Jilid 9

742 9 0
                                    

"BAIK, ciangkun, baik ...... !" Perwira tinggi besar itu lalu pergi meninggalkan pondok itu untuk melaksanakan perintah
atasannya.

"Tapi ...... tapi, ciangkun ...... kami hendak dibawa ke manakah?" Sheila bertanya setelah perwira raksasa itu keluar.
Si tinggi kurus itu menarik napas panjang. "Toanio, kalau aku membiarkan engkau dan puteramu pergi, belum sampai dua li jauhnya, kalian tentu sudah akan menemui bahaya. Anak buah Tai Peng amat jahat, demikian pula anak buah pasukan Mancu yang banyak berkeliaran di sini. satu-satunya tempat yang aman bagi engkau dan puteramu adalah istana di Nan-king

"Ahhh ...... ! Ke istana kaisar baru Nan;-king ...... ?"

"Ke istana Ong-supek?" Han Le juga berseru, kaget, girangan juga bingung, karena belum pernah dia membayangkan akan pergi berkunjung kepada supeknya yang telah menjadi kaisar itu.

"Ya, satu-satunya tempat yang aman dan tepat bagi kalian adalah di istana kaisar. Toanio adalah isteri sute dari Sribaginda, berarti masih ipar seperguruan Sribaginda Kaisar sendiri, sudah sepatutnya kalau toanio juga memperoleh kemuliaan di sana. Apalagi mengingat betapa mendiang Gan-taihiap sudah banyak jasanya dalam perjuangan."
"Tapi ...... tapi kami tidak ingin pergi ke sana, kmi ingin menjadi rakyat biasa, hidup sebagai petani di dusun ....... "

"Ibu, kenpa kita tidak ke sana saja ? bukankah ibu menghendaki tempat yang aman? Dan kabarnya, ilmu kepandaian supek amat tinggi. Tentu beliau akan suka mengajarkan ilmu silat kepadaku," kata Han Le yang masih merasa kehilangan suhunya yang amat disayanginya dan yang diharapkan akan menurunkan ilmu slat tinggi kepadanya.

"Ah, Henry, supekmu itu kini bukan orang biasa, melainkan seorang kaisar ! Mana mungkin mengajar silat kepadamu? Pula, datang begitu saja ke sana tanpa diundang, aku merasa seperti orang yang mengganggu ......

"Toanio, harap jangan berpendapat demikian. Ketahuilah, bahwa pernah Sribaginda berbincang-bincang tentang diri toanio dan mengharapkan agar kami dapat menemukan toanio dan mengundangnya ke istana ! Adapun tentang ilmu silat, kalau puteramu ingin belajar, di istana banyak terdapat jagoan- jagoan silat yang amat lihai. Dia dapat belajar sepuasnya !"

Sheila kehilangan alasan lagi untuk menolak. Dan pula, mengapa ia harus menolak? Apalagi yang diharapkan hidup di pegunungan, di dalam dusun? Siapa yang dipandang dan siapa yang diharapkan? Apakah ia akan membiarkan puteranya tumbuh menjadi seorang pemuda dusun yang bodoh? Memang, terdapat bahaya bahwa sikap Ong Siu Coan tidak akan baik terhadap dirinya dan puteranya, akan tetapi setidaknya, ia dan puteranya terlepas lebih dahulu dari ancaman anak buah Tai Peng yang jahat-jahat ini. Soal nanti akan dihadapinya nanti saja, dan pada saatnya ia akan menetukan sikap dan mengambil tindakan yang dianggap baik.

"Baiklah, tidak ada pilihan lain karena kami berada dalam kekuasaan ciangkun dan pasukan ciangkun. Aku menyerah dan suka ikut," akhirnya ia berkata dan Han Le merangkul ibunya dengan girang. Sheila terharu. Anak ini membutuhkan kesenangan, membutuhkan pendidikan. Anak ini berhak memperoleh pendidikan yang baik, berhak hidup dalam kemuliaan, bukan selalu hidup serba kekurangan dan dalam kesukaran.

Tak lama kemudian, pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali, sebuah kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda dikawal oleh Tang Ci sendiri bersama selosin pasukan berkuda, meninggalkan bukit itu menuju ke Nan-king.

Tak jauh dari situ, sesosok tubuh manusia yang mengintai dari balik batang pohon besar, menarik napas dalam. Dia bukan lain adalah Bu Beng Kwi, semenjak ibu dan anak itu pergi selalu mengikuti dan membayangi dengan diam-diam, bahkan telah menolong mereka secara diam-diam pula dari ancaman tiga orang perajurit pemerintah Mancu. Kini, melihat ibu dan anak itu pergi dalam sebuah kereta besar, dia menghela napas.

Dia telah menggunakan kepandaiannya mengintai dan mengikuti semua peristiwa, sejak Sheila diperiksa oleh perwira Lai yang tinggi besar, sampai munculnya Tang Ci. Dia sudah siap untuk menolong dan membebaskan Sheila ketika diperiksa Lai-ciangkun. Akan tetapi mendengar penawaran Tang Ci yang akan membawa ibu dan anak itu ke istana kaisar dari Kerajaan Sorga, yaitu Ong Siu Coan, dan melihat kesediaan Sheila, diapun hanya berdiam diri. Apapun yang akan diputuskan dan dilakukan oleh Sheila, dia tidak akan menghalanginya. Dia hanya berkewajiban untuk melindungi ibu dan anak itu, hal inipun dilakukan diam-diam dan jangan sampai kelihatan oleh mereka. S

Pemberontakan TaipengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang