin untuk bisa dipakai lagi.Tidak ada pertanyaan karena aku adalah budaknya. Dia kembali mengikat tali membentuk simpul-simpul. Tubuhku terikat erat oleh tali itu. Aku disuruh jongkok dan dia memasang borgol yang ada di tembok. Dia menyeret sebuah cermin ke depanku. Aku melihat diriku jongkok di lantai kotor itu dan tanganku terangkat sedikit ke atas terborgol menjadi satu. Dia keluar dan menutup pintu sel dengan gembok. Ada kecoak, kaki seribu dan berbagai hewan jorok lain. Aku sendirian di sel itu sampai agak sore kemudian dia datang membawa makanan serta air. Makanan itu dituangkan ke lantai dan borgol di tanganku dilepas. Dia lalu keluar dan mengunci selku. Aku mengambil makanan itu dari lantai dan memakannya sampai habis. Aku hanya duduk diam di situ dengan tubuh penuh debu. Beberapa saat kemudian Masterku datang dan menarikku agar berdiri dan mengangkat tanganku ke atas lalu memasang borgol yang sudah disiapkan di langit-langit. Kakiku tidak perlu menjijit karena langit-langitnya rendah. Lalu dia mengambil air dan menyiramiku. Aku berteriak-teriak, dan langsung dipasang ballgag. Aku meronta- ronta tetapi percuma. Aku tergantung telanjang, tali-tali melilit tubuhku. Basah. Masterku membisikiku, bahwa aku akan disekap di pulau ini selama 3 hari. Aku menggeleng-geleng kepalaku tetapi dia malah memasukkan jarinya di vaginaku dan memainkannya di dalam. Aku yang tadinya berontak sekarang menggelinjang tak berdaya. Ada seseorang yang tiba-tiba masuk saat aku sedang dimasturbasi oleh Masterku. Dia meraba-raba tubuhku, dan dia ganti memainkan vaginaku dengan sebuah dildo. Aku hanya bisa menggelinjang menikmati sensasi ini. Dia terus memainkan dildonya sampai aku akhirnya orgasme. Tidak begitu liar, tetapi cukup untuk membuatku menggumam keras. Dia mengambil pecut kulit dan mulai memecuti tubuhku. Aku meronta- ronta. Air mataku membasahi pipiku karena terasa panas sekali saat pecut itu menyentuh kulitku. Setelah puas dengan pecut, orang asing itu membuka borgolku dan menunggingkanku. Tanganku diikat pada jeruji pintu. Dia membuka celananya dan bersiap untuk menyetubuhiku. Aku menggeleng- gelengkan kepalaku dengan panik. Aku suka berfantasi seperti ini, tetapi aku ketakutan saat menghadapi fantasi itu menjadi nyata. Jleb…. Vaginaku dipompanya. Aku mengangkat kepalaku ke atas dan tinggal menikmatinya. Dia terus menyetubuhiku dan beberapa saat kemudian tubuhku mencapai orgasme, begitu pula dengan orang itu. Aku berusaha maju agar dia tidak keluar di dalam vaginaku tetapi terlambat. Aku merasakan cairan hangat memenuhi vaginaku. Borgolku dilepaskan dan aku kembali digantung. Aku hanya menyesali kejadian ini,tetapi masih 3 hari aku harus berada di pulau ini. Sebenarnya selama ini aku melakukan selfbondage sendirian keinginanku kan sudah jelas ingin diperlakukan seperti ini. Tidak ada alasan buatku untuk menyesal. Spermanya menetes ke lantai karena aku membuka kakiku selebar mungkin. Lelehan sperma mengalir dipahaku. Sudah mulai gelap dan belum ada yang datang ke selku, aku masih tetap tergantung di tengah ruangan. Sekarang di sel itu sangat gelap karena jendela sengaja ditutup oleh seseorang. Udara pengap mulai memanasi selku. Keringatkupun mulai keluar. Aku tidak bisa melihat apapun.Kemudian aku mendengar ada seseorang datang dan membuka pintu selku. Dari bau tubuhnya aku tahu itu adalah Masterku. Aku mencoba berbicara tetapi dia tidak merespon, Orang itu melepas borgolku dan langsung menyeretku yang sedang terjatuh karena kelelahan. Tangan dan kakiku diborgol kemudian borgol itu dijadikan satu lewat punggungku. Posisi yang sangat tidak nyaman dan melelahkan. Sekarang aku hanya bertumpu pada perutku di lantai yang kotor ini. Dia menyeretku pelan-pelan agar perutku tidak terluka. Aku diperlakukan sama seperti hewan di sini. Dia membawaku keluar. Butuh waktu lama dengan posisi seperti ini. Perut dan putingku terasa panas karena terlalu lama bergesekan dengan lantai. Ketika posisiku miring,dia segera membetulkan agar aku kembali bertumpu pada perutku. Setelah sampai luar, aku baru bisa melihat sekitar karena ada cahaya. Tubuhku dibalik dan…. Perutku lecet-lecet merah-merah. Sebagian kecil ada yang mengeluarkan darah. Buah dadaku merah total, putingku terasa panas. Ballgagku dilepas. Aku dibiarkan saja di situ selama beberapa lama. Kemudian Masterku datang membawa selang besar dan menyemprot tubuhku dengan tekanan tinggi. Aku menggumam karena tekanan air ini membuat aku merasa tidak nyaman. Setelah puas menyiramiku, dia membuka borgol yang menghubungkan tangan dan kakiku lalu menyuruhku berdiri dan berjalan ke dalam. Tubuhku sudah bersih kembali. Kami memasuki ruangan. Di ruangan itu terdapat sebuah ranjang dengan rantai di ujung-ujungnya. Di bawah ranjang itu ada dildo otomatis hampir sama dengan yang ada di club. Di langit-langit ada cermin besar seukuran ranjang itu. Masterku melilitkan rantai kecil ke tubuhku. Dia menyuruhku telentang di situ dan memasang rantai di tangan dan kakiku. Tanganku diborgol terlebih dahulu lalu borgol itu diikat di rantai. Kakiku hanya dirantai di ujung-ujung ranjang hingga vaginaku terbuka lebar. Perutku dibelit dengan rantai lalu dikunci di sisi-sisi ranjang. Dari cermin aku melihat posisiku sangat merangsang. Seorang gadis yang tubuhnya belang dipenuhi bekas pecut dan lecet-lecet, dari atas buah dada sampai selangkangan diikat oleh rantai yang membentuk pola spiral