Yang lebih daripada segalanya adalah melihat betapa Ong Siu Coan membiarkan anak buah pasukannya melakukan segala macam perbuatan kejam, bukan hanya membunuhi orang-orang yang dicurigai tanpa diperiksa, akan tetapi juga merampok dan memperkosa wanita !
Ong Siu Coan terlalu memanjakan anak buahnya, dan tentu saja di antara mereka terdapat banyak orang yang memang berwatak penjahat. Karena perbuatan-perbuatan kejam seperti memperkosa wanita dan merampok itu tidak dijatuhi hukuman, tentu saja yang lain-lain juga terseret karena perbuatan-perbuatan jahat yang menguntungkan dan menyenangkan diri sendiri mudah sekali menular dan dicontoh orang lain.Melihat kenyataan-kenyataan pahit ini, mulailah para pendekar mengundurkan diri setelah mereka itu dengan gagah perkasa membantu penyerbuan Wu-chang dan Nan-king sampai kedua kota itu berhasil diduduki. Yang mengundurkan diri banyak sekali termasuk pula Tan Ci Kong.
Akan tetapi karena sudah merasa berhasil dan kekuasaannya mulai nampak sebagai hasil perjuangannya, Ong Siu Coan tidak perduli. Masih banyak orang yang suka menjadi pembantunya, pikirnya, apalagi setelah kini dia mengangkat diri menjadi pemimpin besar, bahkan raja dari Kerajaan Sorga Tai Peng !
Kalau saja Ong Siu Coan tidak berwatak sombong dan tinggi hati, kalau saja kesempatan yang amat baik setelah balatentaranya memperoleh kemenangan itu dia pergunakan sebaiknya dengan memperkuat pasukan, bersekutu dengan para pemberontak lain yang pada waktu itu juga bermunculan di utara dan barat, atau kalau saja dia mau bersekutu dan mempergunakan kekuatan orang-orang kulit putih yang agaknya akan suka membantunya mengingat bahwa dia mengaku sebagai penyiar Agama Kristen, agaknya sejarah akan membuat catatan lain dan mugkin sekali Tai peng ini akan menguasai seluruh daratan dan berhasil pula menumbangkan kekuasaan penjajah Mancu ! Akan tetapi Ong Siu Coan terlalu tinggi hati dan mabok kemenangan, merasa bahwa balatenataranya tidak ada yang akan dapat mengalahkannya karena dia memperoleh bimbingan dari Tuhan sendiri!
Kemenangan demi kemenangan yang dicapai oleh balatentara Tai Peng membuat Ong Siu Coan tinggi hati dan lengah sehingga hampir saja kelengahannya itu menewaskannya pada malam hari itu. Malam itu gelap dan sunyi. Karena merasa aman dan tidak mungkin ada orang yang berani mengganggunya, Ong Siu Coan dan isterinya tidur di dalam istana mereka tanpa pengawalan pribadi. Mereka mengambil istana di Nan-king yang merupakan istana tua namun megah menjadi tempat tinggal mereka, hidup bagaikan seorang raja, megah dan mewah.
Karena tidak ada pasukan pengawal pribadi yang melakukan penjagaan, ketika suami isteri ini sudah tidur, tidak ada orang dalam istana itu yang melihat berkelebatnya bayangan orang bergerak cepat sekali melayang turun dari atas genteng istana setelah tadi dia berlompatan seperti seekor burung terbang atau kucing saja. Para pelayan di istana itu terdiri dari orang-orang yang tidak berkepandaian silat, maka mereka tidak mendengar atau melihat sesuatu.
Bayangan itu menyelinap dan akhirnya mengintai dari jendela kamar di mana Ong Siu Coan tidur bersama Tang ki, isterinya. Sebagai seorang yang berasal dari sebuah dusun di Hwa-sian, propinsi Kuang-tung, yang baru saja mengangkat diri menjadi kaisar, Ong Siu Coan belum dapat hidup sebagai layaknya seorang raja atau seorang pembesar tinggi. Dia masih belum mengerti dan masih hidup sebagai orang biasa, tidur sekamar dengan isterinya tanpa ada penjagaan ketat seperti yang biasa bagi seorang raja. Juga dia tidak memiliki selir. Hal ini bukan hanya karena dia mencinta isterinya, akan tetapi juga karena satu di antara peraturan agama barunya adalah melarang pria beristeri lebih dari seorang. Maka, di luar tempat tidurnya itu tidak nampak adanya pengawal dan hal ini membuat bayangan yang mengintai di luar kamar, mengeluarkan suara ketawa lirih mengejek.
Bayangan yang dapat bergerak seperti setan itu bertubuh sedang dan tegap, pakaiannya indah seperti pakaian seorang pelajar, rambutnya mengkilap terpelihara rapi, akan tetapi mukanya tertutup saputangan sutera hitam sehingga tidak dapat dikenal, hanya sepasang matanya saja yang nampak dari dua buah lubang pada saputangan itu, sepasang mata yang tajam dan kadang-kadang mencorong !
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemberontakan Taipeng
FantasyCerita Silat Pemberontakan Taipeng adalah lanjutan dari Pedang Naga Kemala ( Giok Liong Kiam ) Pemberontakan yang di lakukan Raja lalim mengumpulkan pendekar aliran hitam yang di pimpin oleh Ong Siu Cu mencoba merebut pemerintahan Mancu. Namun ada p...