Hwesio tua itu memperhatikan laki-laki yang disebut Lee Kongcu ini. Dia mengamati dari kepala sampai ke kaki, namun merasa belum pernah bertemu dengan orang ini. Namun dia dapat menduga bahwa orang yang pesolek dan tampan ini tentu bukan orang sembarangan. Hanya apa maksud undangannya inilah yang membuat dia merasa heran dan tidak mengerti.
"Omitohud ...... pinceng (aku) adalah seorang yang sudah tua sekali dan mungkin pelupa. Agaknya kongcu sudah mengenal pinceng akan tetapi sebaliknya pinceng lupa lagi siapakah kongcu ini. Dan kapankah kita pernah saling bertemu, dan di mana ?"
Lee Song Kim tersenyum, bangga akan pengetahuannya yang luas sehingga dia mengenal hampir semua tokoh persilatan di dunia dan telah memberi tahu semua anak buahnya sehingga begitu melihat hwesio tua ini lewat, anak buahnya juga sudah mengenalnya. Dia memandang wajah hwesio tua yang sudah duduk di depannya sambil tersenyum.
"Siapkah yang tidak mengenal locianpwe? Locianpwe adalah Thian Khi Hwesio, wakil ketua Siauw-lim-pai yang gagah perkasa dan berilmu tinggi. kalau locianpwe hendak mengenal saya, orang memanggil saya Lee Kongcu. Melihat locianpwe lewat di sini, timbul keinginan saya untuk mengundang makan locianpwe dan belajar kenal lebih dekat karena hendaknya locianpwe ketahui bahwa saya adalah orang yang amat kagum terhadap para tokoh dunia persilatan dan ingin mengenal mereka semua. Ah, mari silakan, locianpwe. Hidangan telah dipersiapkan. Jangan khawatir, semua hidangan ini dibuat istimewa untuk para hwesio dan pertapa yang tidak makan daging. Dan minumannya juga teh yang amat harum dan baik. Silahkan !" Lee Song Kim mengajak hwesio tua itu makan minum dan memang benar, masakan yang dihidangkan tanpa daging sedangkan munumannya air teh wangi, sesuai dengan pantangan seorang hwesio.
Karena dia memang lelah dan merasa lapar, Thian Khi Hwesio tidak sungkan-sungkan atau ragu-ragu lagi, segera makan minum, apalagi melihat tuan rumah juga makan minum dari mangkok dan cawan dengan hidangan dan minuman yang sama pula.
Setelah makan kenyang, Lee Kongcu mengajak kakek itu ke lian-bu-thia.
"Marilah, locianpwe, pertunjukan akan segera dimulai dan locianpwe merupakan seorang tamu kehormatan kami di antara banyak tamu yang hadir."
"Eh ? Apakah kongcu sedang mengadakan sebuah pesta ?"
Laki-laki tampan itu tertawa. "Boleh dinamakan pesta, ya memang pesta, pesta adu silat ! Marilah, locianpwe akan menyaksikan sendiri," katanya sambil mengajak tanunya memasuki lian-bu-thia (ruangan bermain silat) yang amat luas dan bersih, di samping sebuah taman yang besar dan indah pula.
Ketika memasuki ruangan terbuka ini, Thian Khi Hwesio terbelalak heran dan terkejut. Ada belasan orang yang hadir di situ dan kesemuanya membayangkan orang-orang yang memiliki ilmu silat tinggi. Dia hanya mengenal dua orang saja di antara belasan orang itu. Yang seorang adalah seorang kakek yang terkenal dengan nama Kam-kauwsu (guru silat Kam), seorang tokoh persilatan aliran Bu-tong-pai yang terkenal gagah perkasa, menjadi guru silat bayaran tinggi di Thian-cin.
Dia tahu bahwa Kam-kauwsu ini memiliki ilmu silat yang tangguh, terkenal sebagai seorang ahli gwa-kang (tenaga luar) yang kekuatannya dibandingkan dengan kekuatan gajah ! Adapun orang kedua yang dikenalnya adalah Tan-siucai (Mahasiswa Tan), seorang murid Pek-hwa-pai dari utara yang juga terkenal sekali sebagai seorang pendekar dari utara, dan ahli silat yang juga merupakan seorang ahli sastera yang selalu berpakaian sebagai seorang sasterawan. Sasterawan tua ini amat terkenal dengan pedang tipisnya yang dapat digulung dan dipakai menjadi sabuk.Dua orang gagah inipun terkejut melihat munculnya tuan rumah dan seorang hwesio tua yang mereka kenal sebagai wakil ketua Siauw-lim-pai ! Belasan orang lain juga memandang kepada hwesio tua itu dan mereka semua memandang kagum dan hormat ketika Lee Kongcu memperkenalkan Thian Khi Hwesio sebagai tamu agung dan wakil ketua Siauw-lim-pai. Kalau masih ada keraguan sedikit di hati para tamu ini, kini terhapus karena melihat betapa wakil ketua Siauw-lim-pai sendiripun hadir sebagai tamu dari orang she Lee yang aneh dan penuh rahasia ini. Mereka itu semua menerima undangan seperti halnya Thian Khi Hwesio, bahkan di antara mereka ada yang datang sebagai tawanan karena dipaksa! Namun, setelah berada di rumah laki-laki kaya raya yang aneh itu, merekapun diberi kamar dan dibiarkan bebas sampai pada hari itu mereka semua diminta berkumpul di lian-bu-thia setelah semua orang mendapatkan hidangan mewah di kamar masing-masing ! Ketika semua orang berkumpul di lian- bu-thia yang amat luas itu, baru mereka tahu bahwa di tempat ini berkumpul tokoh-tokoh pilihan dari aliran-aliran persilatan yang menjagoi di dunia kang-ouw. Apakah maksud Lee Kongcu, demikian nama tuan rumah seperti yang mereka kenal, mengundang dan mengumpulkan semua tokoh persilatan yang lihai ini ?

KAMU SEDANG MEMBACA
Pemberontakan Taipeng
FantasiCerita Silat Pemberontakan Taipeng adalah lanjutan dari Pedang Naga Kemala ( Giok Liong Kiam ) Pemberontakan yang di lakukan Raja lalim mengumpulkan pendekar aliran hitam yang di pimpin oleh Ong Siu Cu mencoba merebut pemerintahan Mancu. Namun ada p...