dengan jarak yang cukup jauh sehingga kulit tubuhnya masih terlihat. Tangan gadis itu terangkat ke atas kepala menjadi satu dan dirantai. Kakinya terbuka lebar dengan dildo tertancap di vaginanya. Perutnya dirantai erat pada sisi ranjang sehingga tidak bisa bergerak. Aku hanya bisa bergerak sedikit memompa dildo naik turun. Dia menaikkan penutup di sisi-sisi ranjangku sehingga aku seperti sedang berada di dalam kotak. Lalu dia menuangkan kotak berisi bermacam-macam serangga. Ada kecoak, semut besar, cacing, kaki seribu, dan entah hewan apalagi. Yang jelas dari cermin aku melihat tubuhku dipenuhi oleh hewan- hewan kecil. Masterku keluar dan membiarkan aku dalam posisi seperti itu. Beberapa saat kemudian keringatku sudah membuat aku kegerahan karena udara di sini sangat pengap. Dildopun menyala. Gerakan dildo itu hanya maju mundur tetapi itu cukup membuatku menggeliat merasakan sensasi campur aduk ini. Dildo terus memompa vaginaku. Aku merasa tubuhku dirambati ratusan serangga. Nafasku memburu dan aku berteriak-teriak keras menikmati orgasmeku yang sedang datang. Dildo itu semakin cepat bergeak dan aku juga semakin berteriak.AHHHHHHHHHH. Aku berteriak mendesah panjang seriring dengan orgasme liarku ini. Dildo masih terus menyala dan orgasme-orgasme kecil melandaku silih berganti. Masterku datang dan membuka penutup sisi ranjang. Dia menyapu tubuhku agar hewan-hewan tadi jatuh ke lantai. Sekarang tubuhku sudah bersih dari hewan. Dildo masih tetap menyala dengan kecepatan tetap. Orgasme kecil masih terus menyerangku sampai aku akhirnya tidak kuat. Aku kaget terbangun. Sekarang posisiku tergantung bebas dengan tubuh telanjang bulat tanpa satupun tali. Tanganku diikat ke atas di sebuah dahan pohon. Sinar matahari menerpa tubuhku menghangatinya. Bekas-bekas luka masih tampak jelas. Garis-garis lecet bekas diseret masih ada. Buah dadaku terasa panas. Semakin siang pohon itu melindungi aku dari serangan sinar matahari. Sudah hampir 2 jam aku tergantung di situ dengan beberapa semut merambati tubuhku. Masterku datang bersama temannya dan membawa pistol. Tanpa permisi,dia menembaki aku dengan peluru plastik bulat. Aku berteriak-teriak memohon agar dihentikan karena sangat panas walaupun itu pistol mainan. Mereka tidak mempedulikan jeritanku. Aku melihat puluhan bekas gosong membentuk lingkaran di perutku dan sebagian buah dadaku. Saat peluru plastik itu menyentuh buah dadaku aku langsung berteriak sekeras-kerasnya karena sangat panas rasanya. Mereka juga menembakiku di pantat. Setelah mereka puas, aku menangis sejadi-jadinya karena tubuhku terasa panas sekali. Mereka melepas ikatan di tanganku dan sekarang tanganku diikat memeluk pohon itu dengan menungging. Di perutku diikat tali yang diikatkan ke sebuah dahan yang lain sehingga aku tidak mungkin terjatuh. Mau tidak mau posisiku menungging itu. Kakiku dibiarkan bebas.Mulutku dibekap ballgag lagi. Aku merasa ada dildo yang masuk ke vaginaku dan ada dildo lain yang masuk melalui anusku. Aku menggelinjang liar ketika mereka memainkan dildo itu keluar masuk,berputar,dengan kecepatan acak. Tidak butuh waktu lama untuk aku mencapai orgasmeku lagi. Setelah puas dengan dildo, aku mendengar mereka membuka celananya dan langsung menyetubuhiku. Mulutku mengulum Masterku dan vaginaku disetubuhi temannya. Begitu terus bergantian tanpa mengijinkanku orgasme. Tiap aku hampir orgasme, mereka bertukar posisi. Situasi seperti ini membawaku semakin liar dan binal. Yang aku butuhkan saat ini adalah orgasme dan mereka hanya membuat aku seperti mainan. Hampir 2 jam aku dibeginikan sebelum akhirnya kami bertiga orgasme sehebat-hebatnya. Tubuhku dipenuhi sperma entah milik siapa. Vaginaku juga terasa hangat karena sperma yang lain keluar di dalam vaginaku. Mereka melepas taliku dan menyuruh aku untuk beristirahat. Aku memiliki waktu 3 jam sebagai jam bebas dan agar tenagaku pulih serta vaginaku siap orgasme lagi. Aku boleh melakukan apapun, mau tidur, mau masturbasi, mau selfbondage, mau sekedar berkeliling pulau kecil itu terserah. Mereka tahu aku tidak akan kabur karena satu-satunya akses hanya menyeberangi perairan. Aku menuju ke tepi air dan segera membasuh tubuh kotorku ini. Aku beristirahat di situ dengan tidak memakai sehelai benangpun. Masih tersisa 1 hari lagi sebelum semuanya ini selesai dan sekarang masih siang hari di hari kedua. Aku sebenarnya sangat senang diperlakukan begini tetapi di saat tertentu menyesal. Kebutuhanku akan sex lebih besar daripada penyesalanku. Aku duduk di bawah pohon.Angin sepoi membelai tubuhku yang kembali sexy bersih walaupun ada bekas-bekas goresan. Tubuhku sekarang lebih hitam dari sebelum aku jadi budaknya karena aku sekarang sering dijemur. Biasanya dalam waktu beberapa minggu saja tubuhku kembali putih. Masterku memanggilku dan memberiku makanan. Setelah aku makan puas, aku diijinkan keluar lagi menikmati sisa waktu bebasku. Aku jalan-jalan di sekitar pulau itu. Bermain dengan air. Aku benar-benar ingin menikmati jam bebasku ini sebelum siksaan lainnya. Aku kembali lagi mendekati tempatku disekap. Aku berbaring santai dialasi tikar. Aku tertidur di situ. Jam istirahatku sudah habis dan sekarang dimulailah sesi berikutnya. Masterku mendatangiku dan mengajakku ke suatu tempat. Di situ berdiri dua tiang berdekatan dan terdapat borgol kulit bergembok di atas dan bawah tiang itu. Terdapat pijakan kecil untuk aku naik ke tiang itu. Borgol kaki tidak menempel ke tanah tetapi beberapa cm di atas tanah. Aku disuruhnya memasang borgol itu sendiri. Aku pasang di kedua kaki dan tanganku. Tangan terakhirku dia yang memasang sambil menggembok semua borgol dan mengambil pijakan kakiku. Aku sekarang tergantung bebas pada dua buah tiang. Tubuhku membentuk huruf X. Masterku mengambil tali dan mengikat atas dan bawah buah dadaku dengan erat. Dia menjilati vaginaku dan memainkan jarinya di clitorisku. Aku menggeliat keenakan karena sentuhannya sangat lembut. Dia terus menjilati vaginaku dan aku merasakan cairan vaginaku mulai meleleh keluar lewat selangkanganku. Aku sangat terangsang dalam keadaan seperti itu. Tubuhku mulai bermandikan keringat karena panas matahari menyengat tubuhku. Seperti biasa, aku sudah menunjukkan akan orgasme, dan dia meneruskan menjilati vaginaku. Tidak berapa lama kemudian tubuhku menggeliat hebat, kepalaku terbuang ke belakang, tanganku menggenggam, desahanku sangat erotis. Akhirnya aku orgasme hanya dengan jilatan. Masterku membiarkan aku terjemur di situ. Matahari semakin turun dan semakin menyinari tubuhku. Aku sudah basah kuyup dan menjadi semakin gosong. Tubuhku pasti berkilau karena keringat ini. Lelehan cairan vaginaku sudah kering di pahaku. Aku kaget ketika dari belakang ada yang melempar sesuatu. Ribuan semut hitam kecil dilempar begitu saja. Aku meronta agar semut- semut berjatuhan karena mereka berusaha masuk ke berbagai lubang di tubuhku. Di hidungku aku tiup-tiup agar keluar. Lalu Masterku naik ke pijakan dan memberi batas dengan kapur agar semut-semut tidak menyerang kepalaku. Aku merasa geli nikmat bermain dengan ratusan semut ini. Masterku menghilang lagi. Semut-semut itu masih merambati seluruh tubuhku. Aku paling suka semut yang merambati putingku karena gelinya lain. Ada sensasi kenikmatan yang berbeda. Masterku datang membawa tiang yang diatasnya sudah tertancap dildo. Aku disuruhnya naik sedikit lalu dia meletakkan tiang itu pas di vaginaku. Ketika aku kembali ke posisi semula maka seluruh batang dildo itu tenggelam masuk ke dalam vaginaku. Aku sangat senang mendapat mainan ini. Aku langsung bergerak naik turun di tengah ikatan borgolku. Cukup melelahkan, keringatku semakin bertambah membasahi tubuhku. Beberapa puluh kali akhirnya orgasme mulai melandaku lagi walaupun tidak besar. Sambil bergerak naik turun aku merasakan sentuhan kaki-kaki semut itu. Hingga…. Akhhh aku mendesah pelan menikmati orgasmeku. Dildo itu tetap menancap di vaginaku dan aku diam sebentar mengembalikan tenagaku. Karena aku sudah terbiasa berjalan dengan vibrator, hal ini tidak terlalu menggangguku. Semut-semut mulai turun ke tanah lewat tiang vibrator itu tetapi masih banyak semut yang merambati tubuhku, entah apa yang dicari. Aku sangat senang diperlakukan seperti itu. Beberapa saat kemudian aku bergerak maju mundur pelan sekedar merangsang vaginaku lagi. Aku tahu tubuhku sepertinya sudah tidak mampu orgasme lagi karena terlalu banyak orgasme selama 2 hari ini. Dengan gerakan pelan seperti itu, aku masih bisa merasakan orgasme kecil-kecil. Aku bergerak naik ke atas sampai dildo itu keluar dari vaginaku dan mendorongnya agar agak menjauh karena sudah tidak nyaman lagi. Beberapa lamanya aku tergantung berbentuk huruf X di tiang itu sampai hari semakin gelap. Masterku datang melihatku dan sepertinya aksiku melepas dildo adalah kesalahan besar karena melanggar perintah. Masterku marah dan sebentar lagi aku tahu aku pasti akan dihukum. Masterku pergi dan aku masih di sana sendirian. Aku sudah lelah berada di posisi seperti ini dari siang. Sekarang hari sudah gelap. Sepertinya aku akan tidur di tiang ini dengan telanjang. Semut-semut tinggal beberapa ekor saja masih merambati tubuhku. Serangga-serangga mulai menerorku. Tubuhku mulau gatal tetapi aku hanya bisa diam terikat di situ. Aku sangat frustasi karena tidak bisa menggaruk gatalku yang sudah di ambang batas. Aku bergerak maju mundur untuk sebisa mungkin mengusir serangga nakal yang sedang menikmati tubuh telanjang sexy seorang budak sex. Masterku datang membawa roti dan menusukkannya ke sebuah tiang di depan mulutku. Bagai hewan liar aku menggigiti roti itu karena sudah sangat lapar dan haus. Setelah roti itu habis, Masterku memberi aku minum. Dia berkata bahwa karena pelanggaran seriusku tadi, aku harus bermalam di sini sebagai tawanan sex, tanpa orgasme, tanpa bermain vagina. Yang ada hanyalah aku yang tergantung tak berdaya diserang serangga liar. Sebagai hukuman tambahan, masa penyekapanku ditambah 1 hari lagi. Aku menyesali kenapa tadi aku lepas dildonya.. Toh tidak menjadi masalah karena aku sering ke mana-mana memakai vibrator dan orgasme dimanapun. Lagian kalau aku tidak bergerak naik turun, tidak akan ada apa- apa, hanya rasa mengganjal di vaginaku saja. Sekarang aku harus menambah masa tawananku 1 hari lagi. Aku masih terjaga di malam selarut ini setelah berjam-jam pasrah tubuhku dinikmati serangga. Tubuhku kering, tidak ada keringat, tidak ada cairan vagina yang biasa meleleh keluar. Gatal masih menyerang seluruh tubuhku dan sekarang tubuhku merah-merah karena gigitan serangga dan masih akan terus seperti ini sampai pagi. Angin membuat udara semakin dingin. Aku hanya bisa diam menikmati hukumanku dan akhirnya aku tertidur tanpa menghiraukan serangga nakal itu. Aku dibangunkan oleh getaran vibrator di vaginaku. Hari masih gelap dan aku melihat Masterku masturbasi di depanku. Vibrator ini pelan dan aku tidak akan bisa mencapai orgasme karena terlalu halus. Aku hanya akan dibawa ke ujung gairah tanpa boleh melepas orgasme. Aku hanya mendesah-desah dan meminta ampun atas kelakuanku tadi. Dengan vibrator ini tidak ada gunanya aku bergerak naik turun karena vibratornya tidak menancap di tiang, tetapi diikat di vaginaku. Setelah Masterku menumpahkan sperma di tubuhku dan meratakannya, dia mengambil sabuk dan memasangnya erat sekali di buah dada dan perutku. Aku menjadi kesulitan bernafas karena ketatnya ikatan sabuk itu. Pasrah saja, dan hanya itu yang bisa dilakukan. Aku kembali sendirian di situ dengan vibrator tetap menyala. Aku berteriak-teriak memohon orgasme. Aku tidak peduli dengan cara apa aku orgasme. Mau pakai manusia, alat-alat, ataupun binatang, aku tidak peduli. Aku hanya ingin orgasme. Aku tergantung terus di situ tanpa bisa tidur dengan rasa frustasi tidak diijinkan melepaskan kenikmatan ini. Semalaman aku di sana dan sekarang langit sudah mulai terang. Matahari sudah hampir terlihat kemudian Masterku datang. Dia segera membuka semua kunci borgol ini dan aku segera mengelus tanganku yang sudah lecet-lecet tergesek borgol ini semalaman. Aku langsung jatuh ke tanah, tidak kuat untuk berdiri. Masterku meninggalkanku di situ. Aku merayap mencari tempat teduh untuk beristirahat sebentar. Di bawah pohon aku tertidur dengan tubuh memerah penuh gigitan serangga. Sudah 3 hari aku tidak memakai pakaian sama sekali. Kalaupun pakai, paling hanya tali-tali. Aku terbangun karena ada siraman air di tubuhku. Masterku menyuruhku untuk membersihkan tubuhku. Aku tidak boleh mandi di kamar mandi. Aku harus mandi di selku dengan air yang terbatas. Master memberiku makanan banyak karena hari ini adalah hari yang berat. Setelah beristirahat beberapa saat, tenagaku pulih kembali meskipun tidak 100%. Tapi sudah lebih baik. Masterku datang membawa tali-tali dan mulai mengikat tubuhku lagi. Seperti biasa ada tali di atas dan bawah buah dadaku lalu memutar spiral ke selangkanganku dan diikat disana. Agar tali yang melilit perutku tidak turun, dia mengikatkan satu tali dari leher belakangku dililitkan di tiap tali yang melintang di tubuhku. Aku bercermin dan tampak sexy dengan tubuh masih memerah di berbagai tempat serta bekas belang masih ada. Kami berjalan ke sisi pulau yang lain. Di sana aku harus melakukan kerja paksa. Aku harus menggali lubang dengan cangkul sesuai perintah Master. Memang tidak jelas ini nantinya buat apa,tetapi dari beberapa lubang yang sudah ada,sepertinya hanya untuk mengerjai budak sexnya saja. Seorang wanita berumur sekitar 30an datang memakai baju yang sangat super sexy. Berbahan karet, baju itu menutupi satu per satu buah dadanya dan di tengah belahan dadanya ada rantai kecil yang menghubungkan kain karet di masing-masing buah dada. Ada 4 rantai kecil turun dari kembennya ke sepotong kain karet kira-kira selebar 2cm melintang menutup sebagian perut. Ada dua buah kain seperti itu yang ditahan oleh rantai dua di depan,dua di belakang. Di perutnya yang tidak tertutup kain tampk jelas ada bekas-bekas tali juga. Dia memakai rok super pendek mentutupi auratnya. Saat dia berjalan normalpun sudah terlihat vaginanya yang dicukur bersih. Pecut diberikan oleh Masterku kepada wanita itu. Dan aku sudah mulai deg-degan karena sama-sama wanita akan lebih sadis. Master pergi sehingga aku hanya berdua dengan wanita itu. Pecut pertama melayang ke tubuhku karena aku terlalu lama melihat tubuhnya yang sangat sempurna itu. Tubuhku sudah bagus, dengan ukuran buah dada yang pas, perut bersih dari lemak, kulit kencang dan putih, tetapi tubuh wanita itu lebih bagus. Aku terkaget dan segera mulai menggali. Panas matahari menyengat punggungku yang hanya berpakaian tali- tali. Air diberikan tiap 1 jam sebanyak 1 botol. Tiap 1jam itu aku boleh beristirahat. Ketika kekuatanku dinilainya berkurang, maka pecutpun melayang. 6x aku dipecut dalam 1 jam pertama dan semuanya meninggalkan bekas lecet di perut ataupun punggungku. Ada 2x yang mengenai buah dadaku. Sudah 1 jam berlalu dan tubuhku basah kuyup karena keringat sangat banyak. Tubuhku yang memerah gosong mengkilap terkena keringat dengan warna hitam karena tanah di berbagai tempat. Setelah beristirahat 15 menit wanita itu memanggilku dengan sebutan slave. Dia menyuruhku telentang dan dia melemparkan dildo. Aku kurang sigap karena ikatan di tubuhku sehingga dildo itu jatuh ke tanah. Dia menyuruhku bermasturbasi di situ di bawah panas matahari yang sangat menyengat dengan dildo yang sudah kotor. Aku segera menjilati dildo itu agar bersih dan mulai memasukkan ke vaginaku. Aku mengocoknya dengan lembut memberikan sensasi nikmat di tubuhku. Aku melihat dia mulai membuka seluruh pakaiannya dan sekarang dia telanjang bulat. Di atas sana dia juga memasukkan dildo di vaginanya dan mengocoknya juga. Desahan kami bersahutan dan dia posisinya bisa melihatku. Dia melihat seorang gadis mahasiswi sebagai tawanan sedang telentang di tanah dengan tubuh terikat, kotor berkilau karena keringat yang mencucur deras dan tubuh yang memerah gosong sedang bermain dengan dirinya sendiri di sela-sela hukuman kerja paksanya. Saat aku sedang asyiknya mengocok dildo itu, tiba-tiba wanita itu sudah ada di bawahku. Dia membawa dildo panjang dan memasukkan ke vaginanya dan vaginaku. Sekarang sebuah adegan lesbi yang luar biasa di bawah terik