"BAGAIMANA engkau berani masuk begitu saja menggangguku ?" bentak Ong Siu Coan marah. Akan tetapi isterinya tidak menjawab, melainkan memandang kepada Sheila dan membentak.
"Engkau tidak lekas kembali ke dapur ?" Dan telunjuknya menuding ke arah pintu. Sheila menjura dengan wajah penuh duka dan segera meninggalkan ruangan itu. Setelah tiba di luar, ia cepat berlari menuju ke kamarnya di bagian belakang.
Setelah Sheila pergi, barulah Tang Ki membalikkan tubuhnya menghadapi suaminya dengan muka merah dan sikap marah."Hemm, begini ya kalau engkau berada di belakangku? Sudah berani menghinaku dengan bermain perempuan di tempat ini !"
Kalau mendengar dan melihat sikap permaisuri itu, tentu para menteri dan hulubalang akan menjadi terkejut dan heran sekali. Memang Tang Ki tidak pernah bersikap hormat kepada suaminya ini kalau tidak hadir orang ketiga.
Biarpun Ong Siu Coan telah menjadi raja, namun bagi Tang Ki, dia hanyalah laki-laki yang telah dibantunya, sejak dari manusia biasa sampai kini terangkat menjadi seorang raja besar di daerah selatan Sungai Yang-ce.Ong Siu Coan diam saja, hanya memandang kepada isterinya dengan cemberut. Dia dapat berlagak di depan orang lain, mengaku sebagai putera Allah, adik Yesus dan sebagainya, namun di depan Kiki atau Tang Ki, dia mati kutu. Isterinya itu telah mengetahui akan semua rahasianya, mengalami pahit getirnya semenjak mereka berjuang dan Kiki selalu menjadi isterinya, pembantu setia, dan tangan kanannya.
"Kenapa diam saja ? Katakan saja bahwa engkau sudah bosan padaku !" Tang Ki sambil menjatuhkan diri duduk di atas kursi di dekat singgasana suaminya.
Ong Siu Coan juga duduk di atas singgasana itu. perlahan-lahan, nafsu berahi yang tadi menguasai dirinya, menjadi surut dan dia memandang kepada isterinya dengan alis berkerut.
"Aku ataukah engkau yang bosan? Yang jelas, aku merasa bosan karena sampai sekarangpun engkau belum mempunyai keturunan ! Siapa kelak yang akan menggantikan aku menjadi raja kalau engkau tidak melahirkan seorang putera? Dan engkau tidak membolehkan aku mengambil isteri lain untuk menyambung keturunan !"
Seperti biasa, kalau Ong Siu Coan sudah menyinggung soal keturunan dan isteri muda, terjadilah percekcokan. Sebetulnya, diam-diam Kiki sudah merasa jemu dan tidak suka kepada suami ini, yang dianggapnya seperti orang yang telah menjadi gila dan ingin menganggapnya sebagai hamba sahaya saja.
Akan tetapi bagaimanapun harus diakuinya bahwa kini iapun terangkat naik ke dalam kemuliaan, menjadi seorang permaisuri yang disembah-sembah oleh rakyat jelata !"Hemm, tak perlu merengek. Kalau memang engkau membutuhkan wanita lain agar memperoleh keturunan, akupun tidak akan menghalangi. Akan tetapi bukan perempuan bule itu. Aku yang akan memilihkan, berapa saja kau suka. Akupun sudah bosan kepadamu !"
Biarpun ucapan itu amat menusuk perasaan, karena di situ tidak ada orang lain dan isterinya menjanjikan untuk membolehkan dia mengambil selir-selir, Ong Siu Coan tidak menjadi marah, bahkan merasa gembira sekali. Akan tetapi, percakapan mereka atau lebih tepat percekcokan mereka itu terhenti seketika dengan munculnya seorang pengawal yang melaporkan bahwa Lui-ciangkun, seorang kepercayaan Ong Siu Coan yang bertugas sebagai seorang di antara komandan-komandan pasukan mata-mata yang banyak disebarkan di perbatasan utara, mohon menghadap.
Ong Siu Coan merasa lega karena kemunculan perwira itu berarti menyudahi kedaan tidak enak itu, apalagi dia teringat bahwa Lui-ciangkun pernah mengirim laporan tentang Lee Song Kim dan dia memerintahkan agar Lee Song Kim dihubungi dan kalau mungkin dihadapkan kepadanya karena dia ingin menarik orang lihai ini sebagai pembantunya. Apalagi ketika mendengar dari pengawal yang datang melapor bahwa Lui-ciangkun datang dan mohon menghadap bersama seorang yang bernama Lee Song Kim, raja itu menjadi gembira sekali.
Tang Ki yang mendengar disebutnya nama Lee Song Kim, juga menjadi tegang, gembira dan penuh perhatian. Suhengnya datang ! Dan biarpun ia pernah bermusuhan dengan suhengnya itu, namun ada sesuatu yang amat menarik pada diri suhengnya, dan hal itu sekarang semakin terasa olehnya semenjak timbul perasaan tidak suka kepada suaminya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pemberontakan Taipeng
FantasyCerita Silat Pemberontakan Taipeng adalah lanjutan dari Pedang Naga Kemala ( Giok Liong Kiam ) Pemberontakan yang di lakukan Raja lalim mengumpulkan pendekar aliran hitam yang di pimpin oleh Ong Siu Cu mencoba merebut pemerintahan Mancu. Namun ada p...