Mendengar ini, Lee Song Kim diam-diam terkejut, akan tetapi dia mengangguk sambil tersenyum dan memerintahkan anak buahnya untuk menyingkirkan mayat Tan-siucai dan membersihkan lantai yang penuh darah. Kemudian dia melangkah maju setelah mengikatkan pedang pada pinggangnya seperti yang dilakukan Tan-siucai tadi, menghampiri tempat di mana Thian Khi Hwesio duduk bersama Kwa Ciok Le.
Lee Song Kim menjura kepada dua orang itu dan suaranya lantang terdengar oleh semua orang ketika dia berkata, "Nah, sekarang tinggal ji-wi (anda berdua) yang belum memperlihatkan kelihaian. Harap Huang-ho Sin-to si pembasmi bajak Huang-ho dan Thian Khi Hwesio yang menjadi wakil ketua Siauw-lim-pai kini maju dan memperlihatkan kelihaian masing-masing. Ji-wi dapat bersilat sendiri-sendiri atau bersama-sama, terserah. Dan kami harap ji- wi tidak memandang rendah dan menolak permintaan tuan rumah seperti yang dilakukan oleh mendiang Tan-siucai tadi."
Sikapnya hormat, kata-katanya halus dihias senyum, namun di dalam ucapannya itu terkandung ancaman bahwa kalau kedua orang itu menolak seperti Tan-siucai, merekapun agaknya akan mengalami nasib seperti sasterawan berpedang itu.
Suasana menjadi tegang dan para ahli silat yang hadir kini memandang dengan sinar mata penuh kekhawatiran. lenyaplah perasaan gembira seperti yang mereka rasakan dalam pesta tadi. Tak mereka sangka bahwa pesta pertemuan itu akan menjadi seperti ini. makin aneh saja kelakuan tuan rumah, dan makin penuh rahaia. mereka tidak mengerti mengapa Lee Kongcu bersikap seperti itu, bahkan sampai membunuh seorang di antara tamu-tamunya hanya karena tidak mau memenuhi permintaan tuan rumah, yaitu mendemonstrasikan ilmu silat ! Di samping perasaan heran ini, juga terdapat perasaan kagum dan takut karena baru sekarang mereka maklum bahwa Lee Kongcu ini sesungguhnya adalah seorang ahli silat yang amat pandai. Pantas saja, Theng Ci ketua Ang-hong-pai yang demikian lihainya itu, mau menjadi pembantunya !
Kwa Ciok Le dan Thian Khi Hwesio saling pandang. Tadi mereka telah bercakap-cakap dan mengambil keputusan untuk membuka rahasia Lee Kongcu ini, dan kalau perlu mereka akan maju bersama untuk menentangnya. Apalagi setelah melihat betapa Lee Kongcu membunuh Tan-siucai dengan cara demikian kejam, sengaja membunuhnya karena tadi Tan-siucai sudah kalah, keduanya mengambil keputusan untuk bangkit menentang orang she Lee ini.
"Lee Kongcu," kata Kwa Ciok Le dengan suara lantang, "katakanlah terus terang, apakah engkau orang she Lee yang telah membunuh dua orang tokoh Kun-lun-pai, yaitu Tiong Gi Tojin dan Tiong Sin Tojin ?"
"Dan juga orang she Lee yang setelah membunuh dua orang tokoh Kun-lun-pai, lalu mengaku sebagai murid Siauw- lim-pai?" Thian Khi Hwesio menyambung sambil memandang tajam.
Mendengar ini, para tamu lainnya terkejut dan maklum bahwa mereka menghadapi urusan besar yang gawat. Akan tetapi Lee Song Kim bersikap tenang, bahkan dia menganggap sudah tiba waktunya untuk memperkenalkan diri. Dia membutuhkan pembantu-pembantu untuk memperluaskan namanya ke seluruh pelosok agar semua orang tahu bahwa kini muncul seorang jagoan yang pantas diberi gelar Thian-he Te-it Bu-hiap ! Dan maksudnya mengumpulkan semua jagoan ini bukan sekedar mencuri jurus-jurus terampuh mereka, melainkan juga untuk mulai memperkenalkan diri dan kelihaiannya.
"Thian Khi Hwesio, Huang-ho Sin-to dan para orang gagah yang berada di sini ! Aku tidak perlu mengaku atau menyangkal atas semua tuduhan itu. Yang penting, aku memeberitahukan bahwa siapapun orangnya yang berani menentang Thian-he Te-it Bu-hiap, maka dia akan tewas !"
"Hemm, dan siapakah Thian-he Te-it Bu-hiap itu ?" tanya Kwa Ciok Le walaupun terkejut akan kesombongan orang itu dan dapat menduga bahwa tentu orang itu yang mengaku sebagai Orang Gagah Nomor Satu di Dunia.
"Siapa lagi kalau bukan aku ?" Lee Song Kim berkata tanpa ragu-ragu atau malu-malu lagi, sambil hendak berkeruyuk.
"Akulah. Lee Kongcu, yang merupakan satu-satunya orang yang patut berjuluk Thian-he Te-it Bu-hiap !"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pemberontakan Taipeng
FantasyCerita Silat Pemberontakan Taipeng adalah lanjutan dari Pedang Naga Kemala ( Giok Liong Kiam ) Pemberontakan yang di lakukan Raja lalim mengumpulkan pendekar aliran hitam yang di pimpin oleh Ong Siu Cu mencoba merebut pemerintahan Mancu. Namun ada p...