matahari. Tubuh kami sama-sama berkeringat deras. Dia sekarang berada di atasku menciumi tubuhku dan menjilati vaginaku. Tanganku mengocok sisi dildo di vaginanya dan tangannya mengocok sisi lainyya di vaginaku. Dia menjilati putingku dan inilah yang paling aku suka karena putingku mengacung tegak dan sangat sensitif apabila aku sedang terangsang. Dia memintaku menciumi tubuhnya dan gantian menjilati putingnya. Gerakan liar kami semakin cepat seiring datangnya orgasme. Kami berdua mendesah keras. Tubuhnya terduduk di atas perutku sambil kepalanya menghadap langit. Tangannya memilin dan kadang memukul putingnya. Gerakan naik turunnya otomatis juga membawaku ke orgasmeku karena kami memakai 1 dildo panjang yang sama.Tanganku memilin putingku dan tangannya memilin putingku satunya begitu pula sebaliknya. Kepalaku mendongak ke atas. Tubuh kami sama-sama menggelinjang hebat dan kami mendesah keras bersama-sama…. Akhhhhh…. Orgasme yang hebat melanda kami berdua dengan waktu yang hampir bersamaan. Dia mencopot dildo di vaginanya dan menyuruhku menungging. Dia terus memainkan dildonya di vaginaku. Sangat panjang hingga aku merasa dildo itu seperti tembus ke perut. Dia terus memainkan dan aku semakin bergerak-gerak liar… Akhhhhhhh shittttt…. Orgasmeku yang kedua langsung melandaku tidak lama setelah itu. Dia terus mengocok dildo itu walaupun aku berteriak-teriak tidak tahan. Semakin cepat dia mengocok dan tidak sampai 5 menit aku orgasme lagi yang ketiga. Akupun melompat maju melepaskan dildo liar itu. Aku bertanya apakah dia ingin aku buat orgasme juga tetapi dia menolaknya dan menyuruhku menggali lagi. Di tengah tenagaku yang sudah lemah ini aku sudah tidak kuat untuk menggali lagi. Wanita itu naik ke atas, memakai kembali pakaiannya dan memecutku karena aku asal-asalan menggalinya. Beberapa lubang setelah itu dia menyuruhku berhenti dan dia minta tubuhnya aku pecut sampai dia orgasme. Akupun menuruti. Dia memasukkan dildo lagi dan mengocoknya di vaginanya. Aku mulai memecuti dia. Tiap kali pecut mendarat di tubuhnya dia mempercepat gerakan dildonya.. Pada pecutan ke 10 dia mulai menggelinjang- gelinjang dan berteriak whip me whip me more.. Akupun memecutinya lagi dan dia mendesah keras pertanda orgasme sudah datang. Setelah reda, dia mencium bibirku dan mengajakku kembali ke dalam ruangan. Dia melepaskan tali di tubuhku. Kami mandi bersama-sama dan badan kami sudah bersih lagi. Hanya saja badanku semakin parah karena sudah menjadi gosong dan bekas-bekas pecutan masih ada serta lecet-lecet dan digigit serangga belum juga hilang.Bagian tubuhku yang tertutup tali terlihat lebih putih sehingga tubuhku sudah belang-belang tidak berbentuk. Dalam keadaan telanjang aku menemui Masterku dan diberi makan. Saat itu sudah jam 2 siang. Di hadapanku yang sedang makan mereka bersetubuh membuat vaginaku meminta siksaan lagi. Mereka orgasme bersamaan dengan aku selesai makan. Aku diijinkan beristirahat sampai jam 4. Akupun memakai waktu yang sudah tidak sampai 2 jam itu untuk beristirahat dengan efisien. Aku kembali ke selku dan tertidur dengan masih telanjang karena bajuku sudah tidak ada sama sekali di busa tipis di sana. Aku dibangunkan oleh wanita itu dengan cara menjilati puting dan vaginaku. Wanita itu membawaku keluar dan di sana sudah menunggu Master dan temannya yang sempat menyetubuhiku. Di tempat itu ada dua buah tiang dari besi berbentuk huruf Y. Diantara tiang itu ada batang pohon melintang. Bentuknya mirip seperti panggangan. Aku lalu telentang dan mereka mengikatku di batang pohon itu. Tanganku ditarik ke belakang dan diikat di sisi batang itu. Mereka mengikat bagian atas dan bawah buah dadaku lalu perutku dan pinggulku dan diikatkan ke batang itu. Kakiku juga diikat seperti tanganku.Posisiku seperti memeluk batang itu di punggung. Lalu mereka mengangkat batang pohon itu dikaitkan di atas besi tadi. Tubuhku menghadap ke bawah. Masterku menyeret bak air tempat minum kuda seukuran meja. Kemudian dia mengisinya dengan air. Di bawah bak itu ada kayu-kayu bakar. Diapun menyalakan kayu itu. Sambil menunggu air itu mendidih, masterku meletakkan lintah di belahan dadaku. Aku menikmati geli karena rambatan lintah itu. Terasa seperti digigit ketika lintah itu mulai menyedot darahku. Dua jam aku diikat dalam posisi seperti itu. Lintah sudah disingkirkan dari tubuhku dan sekarang tubuhku berkeringat karena uap dari air itu. Semakin lama semakin panas. Sebuah dildo dimasukkan ke vaginaku dan digerakkan keluar masuk. Jepit jemuran yang kemudian dijepitkan ke putingku. Aku berteriak saat jepit itu menekan dengan keras putingku. Sekarang buah dadaku terasa berat ke bawah. Uap air itu semakin panas dan aku meronta-ronta. Mereka memasang ballgag di mulutku agar aku tidak memohon-mohon. Dildo di vaginaku semakin cepat. Nasfuku sudah berada di puncak. Dildo terus merangsang vaginaku. Tubuhku kepanasan, berkeringat sangat banyak, tali yang menahan tubuhku terasa erat menekan, vaginaku berdenyut akan orgasme. Sebuah keadaan yang sangat membuatku terangsang. Inilah yang aku cari selama ini sampai aku melakukan selfbondage. Mmmmmpppphhh…. Aku orgasme beberapa detik dan dildo itu keluar dari vaginaku. Masterku bersetubuh dengan wanita itu sementara temannya melakukan oral sex dengan wanita itu juga. Desahan-desahan wanita itu dan pemandangan yang dengan cepat kembali membuat aku terangsang lagi. Aku tidak peduli tubuhku