3 Aleandra

1.6K 102 11
                                    

"Nyari siapa Neng" tanya lelaki paruh baya dengan celana selutut dan baju biasa terlihat seperti tukang kebun

"Ini rumah Bu Bianca?"

"Iya, ohh si eneng teh cari Bu Bianca saya kira cari Den Dhandra"

"Iya, Ibu Bianca nya ada?"

"Ada. Ayo masuk neng" Alea berjalan masuk ke rumah besar yang tampak tak berpenghuni, seperti Villa

Bersih namun sepi...

"Nyonya ada yang cariin" teriak pelan lelaki paruh baya di sebelah nya

"Siapa?"

"Av" bisik Alea

"Av nyonya"

"Bawa ke ruang keluarga Sep" Alea pun dia bawa ke ruang keluarga yang sangat sangat terasa hangat, sangat berbeda dari luar rumah itu, Dingin.

"Jadi kamu Av?"

"Iya Bu... jadi dimana TKP?"

"Tunggu... kamu masih sekolah?" Gadis itu mengangguk

"Kamu pindah sekolah, baru kamu bisa menjalankan misi ini"

"Ha? Tap--- tapiii" Alea tergagap, baru saja beberapa jam lalu tantenya menawarkan dirinya untuk tinggal di rumah nya dan sekarang wanita paruh baya dengan paras yang cantik ini

Menyuruhnya untuk pindah sskokahdan membiayai semua keperluan sekolahnya? Benar benar bukan sebuah kebetulan, apakah ini garis hidupnya?

"Saya urus semuanya. Karena sekolah yang kamu tempati satu lingkungan dengan sekokah putri saya"

"Saya akan memikirkan nya bu, nanti akan saya tanya kepada Mama dan Papa terlebih dahulu"

"Kamu tinggal di sekitar sini kan?" baru saja Av hendak mengeleng namun gadis itu mengurung niatnya. Identitas ada hal yang rahasia, tidak ada yang boleh tau sedikitpun tentang kehidupan realnya

Karena kemungkinannya dia akan mati, karena musuh mengetahui pergerakannya, setiap saat.

"Gampang lah, kalau kamu memang tinggal sini"

Hening

"Kalo boleh tau, rumah Ibu ga ada CCTV?"

"Jangan ibu, Tante aja. Ada, waktu itu sudah saya coba periksa namun kaset itu hilang, enggak ada dimanapun, Sepertinya yang membunuh putri saya tau dimana letak kamera CCTV tersebut dan membuang kaset rekamannya, yang hanya satu satunya tanda bukti"

"Sidik jari?"

"Tidak ada sedikit pun. Hanya sidik jadi Putri saya" Av melihat betapa perihnya hati Bianca, hidupnya di penuhi dengan keingintahuan dan kepastian yang tiada ujungnya

Di tambah lagi tidak ada yang mau membantunya "Apa mungkin orang dalam?" Tanya Alea

"Mereka semua sedang pulang kampung seminggu sebelum kejadian. Di rumah hanya ada saya yang saat itu sedang tidur, anak pertama saya dan Putri saya"

"kalau boleh saya tau, anak ibu ada berapa?"

"Ada 3" Alea hanya bergumam, lalu gadis itu menatap jam kecil di pergelangan tangannya

"Tante saya izin pulang ya sudah jam 6"

"Iya, kamu hati hati di jalan ya" dan setelah itu Alea pulang menuju rumah tantenya dan melanjutkan perjalanan menuju bandung, karena besok dia bersekolah

Vote komen jan lupa yaa!

Rencana up tiap hari sih, doain aja biar otak encer mulu kaya es kepal

AleandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang