A DREAM

107 4 2
                                    

"Dimana aku?", tanyaku heran.

Aku melihat sekeliling dan mendapati diriku di dalam hutan dan hutan ini kabutnya sangat tebal. Kemudian aku bangun dan meraba - raba ranting pohon agar tidak terjatuh karena aku terselimuti oleh kabut. Aku tak dapat melihat apapun yang berada didepan mataku.

Saat aku berjalan, tiba - tiba terdengar suara bisikan dari jauh, "Anna...".

Aku yang mendengar suara itu kemudian berjalan pelan mengikuti suara itu, semakin jauh aku mengikuti, semakin dekat suara itu.

"Anna.. Kemarilah..".

Suara itu semakin kuat terdengar di telingaku.
Aku terhenti.. Ada seseorang berdiri disana, namun aku tidak bisa melihat dengan jelas karena kabut.

"Sii.. Siapa kau?", tanyaku dengan tangan gemetaran.

Saat aku menanyakan itu padanya, tiba - tiba ia berjalan mendekatiku. Oh tidak! Dia semakin dekat! Apa yang harus ku lakukan sekarang???
Aku ketakutan, dia semakin dekat..

Tapi, sebelum aku melihat sosok itu, aku di bangunkan oleh Bunda.

"Anna! Bangunn! Kenapa kamu berteriak?", tanya Bunda dengan cemas.

Aku terbangun dan astaga, aku berkeringatan. Hampir seluruh tubuhku basah oleh keringat. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Bunda karena masih ketakutan. Bunda melihatku yang gemetaran lalu mengambilkanku segelas air.

"Minumlah", kata bunda.

Setelah itu, aku merasa sedikit lebih tenang dan menjawab pertanyaan Bunda, "Aku mimpi buruk, bun. Seseorang memanggilku dalam hutan".

Bunda tersenyum dan berkata,"Sudah.. Itu hanya mimpi, ayo tenangkan dirimu dan turunlah untuk sarapan".

Kemudian Bunda melangkah keluar dari kamarku. Aku mulai teringat lagi akan mimpiku dan bertanya - tanya dalam hati 'sebenarnya itu apa? Sungguh mimpi yang seram sekali'. Mengingatnya saja bulu kuduk ku sudah berdiri semua.

===

Pukul 08:00, Kamar Anna.

Menghabiskan waktu dengan membaca buku memang cara yang terbaik jika aku tidak memiliki hal untuk dilakukan dan sekarang aku sedang membaca buku yang berjudul 'Magicae'. Buku yang tidak sengaja ku temukan di sebuah peti kecil dalam gudang tua belakang rumahku. Orang - orang mengatakan bahwa aku aneh karena menyukai buku yang seperti itu. Namun, aku tidak memperdulikan mereka.

Setelah membaca, aku menutup buku ku dan berjalan menuju ke arah jendela yang mengarah ke arah utara. Ya, di dalam kamarku terdapat dua jendela. Satu jendela mengarah ke arah Timur dan satunya lagi sudah pasti Utara. Disebelah timur, aku bisa melihat matahari terbit yang menyinari taman bunga belakang rumahku sehingga tampak begitu indah. Sedangkan di sebelah utara, aku bisa melihat hutan yang tertutup oleh kabut. Melihatnya aku menjadi teringat akan mimpi burukku. Hutan itu sangat mirip dengan yang kumimpikan, sampai - sampai aku berpikir 'bagaimana jika itu adalah hutan yang kumimpikan?' Aku sangat mempertanyakan semua itu.

Ketika aku sedang memikirkan mimpi dan hutan itu. Aku tak sadar Madeline datang kerumah dan bahkan ia sudah memasuki kamarku.

"Heii!! Sedang apa kau, kenapa melamun seperti itu?", kata madeline.

"Eh!", aku terkejut dan tersadarkan dari lamunanku itu.

"Hehe, terkejut ya", katanya.

Aku hanya tersenyum ketika Madeline mengatakan itu. Dan Madeline menyadari sesuatu.

TENEBRIS FORESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang