"Silahkan Kikan. Jangan membuat saya menunggu lebih lama lagi," seseorang dengan suara barito yang khas menegurnya kembali, ini sudah ketiga kalinya Kikan ditegur karna tidak mau maju kedepan.
Dengan sisa tenaga yang ia punya, Kikan mulai berdiri. Sontak seisi kelas mulai ricuh, melihat Kikan mulai memberanikan dirinya untuk maju kedepan.
"Sela.." ujar Kikan gugup,
Ia menggelengkan kepala, "Selamat pagi, saya Kikan. Disini saya ingin mempresentasikan hasil kerja saya," ujarnya dengan satu tarikan nafas.
Kata demi kata Kikan sampaikan pada seisi kelas sampai akhirnya ia selesai dengan semuanya.
"Terimakasih, selamat pagi."
Reno, sang ketua kelas. Bertepuk tangan paling pertama dan yang lainnya pun mengikuti. "Kan, hari ini lo cantik banget." puji Reno diselingi anggukan oleh Aji, teman sebangku Reno.
Bukan merasa tersanjung, Kikan malah merasakan hal yang sebaliknya. Yang ia rasakan hanya perasaan yang seolah berkata bahwa ia tidak pantas untuk semuanya.
Tettt.. Tettt.. Tetttttt..
Bel istirahat! akhirnya..
"Baik, sepertinya pelajaran bapak sudah habis. Bapak akhiri sampai sini, assalamualaikum."
Kikan buru-buru menuju bangku pojoknya lagi, ia bingung kenapa Reno harus berkata seperti itu. Apa Reno sebenci itu padanya?
Kikan pun merogoh kedalam tasnya namun merasa kosong disana, alias Kikan tidak bisa menemukan apapun kecuali buku dan kamus bahasa Jerman miliknya.
LAGI?!
Ia lupa kotak bekalnya. Betapa bodohnya Kikan Ya Tuhan, untuk berjalan menuju bangku saja susah, apa kabar dengan memesan makanan?
Ini seperti bunuh diri saja.
"Oke, Kikan pasti bisa!" diambilnya earphone berwarna putih lalu dipasangkan pada kedua telinga mungil Kikan.
Kikan tidak memutar lagu apapun, hanya memberi kesan jika ia sedang mendengarkan lagu dan tidak ingin diganggu oleh siapapun.
Perjalanan menuju kantin adalah hal yang paling menakutkan bagi Kikan, banyak sekali pasang mata yang melihat ke arahnya. Ia pun menunduk malu dan melanjutkan perjalanan yang tinggal setengah itu.
Sampai akhirnya ia berhasil memesan namun belum mendapat tempat duduk. Semuanya penuh dengan perempuan yang memakai seragam setengah terbuka yang mengeluh kepanasan karna kipas di kantin sedang mati.
Dengan berat hati Kikan melangkah menjauh dari semua tempat duduk yang ada ke tempat yang cukup jauh dari keramaian dan tidak ada tempat duduk pastinya.
Belakang sekolah!
Sampai di belakang sekolah, Kikan langsung memakan semua pesanannya disana dengan tenang. Tidak ada yang berteriak meminta saus juga kipas untuk segera dinyalakan.
Namun semua ketenangannya mendadak hancur ketika menyadari bahwa ia tidak sendiran disana. Kikan mulai menyadari bahwa ada lelaki berwajah western disebelahnya.
Kikan menoleh dan..
"BOOOM!" Kikan pun tersungkur karna terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAPOLEON
Genç KurguOrang-orang introvert memang kerap asik bila diganggu, diejek, dan ajang pembullyan lainnya. Seperti Kikan, pesonanya yang tidak biasa seolah tertutupi dengan bagaimana cara dirinya bersosialisasi. Ralat, bahkan Kikan tidak pernah bersosialisasi. ...