14

2.7K 314 4
                                    

Jennie masuk keruangan itu, dia duduk di bangku bagian depan. Ia akui ia sangatlah gugup. Ia takut mengecewakan. Ia ingat ucapan Eomma sebelum ia berangkat sekolah.

Flashback on

"Jen, kamu harus ingat. Jangan kecewakan Eomma. Kalahkan Jeon Wonwoo. " ucap Hye In. Jennie menatap Eomma nya yang tengah memasukkan berkas berkasnya ke dalam tas kerjanya.

"Ahh, dan ingat. Hanya satu diantara kamu dan Jeon Wonwoo yang bisa lolos. Jadi berusahalah, jangan membuat Eomma malu ne." ucap Hye In lalu bergegas keluar rumah.

Jennie menghembuskan nafasnya berat. Ia benci situasi ini.

Jennie beranjak dari duduknya lalu pergi ke sekolah dengan di antar sopirnya.

Falshback off

Kesadaran Jennie kembali ketika selembar kertas dibagikan di depannya. Jennie segera meraih kertas itu, dan mulai membacanya pelan pelan.

Baru tiga puluh menit mengerjakan, tiba tiba kepala Jennie sakit. Matanya juga sayup sayup. Jennie segera mencari sesuatu di saku seragamnya. Dia tidak menemukannya.

"Jennie, apa yang sedang kamu cari?" tanya sang pengawas curiga. Jennie gelagapan.

"It.. Itu emm." ucap Jennie gagap. Ia merutuki mulutnya yang tiba tiba gagap.

"Jangan mencontek saat ujian seleksi ini atau akan di deskualifikasi." ucap pengawas lain tajam. Jennie menunduk. Kepalanya benar benar sakit.

Bagaimana ini? Jennie kembali merogoh sakunya. Pengawas yang jengah dengan tingkah Jennie segera mengambil lembar jawaban Jennie.

"Silahkan keluar. Kami anggap soal sudah selesai." Jennie mematung mendengar pernyataan itu. Sambil memegang kepalanya ia berjalan ke arah pintu.

Baru lima langkah dari pintu Jennie ambruk.

Bruk

Orang orang yang berada di sekitarnya, mendekati Jennie dan bukannya menolong mereka hanya melihat lalu pergi, bahkan ada yang hanya menontonnya sambil bisik bisik dan buruknya lagi ada yang memfoto kondisi Jennie yang kini tengah terbaring di lantai.

Dari kejauhan, bangtan berjalan mendekati kerumunan itu. "Ada apa di sana?" tanya Hoseok.

Yang lain mengedikkan bahu sebagai jawaban. Jungkook menghentikan salah satu siswi yang berjalan dari arah kejadian sambil mengamati ponselnya. "Itu ada apa?" tanya Jungkook sambil menunjuk kerumunan.

Siswi tersebut menunjukkan ponselnya. Semua terfokus pada gambar di layar itu. Mata mereka melotot terlebih Taehyung.

Tanpa di sangka Taehyung berjalan cepat menuju kerumunan itu dan mebelah kerumunan tersebut.

"Hey awas. Seharusnya kalian menolongnya, dasar bodoh." ucap Taehyung keras. Ia lalu jongkong mengangkat tubuh Jennie ala brydal lalu berlari menuju parkiran sekolah.

.

.

.

.

Sekarang Taehyung berada di luar ruangan. Dia menunggu kabar keadaan Jennie yang masih di periksa.

"Apa kau yang membawa anakku kesini?" Tanya seseorang dari arah belakang. Taehyung menoleh lalu membungkukkan badannya menyapa. Itu Hye In, ibu Jennie. Taehyung tadi sudah menghubungi Hye In.

Hye In menatap Taehyung remeh. "Apa yang kau lakukan pada anakku?" tanya Hye In. Taehyung diam tidak menjawab. Ketika Hye In hendak berucap lagi dokter Im keluar dari ruang rawat Jennie.

"Apa yang terjadi dengan anak saya dok?" tanya Hye In. Dokter Im menghembuskan nafasnya kasar.

"Anak ibu mengalami overdosis obat. Saya rasa anak ibu tidak tidur dengan nyenyak lebih dari seminggu. Dan itu menyebabkan beberapa masalah pada anak ibu. Meskipun tidak terlalu fatal, tetapi jika ini terus berlangsung lebih lama lagi bisa saja anak ibu mengalami hal hal yang tidak diinginkan." jelas sang dokter.

Taehyung menahan nafasnya selama mendengar penuturan dokter setengah baya itu. Sementara Hye In memijit kepalanya tanda bahwa ia pusing.

"Baiklah saya permisi dulu. Untuk beberapa hari kedepan Jennie akan terus tertidur." jelas dokter Im lalu pergi dari tempat itu.

.
.
.

TBC~

Uhuy, saya kambek. Maaf kalau pendek ya. Oh iya kayaknya work ini tinggal beberapa chap lagi lalu end.

Uhh udah nggak sabar buat nyelesain ini, hehehe.. Oh iya, jangan lupa VOTE juga KOMEN ya.

Thank you

PERFECT (?) [KimTae X Kimjen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang