Jilid 7

724 12 0
                                        

"Harap jangan berkata demikian, sicu !" Sheila berkata cepat memotong dan suaranya mengandung penasaran.

"Ketahuilah bahwa selama bertahun-tahun ini, baru sekarang aku merasakan hidup penuh kedamaian, ketenteraman dan kebahagiaan. Aku suka sekali melakukan semua pekerjaan ini, jadi, kalau engkau merasa kasihan, hal itu tidak tepat bahkan lucu sekali."

"Toanio, engkau dahulu isteri seorang pendekar perkasa yang terkenal. Sekarang, selayaknya kalau engkau menjadi seorang isteri dan ibu rumah tangga yang terhormat dan hidup serba kecukupan. Akan tetapi sebaliknya engkau malah hidup di tempat yang amat sunyi, jauh tetangga jauh masyarakat. Toanio, kenapa sejak suamimu meninggal dunia, sudah belasan tahun lamanya, engkau tidak ...... tidak menikah lagi?"

Mendengar pertanyaan ini, wajah yang masih cantik dan nampak jauh lebih muda dari usianya yang sudah tiga puluh tahun lebih itu berubah kemerahan. Sheila yang sudah mengenal pemuda ini karena sering bercakap-cakap, tahu bahwa Ceng Kok Han adalah seorang pemuda yang gagah perkasa yang berwatak terbuka dan jujur, suka mengeluarkan isi hatinya melalui mulut tanpa sungkan lagi. Oleh karena itu, iapun tidak merasa tersinggung, lalu tersenyum lebar memandang pemuda itu.

"Wah, Ceng-sicu, engkau ini aneh-aneh saja. Siapakah orangnya yang suka dengan sungguh-sungguh mengawini aku? Seorang janda dengan seorang anak, perempuan kulit putih pula yang pada umumnya dianggap musuh. Kalau ada, mereka itu hanya berniat untuk mempermainkan aku saja. Karena itu aku tidak pernah menerima lamaran mereka, sicu. Aku harus menjaga kebahagiaan hidup anakku satu-satunya orang yang kumiliki di dunia ini."

"Engkau terlalu merendahkan diri, toanio. Engkau seorang wanita yang biarpun berkulit putih, namun amat cantik, bijaksana dan tidak kalah dibandingkan dengan wanita pribumi yang manapun."

Wajah itu menjadi semakin merah, dan hatinya terasa tidak enak karena pujian dari pemuda yang jujur itu semakin berlebihan.

"Sudahlah, sicu, harap jangan bicara tentang itu. Buktinya, sampai sekarang aku hidup berdua saja dengan anakku dan aku tidak pernah mengeluh."

"Akan tetapi, tanio, kalau sekiranya toanio ingin merubah kehidupan yang penuh dengan kesepian ini, kalau saja toanio sudi menerimanya, ada seorang pria yang dengan sepenuh hati, dengan sungguh-sungguh ingin membahagiakanmu, ingin mempersuntingmu sebagai isteri tercinta, bukan sekedar main-main seperti yang kukatakan yadi."

Sepasang mata yang biru itu terbelalak memandang Ceng Kok Han penuh selidik. "Sicu ..... ! Apa ...... apa maksudmu
...... ? Siapa siapa yang kau maksudkan itu?"

"Akulah pria itu, toanio. Kalau sekiranya engkau sudi menerima, aku ..... aku meminangmu untuk menjadi isteriku."

Sapu itu terlepas dari tangan Sheila. Matanya masih terbelalak memandang dan bibirnya yang setengah terbuka itu gemetar namun tidak dapat mengeluarkan suara. Kemudian ia memejamkan matanya, tidak tahu harus tertawa atau menangis karena hatinya ingin melakukan keduanya. Ia ingin tertawa karena geli hatinya bahwa seorang pemuda seperti Ceng Kok Han menyatakan cinta kepadanya melalui pinangan, dan ia ingin menangis karena merasa terharu mengetahui bahwa pemuda perkasa seperti Kok Han ini dapat dipercaya kata- katanya dan tentu sungguh-sungguh merasa suka dan kasihan kepadanya, bukan sekedar tertarik dan bermaksud mempermainkan terdorong oleh nafsu berahi semata. Akan tetapi ia cukup bijaksana untuk tidak melakukan keduanya, tidak menangis dan tidak tertawa, hanya memejamkan matanya sejenak dan menguatkan hatinya.

Kemudian ia membuka matanya memandang. pemuda itu masih berdiri di depannya, tegak dan gagah, dengan sikap menanti penuh kesabaran, menanti jawabannya. Ah, terasa benar olehnya kasih sayang yang hangat terpancar keluar melalui sinat mata pemuda itu dan iapun tahu benar bahwa hidup sebagai isteri pemuda ini tentu membawa ketenangan dan ketenteraman, terlindung dengan baik. Akan tetapi satu hal ia tahu pasti, yaitu bahwa ia tidak memiliki cinta kasih terhadap pemuda perkasa ini, walaupun ia merasa kagum dan suka.

Pemberontakan TaipengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang