Petugas kesehatan terlihat hilir mudik di koridor sekolah. Begitupun dengan anggota kepolisian dan beberapa siswa yang begitu ingin tau dengan kejadian yang terjadi. Terlebih di gudang belakang sekolah. Disana begitu ramai dengan petugas kesehatan, anggota kepolisian, siswa, dan pihak sekolah. Mungkin disana juga ada wartawan yang tengah meliput kejadian yang telah menimpa sekolah yang terkenal ini.
Tadi pagi sekolah begitu heboh ketika petugas kebersihan yang akan membersihkan gudang menemukan mayat di gudang sekolah. Mayat tersebut merupakan salah satu orang yang sering menyiksa Bisu. Aku tidak peduli siapa namanya. Aku hanya melihat fotonya di mading sekolah yang juga memuat berita tentangnya dengan headline Salah satu siswa ditemuka meninggal dalam kondisi mengenaskan didalam gudang. Yeah tim jurnalistik sekolah memang cepat dan tanggap dalam menghimpun berita. Aku mengapresiasi mereka. Terlebih mereka juga memuat foto mayatnya dan mendeskripsikan kondisi mayat tersebut. Seolah mereka telah mengamati mayat tersebut.
Dalam beritanya dijelaskan bahwa mayat ditemukan dalam kondisi hancur. Bagian badan, tangan dan kaki sudah terpisah satu sama lain. Bola matanya telah dicabut dari tempatnya. Begitupun dengan lidahnya. Mayat bisa dikenali oleh temannya dengan seragam sekolah yang ditemukan tidak jauh dari mayat.
Orangtua korban pembunuhan tersebut menuntut sekolah. Mereka berkata bahwa sekolah ini diragukan keamanannya. Dan juga menuntut sekolah atas kematian anak mereka. Aku hanya bisa tertawa dalam hati. Mungkin ini karma yang diterima anaknya. Mereka–orangtua korban pembunuhan itu tidak tau saja selama ini apa yang dilakukan anaknya di sekolah. Atau mereka tahu hanya saja mereka tidak peduli akan apa yang anak mereka lakukan?
"Astaga, aku terkejut mendapati peristiwa pembunuhan di sekolah kita. Sungguh ini bukan pembunuhan biasa. Korbannya benar-benar dibunuh secara mengerikan! Aku sempat melihat mayatnya tadi." Teman sebangkuku tiba-tiba duduk disebelahku kemudian bercerita. Aku tidak begitu mendengarnya. Tanpa dia bercerita pun aku sudah tau.
"Menurutmu, siapa pembunuhnya?" tanyanya kemudian.
Aku menggendikkan bahuku. Aku lebih suka melihat orang berlalu lalang dihadapanku ketimbang mendengarnya cerita.
"Apakah pembunuhnya ada di sekitar kita? Maksudku, apa pembunuhnya juga merupakan bagian dari sekolah ini? Bisa saja kepala sekolah, guru, siswa, penjaga kantin, atau tukang kebun."
"Kau bisa dipenjara dengan perkataanmu barusan." Spontan dia menutup mulutnya dengan tangan.
"Aku hanya mengira saja," elaknya.
"Berhenti bertanya padaku. Semua pertanyaan yang kau tanyakan padaku, aku tidak tau jawabannya. Jika aku tau, mungkin aku sudah menghadap ke kepolisian untuk melapor." Dasar pengganggu! Lanjutku dalam hati.
"Ah, tidak asik! Aku mengajakmu berdiskusi, kau tau? Tapi sepertinya kau tidak tertarik dan justru tidak mendengarku. Jadi lebih baik aku pergi saja." Setelah itu, dia pun berlalu meninggalkanku. Begini lebih baik. Aku memang menyukai kesendirian.
***
Aku pulang lebih lambat dari biasanya. Aku menyempatkan diriku untuk mengerjakan tugas terlebih dahulu di kelas agar aku bisa langsung tertidur begitu aku tiba dirumah. Disaat aku berjalan, aku mendengar suara. Seperti gumaman tapi terdengar keras seperti teriakan. Aku langsung mengambil kesimpulan bahwa suara tadi adalah suara teriakan bisu. Apa kali ini dia disiksa lagi? Oleh siapa?
Aku langsung mencari asal suara tersebut dan mengikutinya. Aku tidak berniat membantunya. Aku sadar, aku perempuan. Aku tidak cukup kuat untuk menolong bisu kalaupun aku berniat menolongnya. Aku hanya ingin mengamati kali ini apalagi yang mereka lakukan terhadap bisu. Juga alasan mereka kembali menyiksa bisu. Mengingat ketua dari mereka kini sudah tidak bernyawa. Apakah mereka tidak memikirkan temannya yang sudah meninggal? Saat ini seharusnya mereka dalam suasana berduka. Setidaknya mereka mengunjungi rumah duka dan ikut prosesi pemakaman. Bukan malah bersenang-senang disini. Well, aku menganggap menyiksa dan menindas kaum lemah adalah kesenangan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
BISU
Mystery / ThrillerHanya bisa diam tanpa mampu membantah Hanya bisa mendengar tanpa mampu berbicara Hanya bisa menerima tanpa mampu melawan Dia memang bisu, tidak bisa bicara. Tapi dia juga manusia yang berhak diperlakukan sebagaimana mestinya. 27 Januari 2017