Suasana istana pada pagi ini sangat ramai. Para prajurit berjalan kesana kemari untuk berjaga-jaga dengan orang-orang istana yang berlalu lalang dan sebagian dari mereka menanyakan penjaga istana apakah mereka melihat sesuatu atau apapun hal yang berkaitan dengan Darzhem. Para penjaga mengatakan untuk sekarang mungkin keberadaan Darzhem belum bisa dipastikan dan beberapa orang yang menjadi mata-mata kami juga mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda kedatangan Darzhem. Aku mendengar orang itu mengatakan kepada para penjaga untuk berhati-hati karena Darzhem bisa menyamar menjadi siapapun dan apapun. Oleh karena itu para penjaga harus waspada kepada siapapun yang datang ke Nartheas.
"Apakah anda yang bernama Anna?", tanya seorang prajurit.
"Ya?"
"Englemira menunggu anda di belakang istana", katanya.
"Oh. Baiklah, terimakasih sudah memberitahuku", ucapku pada prajurit itu.
Prajurit itu kemudian meninggalkan kami. Setelah itu aku dan Mad pun menuju ke belakang istana. Sesampainya aku disana, Englemira sedang berbincang dengan Tuan Ephraim. Saat mereka melihat kedatangan kami, Tuan Ephraim menyuruh kami untuk mendekat. Aku dan Mad mengangguk an kepala dan berjalan mendekati mereka.
"Kalian sudah siap?", tanya Englemira padaku dan Mad.
"Siap untuk apa?", tanya Mad padanya.
"Kalian ingin mempelajari sihir dan melatihnya kan?", jawab Englemira.
"Oh, ya benar", jawab Mad tertawa kecil.
"Baiklah, sekarang ikuti arahan ku dan jangan lupa fokuskan pada dirimu. Tuan Ephraim akan mengamati perkembangan kalian", jelasnya.
Mad dan aku mengikuti arahan yang diberikan oleh Englemira. Setelah itu, Englemira menyuruh kami untuk mencobanya tanpa arahan darinya. Aku mengangguk kemudian menutup mataku dan berusaha untuk merasakan hal-hal yang berada di sekitarku. Aku memfokuskan diriku pada angin, kemudian aku bergumam mengucapkan mantra yang di ajarkan Englemira padaku.
Aku tidak percaya ini, aku berhasil lagi. Ah! Astaga! Aku merasa senang sekali. Tuan Ephraim bahkan memujiku karena aku mempelajari sihir dengan sangat cepat yang bahkan seorang penyihir saja tidak langsung bisa.
"Wah! Anna, bagaimana kau melakukannya? Kau sangat mahir! Aku sendiri saja tidak bisa melakukannya sebaik itu", kata Mad terkagum - kagum.
Aku tersenyum sambil melihat kedua telapak tanganku, "Entahlah, aku juga tidak tau. Tapi aku merasa sangat senang"
Mad menepuk pundak ku, "Ya, aku juga senang melihatnya. Sepertinya kau akan menjadi seorang penyihir yang hebat"
"Ah, semoga saja. Aku pun berharap begitu. Aku ingin membasmi Darzhem..", tiba tiba saja aku melamun dan, "Tuan Ephraim. Bolehkah aku bertanya?"
"Tentu. Apa yang ingin kau tanyakan, putriku?", sahut Tuan Ephraim.
"Kenapa buku ini.. Mm... Maksudku kenapa buku ini memilihku? Aku sangat bingung. Kenapa buku ini harus memilihku yang bukanlah seorang penyihir dan bahkan tidak tau apapun tentang ini? Aku juga yang bukan berasal dari Nartheas?"
Tuan Ephraim tertawa kecil, "Kau sungguh ingin tau, Anna?"
"Ya, aku ingin mengetahui alasannya dan aku berhak mengetahuinya", jawabku.
"Kau sangat berani, anna. Ikutlah denganku"
Aku mengikuti Tuan Ephraim. Kami masuk ke istana dan berjalan ke arah ruang baca istana. Setelah memasuki ruang baca istana. Tuan Ephraim mencari sesuatu. Aku tidak tau pasti apa yang di carinya. Aku hanya melihat dan menunggu jawaban dari pertanyaanku. Tuan Ephraim mengambil sebuah buku dan memberikannya padaku.
"Apa ini, Tuan?", tanyaku sedikit bingung.
"Jawaban dari pertanyaanmu ada dibuku ini. Bukalah", kata Tuan Ephraim.
Aku membuka buku itu. Awalnya aku tidak menemukan apapun hingga sampai ditengah buku. Apa yang kulihat sungguh membuatku terkejut. Kenapa fotoku ada disini? Aku juga memakai mahkota. Tapi ini tidak mungkin, pasti itu orang lain yang mirip denganku.
"Kau pasti bingung melihat foto ini, bukan?", kata Tuan Ephraim.
"Aku tidak mengerti. Kenapa wajahnya mirip sekali denganku?"
Tuan Ephraim tersenyum, "Ini adalah dirimu, Anna. Dulu, kau adalah seorang Ratu di kerajaan ini. Darzhem adalah orang sangat dekat denganmu. Hingga suatu hari ia berubah saat dia tau soal buku itu. Ia ingin menguasai dunia sihir dengan buku itu. Dan pada suatu hari, ia menyerang kerajaan ini. Hingga akhirnya Ratu Anathasia mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan kerajaan ini"
"Tapi ini tidak mungkin, bukankah seseorang yang meninggal memerlukan waktu sekitar 1000 tahun untuk reinkarnasi? Aku rasa buku ini salah memilihku! Ini sangat tidak masuk akal!", jawabku.
"Ya. Memang. Dan itu sudah terjadi", jawab Tuan Ephraim.
"Apa? Ini tidak mungkin! Dan jika itu memang benar, seharusnya Darzhem sudah bisa menguasai kerajaan ini. Bukankah seharusnya begitu?"
"Buku sihir itu, anna. Sepertinya anda melupakannya", sahutnya.
"Oh, ya. Maaf, aku melupakan hal ini. Tapi kenapa Darzhem harus mendapatkan buku ini terdahulu, sedangkan dia mempunyai kekuatan? Dan kurasa kekuatannya itu sudah cukup untuknya menaklukkan kerajaan ini"
"Darzhem memang memiliki kekuatan, tapi kekuatannya masih lemah, ia tidak akan bisa melawan kami semua dengan kekuatannya yang lemah. Karena itulah dia memerlukan buku sihir ini agar kekuatan sihirnya bertambah"
"Hmm, baiklah. Dia tidak bisa melawan kita semua sekaligus. Bagaimana jika dia menyerang satu persatu orang dari kita secara diam-diam?"
Tuan Ephraim terdiam, lalu berkata, "Sepertinya anda benar. Aku tidak memikirkan hal ini sampai sejauh ini."
"Ya. Kurasa sekarang Tuan harus memikirkannya"
"Ya. Apakah pertanyaanmu sudah terjawab?", tanyanya padaku.
"Tidak juga. Aku tidak terlalu mengerti. Dan aku punya pertanyaan. Bolehkah aku bertanya?"
"Tentu. Silahkan."
"Darimana kalian tau bahwa aku akan datang ke sini?", tanyaku.
"Ramalan, Anna."
*halo!! Saya kembali!! Dan maaf ya karena baru publish skrg ^^ semua itu dikarenakan saya kehilangan ide untuk lanjutan ceritanya dan ditambah lagi kondisi kesehatan saya yang memburuk 😁
baca terus ceritaku yaa!!! Terimakasihhhhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
TENEBRIS FOREST
FantasyPernah dengar kata misteri? Pasti kalian sudah tau apa yang di namakan misteri. Kata itu sudah tidak asing bagi kita semua, bahkan ada yang mengatakan bahwa misteri adalah sebuah teka teki yang harus dipecahkan. Iya! Itu memang benar, misteri itu se...