sekarang sedang diapakan yang penting aku bisa orgasme lagi. Setelah mereka selesai, aku dibiarkan di sana sendirian. Tanganku kaku karena posisi itu lama-lama jadi tidak nyaman. Uap air masih mengenai tubuhku yang sudah seperti mandi ini. Aku menikmati sensasi panas ini sampai akhirnya setelah beberapa jam uap air mulai berkurang dan lambat laun habis. Mungkin itu sudah hampir pagi. Teman Masterku tanpa diduga datang melepaskan aku di pagi buta seperti ini.Aku dipangkunya dan kami bersetubuh di situ. Desahan demi desahan keluar dari mulutku. Tubuhku masih penuh keringat dan itu semakin menambah rangsangan. Tidak lama kemudian aku orgasme dan dia terus menggoyang tubuhku. Sekarang aku telentang dan kakiku diangkat satu. Dia terus menyetubuhiku beberapa menit dan aku merasakan akan orgasme lagi. Dia menghitung sampai tiga… One…. two…. three…. Aku orgasme hebat yang kedua bersamaan dengan orang itu. Dia menyedot spermanya sendiri di vaginaku dan membuangnya di perutku. Cairan vagina bercampur sperma meleleh di pahaku ketika kami berjalan ke dalam. Aku dikembalikan ke selku. Hari ini sudah tidak terhitung berapa kali aku orgasme. Vaginaku terasa ngilu karena 3 hari nonstop orgasme terus. Aku menuju ke busa dan segera memejamkan mataku. Hari sudah pagi. Seharusnya hari ini sudah selesai sesi bondage di pulau ini tetapi karena aku dihukum sehingga aku harus menjalani hari hukumanku ini. Aku bingung karena sekarang sudah siang dan tidak ada seorangpun di sini. Mungkin mereka kembali ke kota dan belum datang. Aku mencari kain atau apapun untuk menutupi tubuhku yang sudah gosong, belang, dan lecet ini. Aku menemukan kain kumal bekas taplak. Aku membentuknya menjadi segitiga dan memasang di tubuhku dan mengikat ujungnya lalu memutar sehingga segitiganya menutupi perutku. Bawahannya aku menemukan rok kotor di antara tumpukan tong. Tampak sexy tentunya dengan pakaian seperti itu. Aku menunggu beberapa jam dan ketika masterku datang, dia membawa semua member khusus di club yang sempat melihatku main selfbondage di sana. Aku terkejut apakah aku harus melayani sepuluh orang ini dalam satu hari….. Master memerintahkanku melepas semua pakaianku dan itu dianggapnya pelanggaran karena memakai baju tanpa diperintah. Master menambah hukumanku lagi. Aku dibawanya keluar ke tengah lapangan dan masterku mengijinkan mereka semua mengeroyokku. Aku disuruhnya telentang di lapangan panas ini. Mereka membuka celananya dan akan menyetubuhiku satu per satu. Laki-laki pertama menyetubuhiku sementara aku mengoral member lain. Ada member lain yang menganalku. Begitu liarnya sesi itu, hingga aku pingsan ketika masih baru setengah member terlayani. Orgasme menyerangku tanpa diberi kesempatan istirahat. Aku sekarang diikat menungging di sebuah tiang dan mereka memulai lagi dari member pertama menyetubuhiku. Dalam posisi ini aku semakin terangsang karena aku bisa menghitung kurang berapa. Satu per satu member menyetubuhi dan mengeluarkan sperma di dalam vaginaku. Master memerintahku agar orgasme tiap kali disetubuhi. Aku sangat lelah karena entah sudah berapa jam dan belum habis- habis orang yang menyetubuhiku. Aku sudah tidak mampu untuk orgasme lagi. Tenagaku habis. Aku berlutut di situ dan nafasku sudah tidak karu-karuan. Keadaan tubuhku sudah seperti boneka. Mereka melepas ikatanku dan membalik tubuhku. Satu per satu diberi dildo dan mereka harus bisa membuatku orgasme. Aku memaksa diriku untuk orgasme agar semua ini cepat selesai. Tetapi tubuhku sudah benar-benar tidak kuat. Tiap kali akan pingsan, masterku menyiramku dengan air dingin sehingga aku tidak jadi pingsan. Saat ini mungkin sudah orang kelima atau keenam yang memainkan dildo di vaginaku. Aku terus memaksa diriku orgasme. Kadang-kadang orgasmeku terasa nikmat, kadang-kadang tidak ada rasanya. Hanya tubuhku menggeliat mengeluarkan desahan kecil. Sekarang sudah orang terakhir dan orang itu merangsangku cukup lama hingga tenagaku sedikit pulih. Aku menggoyangkan pinggulku agar segera orgasme. Beberapa saat kemudian tubuhku mengalami gelombang orgasme terakhir sebelum akhirnya aku benar-benar pingsan. ———– Aku melihat tubuhku sudah bersih, sudah memakai pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuhku. Perutku sudah tertutup, dan aku memakai rok agak panjang. Masterku datang dan mengajakku kembali ke kota. Dengan perasaan lega walaupun tubuhku hancur dan vaginaku tidak merasa apa-apa aku segera menuju ke kota. Sampai di apartementku aku melihat diriku di cermin. Sekarang tubuhku berwarna hitam gosong. Ada bagian-bagian yang belang karena tadinya tertutup tali. Beberapa lecet menghiasi perut dan buah dadaku. Tangan dan kakiku terasa kaku karena terlalu lama diikat dalam posisi yang tidak nyaman. Aku mencoba bermasturbasi, tetapi aku hanya merasa sensasi nikmat sangat kecil, dan sulit untuk orgasme walaupun aku memakai vibrator. Mungkin beberapa hari lagi keadaanku kembali seperti biasanya. Aku masih ditelepon dan menelepon Masterku dan dia memberiku kesempatan beberapa minggu untuk beristirahat dan mengurus kuliahku. Aku masih suka memakai baju-baju sexy untuk kegiatan sehari-hari. Aku hampir tidak punya baju yang benar-benar tertutup. Paling tertutup pusarku masih bisa dilihat. Satu-satunya baju yang sopan ya yang aku bawa dari pulau itu. Aku cuek saja dengan warna kulit yang menghitam ini, aku tetap memakai baju terbuka. Beberapa minggu berlalu dan sekarang tubuhku sudah kembali semakin putih dan bekas-bekas goresan sudah menghilang. Hanya saja masih terlihat perbedaan warna antara kulit yang tertutup tali dan yang langsung terkena matahari. Aku sudah sekian lama tidak selfbondage dan aku sekarang menginginkannya. Aku menuju ke club memakai dalaman kemben hitam hanya menutupi buah dadaku dan kemeja biasa lalu masuk ke ruang kuda-kudaan yang dulu aku ingin mencobanya. Kuda itu punggungnya lubang tempat dildo nantinya menjadikan aku seorang budak atas nafsuku sendiri. Aku tidak peduli mau ditonton siapapun..Toh aku juga sudah pernah bersetubuh dengan mereka semua. Aku melepas pakaianku hingga telanjang bulat. Aku tidak mengikatkan tali di tubuhku. Langung aku naik ke kuda itu dan mengeset durasinya. Aku set 1 jam dengan dildo acak. Aku memasang pengikat kakiku agar aman. Di atas kuda itu ada borgol timer di langit-langit. Aku set 75 menit sehingga nanti waktu dildonya sudah berhenti, aku masih tetap terikat di situ. Tanganku mengangkat ke atas terpasang di borgol itu. Kuda mulai bergerak persis seperti mainan anak-anak.Naik turun, maju mundur. Dildo masih belum keluar. Aku melihat di cermin diriku duduk di atas kuda-kudaan, telanjang, tanganku terikat ke atas. Nafasku mulai memburu karena nafsuku mulai naik. Dildo keluar dari punggung kuda itu dan tidak bisa masuk ke vaginaku sampai aku sendiri menata posisiku agar dildo itu bisa masuk. Akhhh… Keadaan yang membuatku terangsang. Dildo mulai berputar di dalam vaginaku. Sambil tubuhku naik turun mengikuti kuda ini, rasa nikmat di vaginaku menjadi-jadi. Ketika posisiku di bawah, dildonya juga ikut turun, ketika naik juga ikut naik. Aku menggeliat-geliat liar dan dildo itu mempercepat gerakannya. Sekarang selain berputar, dildo itu naik turun tidak seirama dengan kudanya. Hal itu semakin memberikan sensasi liar di vaginaku. Nafasku memburu dengan cepat. Aku menarik tanganku ke bawah. Kepalaku bergerak liar. Tubuhku menggelinjang semakin keras dan akhirnya…. Aku mendesah keras. Orgasme ini menyerbuku dengan sangat liar. Setelah itu kecepatan dildo dan kuda tetap seperti itu dan membuatku meronta liar karena sensasinya sangat hebat. Kuda dan dildo itu bergerak semakin cepat. Aku semakin bergerak liar tidak terkendali. Mulutku mengeluarkan kata-kata jorok dan mendesah-desah. Orgasme keduaku menyusul cepat. Setelah beberapa saat alat itu masih bergerak, kemudian berhenti perlahan. Nafasku memburu cepat. Tubuhku berkeringat basah. Aku masih di atas kuda itu dengan tangan terikat ke atas. Aku mengambil nafas mengembalikan tenagaku. Dildo masih tertancap di vaginaku. Setelah tenagaku mulai pulih, aku bergerak naik turun sendiri bermasturbasi dengan dildo itu. Sensasi lain lagi dikirimkan vaginaku. Aku bagai sedang woman on top dengan sebuah alat. Mulutku mendesah ketika aku naik turun di punggung kuda itu. Aku mempercepat gerakanku dan akhirnya aku orgasme yang ketiga walaupun tidak begitu kuat. Dildo itu masuk lagi dan sekarang aku hanya terborgol di situ menunggu timer borgolku terbuka. Aku sangat puas. Setelah borgol terbuka, aku langsung turun ke bawah kuda itu dan mengeset serta memasukkan dildo yang posisinya sama dengan milik kuda asli lalu memasang borgol timer di lantai. Sekarang posisiku menungging dengan tangan dan kaki terkunci di lantai dengan durasi 30 menit saja. Dildo itu bergerak maju mundur dan dildo di mulutku juga sudah mendekat. Aku mengoral dildo itu sambil menikmati vaginaku disetubuhi seekor kuda. Desahanku tertahan dildo itu dan menit ke 10 aku mulai terangsang hebat ketika dildo itu berputar dan keluar masuk. Aku mendesah liar dan orgasmeku datang bersamaan dengan tersemprotnya vagina dan mulutku dengan sperma buatan itu. Aku terus disetubuhi kuda itu hingga aku masih bisa orgasme dua kali di menit-menit terakhir. Borgolku terlepas sendiri dan tubuhku sangat lelah hari ini orgasme begitu banyak. Aku memakai kembali kemejaku tanpa aku kancing karena aku terlalu malas melakukannya. Aku biarkan perut dan kemben hitamku terlihat jelas. Ketika aku berjalan di luar, akhirnya aku ikat ujung kemejaku dan perutku masih terlihat. Kemeja itu hanya menutupi kembenku saja. Aku sudah terbiasa mendengar suitan-suitan ataupun rabaan di tubuhku. Beberapa hari kemudian aku ditelepon Masterku dan dia menyuruhku aku memakai pakaian yang dia tentukan dan pergi berkeliling di kampus lain. Sesuai perintah di telepon aku langsung mengikat atas dan bawah buah dadaku dengan tali berwarna merah. Lalu aku mengalungkan tali warna hitam ke leher belakangku dan memutari putingku. Tali itu terus aku lilitkan berputar ke perutku. Tiga putaran membuat aku sudah tampak sangat sexy. Aku mengikatkan tali hitam itu di selangkanganku. Aku segera memakai kemben hitam pendek itu lalu memakai kemeja transparan. Aku garter belt lalu memakai rok hitam 10 cm di atas lutut. Aku bercermin dan aku tampak sangat sexy dengan pakaian seperti itu. Setelah aku dijemput Masterku, kami meluncur ke sebuah kampus. Vaginaku dipasang remote vibrator. Vibrator ini dikendalikan dari jarak jauh. Aku berjalan dan melihat Masterku membuntuti dari jauh. Suitan- suitan dan kata-kata jorok segera terdengar. Ada pula mahasiswa yang menepuk pantatku. Aku tetap berjalan entah kemana. Vibratorku menyala membuat jalanku menjadi pelan. Sensasi yang luar biasa berjalan menyusuri lorong kampus melewati ratusan mahasiswa disertai getaran di vaginaku. Gerakan