MELIHAT Ceng Hiang dan Yu Bwee berpakaian ringkas dan memegang pedang, kelihatan demikian tenang dan gagah, hati kakek Ciu menjadi lega dan diapun cepat mengajak Yu Kiang untuk bersembunyi di dalam kebun yang gelap karena di situ terdapat banyak pohon-pohon dan semak-semak. Ceng Hiang dan Yu Bwee lalu berloncatan keluar dan melihat keadaan di dusun itu, mereka berdua menjadi marah sekali !
Ternyata para perampok itu sebelum menyerbu dusun, lebih dahulu membakari rumah-rumah penduduk.
Melihat ini, terpaksa Ceng Hiang dan Yu Bwee berpencaran dan mereka lalu menyerbu para perampok yang sambil berteriak-teriak dan tertawa-tawa melakukan kekejaman yang luar biasa. Membunuhi orang-orang lelaki, merampok barang-barang, ada pula yang memanggul wanita yang menjerit-jerit minta tolong.
"Jahanam busuk !" bentak Yu Bwee dan pedangnya berkelebat, menusuk dada seorang perampok yang memanggul seorang gadis remaja. perampok itu mengeluh dan roboh, sedangkan gadis remaja itu sudah disambar oleh tangan kiri Yu Bwee.
"Bersembunyilah!" kata Yu Bwee melepaskan gadis itu yang lari sambil menangis ketakutan. Melihat betapa ada kawannya yang roboh tewas, dua orang perampok menjadi marah dan dengan golok di tangan mereka menyerang Yu
Bwee."Perampok-perampok busuk !" Yu Bwee membentak, pedangnya berkelebat menangkis dan begitu pedangnya bergerak, terdengar suara nyaring dua kali dan dua orang itupun roboh mandi darah ! Kiranya sambil menangkis, gadis perkasa ini mengelebatkan pedangnya dan sekali sambar saja, pedangnya sudah membabat batang leher kedua orang perampok.
Gegerlah para perampok melihat ini. Di bagian lain, para perampok juga menjadi terkejut melihat betapa seorang wanita cantik, dengan pedangnya, juga mengamuk dan merobohkan beberapa orang perampok. Segera mereka memberi tanda dengan suitan-suitan dan kini muncul lebih banyak perampok, dipimpin oleh para perwiranya yang memiliki ilmu kepandaian cukup tinggi. Yang menerjang Yu Bwee kini adalah seorang perwira yang bermuka hitam, dibantu oleh belasan orang anak buahnya.
Perwira muka hitam itu memainkan siang kiam (sepasang pedang) dan melihat gerakannya, jelaslah bahwa dia seorang ahli silat yang cukup lihai. Pantas perampok-perampok Tai Peng ini berani mengganas, pikir Yu Bwee. selain jumlahnya banyak, terlatih, juga dipimpin oleh perwira yang lihai. Akan tetapi, begitu ia memutar pedangnya, perwira yang bermuka hitam itu mengeluarkan seruan kaget karena hampir saja lengan kanannya terbabat pedang gadis itu. Lengan bajunya robek dicium ujung pedang ! Dia lalu berseru kepada anak buahnya dan Yu Bwee dikeroyok banyak orang yang menghujankan senjata kepadanya. Namun ia tidak takut dan pedangnya diputar dengan cepat dan kuat sehingga banyak senjata para pengeroyok yang patah, dan ada pula beberapa orang yang roboh oleh tendangannya.
Ceng Hiang juga menghadapi pengeroyokan banyak orang. Bahkan ada dua orang perwira yang mengeroyoknya, dua orang yang lihai sekali, yang seorang bersenjata cambuk baja dan yang kedua bersenjata sebuah tombak gagang pendek.
Selain dua orang perwira yang lihai ini, masih ada belasan orang mengeroyoknya, namun seperti juga Yu Bwee, nyonya perkasa ini mengamuk dan sinar pedangnya merobohkan beberapa orang pengeroyok.Kini hanya dua orang wanita itulah yang menjadi pusat perhatian para perampok yang jumlahnya tidak kurang dari lima puluh orang itu. Mereka mengerahkan tenaga untuk merobohkan ibu dan anak itu, namun makin didesak, makin banyak anak buah mereka roboh sehingga akhirnya mereka menjadi gentar juga. Perwira muka hitam yang mengeroyok Yu Bwee maklum bahwa kalau diteruskan, tentu anak buahnya akan habis dibasmi gadis perkasa itu, dan diapun meloncat keluar kalangan, membiarkan anak buahnya mengepung ketat dan diapun lari untuk mencari teman-temannya yang boleh diandalkan. Akan tetapi, dia terkejut melihat betapa tak jauh dari situ, seorang wanita lain mengamuk, dikepung oleh kawan-kawannya bersama anak buah yang sama banyaknya.
Juga keadaan kawan-kawannya di situ menderita kerugian besar. Dia lalu mengeluarkan sempritan dan meniupnya berkali-kali, memberi tanda kepada kawan-kawannya untuk mundur. Apalagi dia melihat kawan-kawan lain sudah banyak yang membawa lari barang rampokan dan ada pula yang menculik gadis dusun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pemberontakan Taipeng
FantasyCerita Silat Pemberontakan Taipeng adalah lanjutan dari Pedang Naga Kemala ( Giok Liong Kiam ) Pemberontakan yang di lakukan Raja lalim mengumpulkan pendekar aliran hitam yang di pimpin oleh Ong Siu Cu mencoba merebut pemerintahan Mancu. Namun ada p...