jalanku membuat vibrator itu bergerak-gerak di dalam vaginku membuat aku semakin terangsang. Beberapa mahasiswa mengikutiku dan aku terus berjalan. Aku berhenti sejenak ketika aku merasa akan orgasme. Mahasiswa yang tadi mengikutiku langsung menghampiriku dan membawa aku ke sudut kampus yang sepi. Kemejaku dilepas. Kembenku diturunkan. Mereka menjilati putingku. Aku semakin mendesah-desah karena Masterku berdiri jauh di sana mempercepat getaran vibratornya. Aku memejamkan mata mendesah- desah diperlakukan seperti itu. Desahanku semakin keras dan sekumpulan mahasiswa itu ada yang melepas celananya dan masturbasi di depanku. Jilatan di putingku membuat aku mulai meraih orgasme. Akhhhhhh….. Aku orgasme hebat di depan mereka semua dan merekapun menumpahkan spermanya di tubuh atasku yang sudah telanjang. Ada yang menjilati cairan vagina yang meleleh di pahaku. Aku jongkok di bawah mengambil kemejaku lalu memakainya dan membetulkan kembenku. Satu per satu mahasiswa itu pergi setelah mendapat pelacur gratis meskipun mereka tidak menyetubuhiku. Aku berjalan keluar dan tepuktangan mengiringiku. Di luar sudah menunggu Masterku dan aku berhasil menjalankan tugasnya. Berikutnya master memerintahkan agar aku melepas kemejaku dan hanya memakai kemben. Kami berjalan ke SMA khusus untuk cewek Vibratorpun dinyalakan dan aku berjalan masuk ke SMA itu. Pandangan ratusan cewek-cewek seakan menghinaku, ada yang mencibir, ada yang mengolok-olokku. Aku terus berjalan menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi aku memainkan putingku sendiri. Aku memilin-milin sesekali menariknya. Aku memberi putingku sabun lalu jariku mengelus-elus ujung putingku. Aku kembali sangat terangsang… Desahan-desahan liar terdengar menggema. Akupun langsung orgasme dengan suara yang sangat keras. Aku kaget ketika pintu digedor. Bagaimana ini…. Siapa yang menggedor. Aku harus membuka pintunya dan ada sekelompok geng cewek yang memarahiku karena ada orang luar masturbasi di situ. Mereka menampar pipi dan buah dadaku sambil mengumpat. Mereka mendorongku hingga terjatuh dan vibratorku terlepas di sela-sela tali di vaginaku. Salah satu dari mereka mendatangiku lalu menarik kembenku ke atas sampai terlepas dan menyeretku keluar. Aku masih sempat mengambil vibrator yang jatuh itu. Mereka menendang pantatku mengusirku. Aku berlari sambil menangis. Bagian atasku telanjang menjadi tontonan satu sekolah… Seorang security membawaku ke ruangannya. Aku diinterogasi di situ kira-kira 15 menit. Aku jawab aku hanya iseng karena bertaruh dengan temanku. Tetapi jelas terlihat orang-orang di situ ingin menikmati tubuhku yang masih telanjang atasnya. Mereka membawaku keluar sekolah setelah sempat meraba-raba tubuhku. Masterku tertawa puas melihat aku diperlakukan seperti itu. Dia memberikan kemejaku untuk menutup tubuh telanjangku. Putingku terlihat jelas karena tidak ada yang menutupi apalagi kemejaku ini transparan. Kami menuju ke club. Di ujung jalan aku diperintah melepas semua pakaianku dan telanjang bulat. Tampak jelas di bawah sinar matahari belang bekas tali di tubuhku. Aku berjalan kaki menuju club yang sudah terlihat. Suitan-suitan liar dan rabaan nakal menghampiriku. Sepertinya hampir semua orang di red light district itu yang melecehkanku. Aku dikerumuni ratusan orang. Ada yang meremas buah dadaku, ada yang sekedar meraba-raba perutku. Ada yang berani meraba vaginaku. Sampai di pintu club, Masterku sudah menunggu dan aku dikawal oleh penjaga club masuk ke dalam. Pengalaman yang seru hari ini. Masterku memerintahkan aku naik ke tempat display dan masih tampak ratusan orang berkerumun menungguku. Aku sudah deg-degan akan diapakan aku di situ. Kuda-kudaan yang kemarin aku pakai sekarang diangkat oleh dua orang menuju tempatku. Setelah dipasang dan berjalan sempurna aku diperintah memakai alat itu. Aku lihat di bawah semakin ramai yang melihat aksiku. Dengan rasa tertantang sekaligus malu dan vaginaku yang tidak bisa diajak kompromi aku akhirnya naik ke atas kuda itu dan memborgol tanganku ke atas dengan borgol biasa yang kuncinya dibawa Masterku. Aku langsung menghadap ke penonton di bawah. Deg-degan aku merasakan dildo mulai muncul. Aku melakukan proses yang sama seperti kemarin dan dildo itupun masuk ke vaginaku. Beberapa menit aku bermain dengan dildo tanpa menghiraukan kerumunan di bawah. Keringat sudah membasahi tubuhku karena di tempat itu pengap. Tubuhku bergerak liar naik turun dan akhirnya orgasmeku datang. Selama sesi itu aku dibuat 3x orgasme dan sama-sama terasa kuat.Tenagaku sudah habis dan borgol belum dibuka. Dildo sudah berhenti dan masuk ke dalam. Sekarang aku menjadi pajangan di situ. Seorang gadis yang tubuhnya penuh keringat, telanjang dengan tangan terborgol di atas sedang duduk di atas kuda-kudaan menikmati vaginanya. Beberapa jam aku di situ sampai kerumunan bubar dengan sendirinya. Sudah agak sore ketika Masterku melepas borgolku. Aku tersenyum puas diperlakukan seperti ini. Dia memberikan pakaian kemeja hitam yang bawahnya dipotong sehingga memperlihatkan perutku yang masih ada bekas-bekas belang. Rokku aku pakai lagi dan aku diantar kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothin
Random17+ ❌ 21+ ✔ Uda dikasi tau jan ngeyel Setiap chap ga berhubungan samsek ciyus Kalo ada kesamaan mohon dimaapin karna saya juga hanyalah manusia Fyi 1a-c,1e tambahan buat 1d karna biyar gak ngegantung Since 2015